"Jangan mengada-ada! Dia tidak punya perasaan yang seperti itu!"Jack sengaja mengabaikan Elena dan terus melangkah menuju ke pintu restoran."Sayang, kenapa kau jadi begini? Aku hanya mengaguminya. Yang kucintai tetap dirimu."Ingin sekali ia tertawa, tapi sebisa mungkin ia tahan. Sekali-sekali memang perempuan harus diberi pelajaran. Terus mencurigai pria dengan wanita lain padahal sibuk bekerja, tapi mereka sendiri bisa bebas bertindak sesuka hati tanpa memikirkan perasaan pasangannya.Mereka pikir laki-laki tidak punya perasaan? Hanya gara-gara beberapa pria yang suka selingkuh, kaum perempuan langsung memukul rata semua laki-laki pasti juga suka selingkuh.Saat ia keluar dari restoran, semua bodyguard yang berjaga di depan langsung membungkuk. Termasuk bodyguard yang mengawal Jin Woo dan rekan-rekannya. Banyak wartawan yang langsung mengarahkan kamera ke arahnya.Di saat itulah, Jack baru menyadari bahwa istrinya tidak kunjung menyusul. Ia menoleh ke belakang dan terkejut ketika
"Kau gagal."[Kau tidak bilang bahwa perempuan sialan itu tidak selemah jalang pribadimu, brengsek! Dia dijaga oleh banyak sekali bodyguard. Aku bahkan tidak bisa menemukan celah untuk sekedar mendekatinya sendirian.]David Foster mendengkus. Dia berjalan dengan kaki pincang menuju ke dinding kamar yang dipenuhi oleh foto-foto Elena yang diambil secara diam-diam."Kau memang bodoh. Kakekmu adalah anggota elite global, tapi kau sangat tidak berguna seperti sampah. Wajahmu saja tidak menarik. Dasar perempuan sampah."[Brengsek! Akan kubunuh kau setelah ini! Kalau saja bukan karena Jack, aku tidak akan sudi mengikuti apa maumu.]Tawanya mulai menggema. Awalnya lirih, lama-kelamaan menjadi keras.[Kau memang gila!]"Kau bahkan tidak sanggup membuat Jack kembali terjebak seperti skandalnya dulu." David meremas foto Jack yang diambil oleh salah satu agen yang berkhianat. Foto ketika pria itu baru saja berhasil menangkap Matthew Patt, sang ayah.Sayangnya, Jack memang terlihat sangat tampan
"Apa maksudmu, Pak Tua? Kenapa kau ingin menyingkirkan Elena? Dia salah apa?"David memang bukan orang yang bodoh. Dia bahkan bisa meraih posisi jenderal dengan kemampuannya sendiri, bukan karena bantuan dari Nicklaus Hunter seperti yang dikatakan oleh pria tua itu. Tapi masalah bisnis dan politik, ia masih belum paham sampai sekarang.Kenapa Elena selalu menjadi incaran? Dulu, ketika ayahnya masih hidup dan masih berpura-pura menjadi ayah kandung Elena, pria itu bercerita bahwa Elena sering mendapatkan serangan dari banyak pihak selama menjabat sebagai CEO di usia yang terlalu muda.Kalau saja Alan Brown tidak menjadi tameng dan Edward Brown tidak menempatkan banyak pengawal bayangan di sekitar wanita itu, mungkin Elena hanyalah tinggal nama sekarang.Dan ia adalah salah satu orang yang pernah melindungi Elena secara diam-diam ketika sniper suruhan ayahnya hendak menembak kepala wanita itu. Ia pula yang menabrak mobil yang dulu mengincar Elena setelah pulang dari gedung Greenlake, se
"Seharusnya kau beristirahat saja di rumah. Kalau kesepian, bisa ke rumah mama." Jack memegangi lengan Elena dan memperlakukannya seperti orang sakit."Ck, sudah dua hari sejak kita kembali dari Korea Selatan, aku hanya tiduran saja di kamar. Rasanya badanku justru pegal semua. Aku harus banyak gerak agar kakiku tidak membengkak," gerutu Elena dengan wajah masam.Kandungannya sudah memasuki bulan kelima. Morning sickness sudah tidak lagi menyerangnya, tapi berganti dengan pegal-pegal, punggung sakit, kepala pusing, dan kaki kram di malam hari."Aduh, kenapa aku jadi cepat sekali lelah? Padahal jarak dari tempat parkir ke sini tidak terlalu jauh," keluhnya sambil duduk di kursi tunggu di depan sebuah ruang rawat."Karena usia kehamilanmu semakin tua."Jawaban dari suaminya membuat mood Elena memburuk. Ia menatap tajam Jack dengan mata melotot."Sudah tahu hamil itu tidak enak seperti ini. Padahal aku masih harus menderita selama 4 bulan ke depan. Kalian para laki-laki seenaknya saja se
