Share

2. Diusir

"Alan, aku bisa menjelaskan semuanya. Kami hanya..."

Belum sempat Elena melanjutkan kalimatnya, seorang pria asing tiba-tiba muncul di sebelah Alan sambil membawa sebuah paper bag.

"Pesananmu," kata pria itu sambil menjulurkan paper bag itu ke belakang Elena.

Refleks Elena menolek ke belakang dan melotot ketika melihat Jack hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian privatnya. Ia menelan ludah dengan susah payah, lalu kembali melihat Alan.

Sepupunya itu menaikkan sebelah alisnya, apalagi ketika melihat beberapa tanda merah di tubuh bodyguard itu. Jantung Elena seperti ingin meledak dan wajahnya terasa panas dingin.

"A-aku tidak berselingkuh. Demi Tuhan, kami dijebak. Aku bahkan tidak tahu siapa yang membawaku ke kamar ini. Kami sama-sama tidak sadar setelah meminum sampanye kemarin," jelas Elena dengan terburu-buru.

Jack sama sekali terlihat tidak peduli pada mereka dan langsung masuk kembali ke kamar mandi sambil membawa paper bag itu.

"Bisa kau jelaskan semuanya dari awal?" tanya pria itu sambil masuk ke dalam kamar.

Elena buru-buru menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam. Dia menjelaskan semuanya, termasuk bagian dimana Jack menerima minuman dari Bella.

"Tolong, jangan sampai siapapun tahu mengenai hal ini. Aku benar-benar tidak pernah berniat untuk mengkhianati Lucas."

Alan hanya diam dan terlihat berpikir. Pria itu sama sekali tidak terusik ketika Jack keluar dari kamar mandi dan keluar dari kamar tanpa sekalipun pamit pada mereka.

"Alan?"

Pria yang dipanggil namanya itu menatap Elena dengan tatapan yang sulit diartikan. Elena ingin sekali berteriak karena sepupunya itu susah sekali dipaksa untuk bicara. Hampir mirip dengan Jack.

"Alan!"

"Aku akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Kau lekaslah pulang agar tidak ada yang curiga. Masih jam 6 pagi. Bilang saja kau sedang menginap di rumahku."

Setelah itu Alan keluar dari kamar, meninggalkan Elena sendirian dengan pikiran berkecamuk.

***

Selama dalam perjalanan menuju ke mansion ayahnya, hanya ada keheningan yang memenuhi mobil. Sejak meninggalkan Elena bersama Alan tadi, pria itu tidak kembali lagi ke dalam kamar. Meninggalkan Elena sendirian di kamar hotel untuk sarapan.

Bahkan sampai detik ini, ia tidak tahu siapa yang menyewa kamar hotel itu. Ia sudah memaksa resepsionis untuk memberitahunya, namun mereka menolak dengan alasan privasi.

"Anggap saja apa yang terjadi di antara kita adalah sebuah kesalahan. Jangan sampai ada yang tahu," kata Elena dengan wajah lesu dan tak bersemangat.

Pria itu hanya menoleh padanya sekilas, lalu kembali fokus pada jalanan di depannya. Seharusnya Elena melupakan kejadian itu, tapi tentu saja ia tidak bisa. Ia sudah tidak gadis lagi dan pria di sampingnya adalah pelakunya. Seharusnya ia memaki-maki pria itu dan menuntut ganti rugi.

Tapi lagi-lagi ia hanya bisa mengesah. Jack tidak tahu apa-apa. Pria itu juga tidak sadar setelah meminum sampanye tadi malam. Dalam hati ia bertanya-tanya, apakah pria itu juga tidak terima atau justru menikmatinya? Tadi ia sempat mendengar pria itu menyebut nama Claire dan mengira sedang bercinta dengan wanita itu alih-alih dirinya.

Entah kenapa hati Elena terasa nyeri. Meskipun ia marah karena pria itu merenggut kehormatannya, tapi ia merasa terhina karena dikira sebagai wanita lain. Apakah Claire itu kekasihnya? Apakah pria itu juga merasa bersalah?

