Share

Aroma Kenyamanan

Tanpa menggubris pria itu, aku pun pergi dengan keadaan kesal dan memutuskan untuk meminjam buku itu dan membacanya di rumah. Tepat ketika aku berdiri di depan mesin minuman kaleng, seseorang kembali membuatku kesal.

Kling…

“Kamu lagi? Apa kamu tidak bisa mengantre?” tanyaku kesal kemudian menatapnya.

Dia tidak menjawab petanyaanku dan meneruskan perbuatan menyebalkannya. Ketika minuman itu sudah turun dari mesin, dia kemudian mengambilnya dan memberikannya kepadaku.

“Apa maksudmu memberi minuman ini?” tanyaku terkejut saat dia menyodorkan minuman itu.

“Minumlah, ini akan meredakan rasa kesalmu,” jawabnya kemudian tersenyum.

“Astaga, kenapa kamu juga tersenyum? Kamu membuatku takut,” ucapku mundur beberapa langkah setelah menerima minuman itu.

“Aku Ravi,” ucapnya kemudian menyodorkan tangan untuk bersalam

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status