"Dengan kata lain, David tidak suka jika ada yang menyakiti Elena? Apakah Jennifer pernah berusaha untuk menyakiti Elena?" Jack bertanya dengan sebelah alis terangkat.Anne mengangguk. "Jennifer selalu menjelek-jelekkan Elena karena rasa cemburu. Selama ini David selalu menyebut nama Elena, dan itu membuat Jennifer marah besar. Untuk itulah dia sengaja meminjam uang satu juta dollar darimu. Selain untuk berfoya-foya, dia ingin melampiaskan amarahnya padamu."Elena tercengang. Dulu, setelah David tiba-tiba berkencan dengan Jennifer karena dia menolak pria itu, hubungannya dengan Jennifer masih baik-baik saja. Ia sama sekali tidak keberatan. Toh ia memang tidak memiliki perasaan apapun pada David.Tapi ternyata hubungan mereka begitu toxic. David hanya menjadikan Jennifer sebagai pelampiasan. Jadi itulah sebabnya kenapa Jennifer akhirnya tidur dengan Lucas di apartemen Elena. Wanita itu ingin menyakitinya."Tapi ternyata kau tidak keberatan meminjamkan uangmu padanya. Itu semakin membua
Elena mengernyit ketika merasa kepalanya pusing. Bau khas rumah sakit menyambut indra penciumannya. Dibukanya mata secara perlahan, melihat ada orang lain di ruangan dari ekor matanya."Bagaimana keadaanmu? Masih pusing?" Suara Nina yang pertama kali menyambutnya.Kepalanya menoleh dan mendapati adik iparnya tengah duduk di sebelahnya dengan wajah khawatir."Masih sedikit pusing. Jack mana?" Ia melihat ke sekeliling ruangan dan tidak mendapati siapapun.Berbeda sekali dengan ruangan ICU yang ditempati oleh Jennifer, ruangan yang ditempatinya begitu mewah dan bersih. Meskipun masih ada bau obat-obatan, tapi ia juga mencium bau pengharum ruangan. "Dia... sepertinya sibuk. Tadi aku melihat dia sedang terburu-buru pergi dengan seorang wanita yang kira-kira lebih muda dari mama," jawab Nina terlihat ragu dan menatapnya dengan hati-hati."Oh, itu Anne. Bibi Jennifer satu-satunya. Dia membawa seorang anak laki-laki?"Nina menggeleng. "Ada apa? Kenapa mereka seperti dikejar setan?"Elena sen
"Itu menjelaskan kenapa ada yang mengawasi rumah ini," gumam Jack. "Dimana kuncinya?"Anne terlihat berpikir, tapi setelah itu menggeleng. "Dia bilang kalian adalah orang-orang yang pintar, jadi cari sendiri kunci itu."Jack hanya mengernyit mendengar jawaban absurd itu. Tapi ia hanya mengedikkan bahu. Itu urusan gampang. Ia membawa kotak kayu itu dan mengikuti Anne yang sudah menaiki tangga."Bagaimana Jennifer bisa mendapatkan hal sepenting itu?" Suaranya terdengar menggema di ruangan."Sebenarnya David yang menyuruh Jennifer untuk menyimpannya, karena Nicklaus Hunter tidak tahu bahwa David memiliki hubungan dengan keponakanku. Tapi sepertinya Jennifer berpikiran jauh ke depan. Jangan sampai orang yang bersembunyi di samping rumah tahu kau membawa kotak ini."Mereka akhirnya keluar dari ruang bawah tanah dan kembali menutup pintu yang ada di lantai. Jack membantu Anne mendorong ranjang agar menutupi pintu rahasia itu."Apa mereka anak buah David?" tanya Jack ketika Anne membuka pint
Jack menyantap es krim cone di tangannya dengan lahap. Ia sesekali mengerang ketika rasa dingin menyentuh tenggorokannya."Aku benar-benar membenci es krim. Tuhan, tapi es krim ini benar-benar enak. Kenapa tiba-tiba es krim menjadi enak?" ucapnya sebelum kembali memasukkan es krim itu ke dalam mulutnya. "Aku benci es krim."Ia tidak sadar ketika Brad menatapnya dengan mulut menganga seperti orang bodoh."Tutup mulutmu sebelum ada serangga yang masuk," tegur Anne sambil menikmati ayam goreng dengan nikmat, seolah-olah baru pertama kali merasakannya.Mendengar kalimat itu, Brad langsung mengatupkan mulutnya. "Tapi dia sudah menghabiskan 3 es krim. Kenapa dia mendadak menjadi aneh begini?""Aahhh, enak sekali. Sekarang perutku benar-benar lapar." Kali ini Jack melahap ayam goreng krispi dan sesekali pamer pada Brad.Bukannya ingin ikut makan, pria itu malah memasang wajah jijik."Apa yang terjadi padanya? Kau apakan dia? Apa rumahmu memiliki virus? Oh, aku bahkan baru ingat bahwa itu ada