Lain kali ia akan menemui wanita itu dan menjelaskan semuanya jika mereka sampai bertengkar.

"Apa perlu saya menemani anda masuk?"

Pertanyaan itu membuyarkan pemikiran-pemikirannya hingga tidak sadar bahwa mereka telah sampai di depan mansion megah milik keluarga Pierce. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang dan perutnya terasa mulas.

Ia merasa akan ada sesuatu yang terjadi, namun tidak tahu apa. Rasa tidak nyaman itu menjadi pertanda seperti yang sudah-sudah.

"Kau bisa ikut masuk denganku," putus Elena setelah menarik nafas dalam dan menghembuskannya berkali-kali untuk mengusir rasa gugup yang mengganggu.

Mereka melangkah mendekati pintu mansion yang terlihat sepi dari luar. Begitu pintu terbuka, Elena segera memasuki mansion dengan langkah tegap, sampai tiba-tiba wajahnya tertimpuk oleh sesuatu hingga kepalanya mundur ke belakang.

"Masih berani kau pulang ke sini?"

Suara menggelegar penuh amarah menyambut kepulangannya. Elena mengangakan mulutnya ketika melihat banyak foto berceceran di lantai setelah dilemparkan ke mukanya dengan kasar.

Ia mengambil salah satu foto dan melihatnya. Matanya membelalak tak percaya, lalu mendongak untuk melihat ayahnya. Thomas Pierce berdiri tidak jauh di hadapannya, ditemani oleh ibu tirinya dan adik tirinya. Yang lebih mengejutkan lagi, Lucas berdiri di samping adik tirinya dengan pandangan terluka.

"Dasar perempuan jalang! Kau sebentar lagi akan menikah dengan Lucas, tapi kau malah berselingkuh dan tidur dengan bodyguardmu sendiri. Dasar murahan! Kau benar-benar telah mencoreng nama baik keluarga ini," pekik Thomas dengan wajah memerah.

"Aku bisa menjelaskan semuanya. Aku benar-benar tidak tahu kenapa aku bisa tidur dengan Jack. Aku berani bersumpah, aku tidak mengingat apapun!" bantah Elena tak mau kalah.

Ia merobek-robek foto-foto menjijikkan itu dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Aku yakin ada yang menjebakku. Bukankah kau sendiri tahu musuhmu ada dimana-mana?" Lalu Elena melihat Miranda, ibu tirinya yang sejak awal masuk ke mansion ini sudah sangat dibencinya. Ia menuding wanita itu dengan nafas memburu. "Aku yakin dia yang melakukannya."

Wanita ular itu memasang wajah terluka dan menunduk untuk mengusap matanya.

"Kakak, kami sangat menyayangimu. Kami juga terkejut dengan berita ini. Bangun-bangun semuanya sudah geger karena foto-fotomu tersebar luas di internet," kata Bella dengan wajah sedih.

Tubuh Elena langsung membeku. "Ap-apa?"

"Semua orang sudah tahu mengenai kelakuanmu dan mereka menertawakanmu yang tidak bisa menahan nafsumu. Kau selama ini terlihat baik-baik, tapi ternyata kau hanyalah perempuan yang haus belaian," hina Thomas tak berperasaan.

Elena menggeleng tak terima. "Kalian lebih percaya dengan foto yang bisa diedit oleh siapa saja di jaman serba canggih ini?"

"Apa kau bisa menyangkalnya? Apa kau bisa menjelaskan tanda merah di leher bodyguardmu itu? Sebegitu hausnya kau, sampai-sampai kau memilih lelaki rendahan sepertinya dibandingkan dengan Lucas yang jauh lebih terhormat," sembur Thomas.

Elena bisa saja berkelit, tapi foto-foto itu terlihat asli. Pertanyaannya, siapa yang memfoto mereka? Siapa yang ikut masuk ke kamar hotel dan dengan kurang ajarnya memfoto dirinya dan Jack yang sedang dalam posisi sangat intim dan tanpa busana?

