Share

Part 8

Pak Askari hanya menjawab pertanyaanku dengan senyuman. Lalu membuka pintu mobilnya dan mempersilahkanku masuk. Rasa gugup yang sedari tadi tumbuh semakin membuncah, apalagi melihat senyumnya yang tak putus-putus saat menatapku. Membuatku semakin ge er saja. Emangnya kalau aku jatuh cinta benaran dia mau tanggung jawab?

"Silahkan masuk, Nona."

Selayaknya gerakan seorang prajurit pada ratunya, pak Askari membungkukkan sedikit badannya seraya mengatupkan kedua tangan sejejer dada. Pandai sekali membuatku meleleh begini. Andai ada jurus menghilang, sudah ku putuskan untuk pergi saja dari hadapannya dari pada membuat otakku semakin tak waras.

"Maryam duduk di belakang saja, Pak. Segan." ujarku, lalu membuka pintu mobil belakang dan memasukinya.

Bukan tidak mau duduk bersebelahan dengan guru tampan seperti dia. Namun aku cukup takut jika rasa janggal ini semakin membahana. Cita-citaku masih tinggi, urusan cinta mundur dulu.

Pak Askari terdengar mendengkus, dan menutup kembali pintu mobil y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status