Terlihat seperti telah direncanakan dengan rapi dan matang sebelumnya.

"Pergilah dari mansion ini dan jangan kembali lagi," kata Thomas dengan dingin. "Pelayan! Bawa kopernya ke sini dan berikan padanya!"

Elena mengerjap ketika melihat seorang pelayan yang memakai seragam hitam menarik kopernya dan meletakkannya di hadapannya.

"Ayah mengusirku?" pekiknya tak percaya.

"Kau telah mencoreng nama baik keluarga Pierce dan Greenlake Corporation. Kau sudah tidak pantas lagi untuk berada di sini. Mulai saat ini kau dipecat."

"Aku hanya tidak sengaja tidur dengan bodyguarku, bukan membunuh seseorang. Bukankah ini terlalu berlebihan? Aku yang memajukan perusahaanmu selama ini."

Thomas melengos. "Posisimu akan digantikan oleh Bella."

"Apa? Dia bahkan bukan anak kandungmu! Apa kau sudah gila?" teriak Elena marah.

"Kau bahkan tidak sopan dengan ayahmu sendiri. Bella selama ini selalu bersikap baik dan tidak pernah berbuat ulah. Tidak sepertimu," balas Thomas dingin.

Amarah itu sudah tidak bisa lagi ditahannya. Elena menatap Miranda dan Bella yang masih memasang wajah terluka dan iba, tapi itu semua hanyalah pura-pura. Dia tahu pasti sifat asli mereka. Ia bahkan tahu apa saja skandal Bella di luar sana.

Matanya beralih pada Lucas yang masih menatapnya dengan terluka. Saat ia ingin meminta dukungan dari kekasihnya itu, tiba-tiba ia melihat seringai kecil di bibir pria itu. Ia mengerjap dan seringai itu sudah tidak ada di sana.

Detik itu juga, Elena sadar. Ia terlalu fokus pada perusahaan sampai tidak tahu apa yang mereka semua lakukan di belakangnya.

"Maaf, Elena. Aku tidak menyangka kau tega berselingkuh di belakangku. Apalagi dengan pria rendahan seperti dia." Lucas menatap ke arah Jack dengan pandangan merendahkan dan terlihat jijik. "Aku rasa lebih baik hubungan kita berakhir di sini saja."

Elena bahkan tidak berniat untuk menjelaskan ataupun memohon-mohon. Bertahun-tahun berkecimpung di dunia bisnis yang kejam, ia sudah terbiasa mengamati ekspresi dari rekan-rekan bisnis dan lawannya. Ia bukanlah perempuan yang bodoh dan naif. Seringai kecil, bahkan sangat tipis di bibir Lucas sudah menjelaskan semuanya.

Ia mengangguk, lalu tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan beberapa kali. Keempat orang di hadapannya menatapnya seolah-olah ia sudah gila.

"Baik. Aku akan pergi dari sini."

Ia menatap Thomas dengan seringai miring penuh arti. "Kau yang paling mengerti aku, ayah."

Mata Thomas membelalak. Pria yang masih terlihat bugar di usia 50 tahun itu mengepalkan tangannya.

Elena berbalik sambil menyeret kopernya, namun Jack langsung mengambil alih. Ia bahkan tidak sadar pria itu sejak tadi masih berdiri di belakangnya. Mereka menuju ke mobil Elena dan segera melaju meninggalkan mansion.

"Anda baik-baik saja?" tanya Jack dengan wajah khawatir. Berkali-kali pria itu menoleh ke arahnya.

Elena mengangguk, lalu menggeleng. "Aku bahkan masih memproses apa yang sedang terjadi."

Ya, Elena sudah terbiasa menghadapi berbagai masalah berat, dan ia terbiasa bersikap tenang. Emosinya masih sebatas amarah yang meledak-ledak karena perlakuan ayahnya dan tidak terima karena Bella akan mengambil alih seluruh kerja kerasnya.

"Mau saya bantu untuk balas dendam?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Pairus
...kurang panjang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status