All Chapters of Rahim 1 Milyar untuk CEO Arogan: Chapter 91 - Chapter 100
114 Chapters
91. Fakta yang Mengejutkan
Karena tak kunjung mendapatkan respons dari Sean, meskipun Amora sudah berusaha keras mengeluarkan air matanya, merintih dengan menyedihkan. Amora menjadi kebingungan, pasalnya tidak biasanya Sean seperti saat ini. Dulu jika Amora sudah mengeluarkan air matanya maka suaminya itu akan langsung luluh dan langsung memaafkannya. Apakah kali ini kesalahannya memang begitu fatal dan sukar untuk dimaafkan? “Sayang ...” panggil Amora dengan tangisan yang kembali terdengar, hal itu sukses mengembalikan kesadaran Sean yang berkelana pada keadaan Valerie malam itu. Sean langsung melepaskan diri dari pelukan Amora. Ia mengabaikan sepenuhnya air mata serta tangisan istrinya tersebut. Sesuatu hal yang selama ini tidak pernah ia lakukan sebelumnya, mengabaikan Amora dan tidak langsung luluh hanya karena sebuah tangisan. Amora yang diperlakukan seperti itu sampai kaget tidak percaya dengan Sean yang menurutnya sudah berubah. Wajah Sean masih dingin dan amarahnya masih tak berubah sama sekali. “
Read more
92. Saling Menyakiti
“Tolong jangan membahas tentang perasaan sekarang, Amora. Karena kau sendiri yang memaksaku dalam posisi ini. Dan saat aku menolak melakukannya agar tidak menduakanmu, kau justru semakin mendorongku ke pinggir jurang. Kau yang memaksaku untuk menikahi Valerie, Amora! Karena obsesimu untuk memiliki anak kau tidak peduli dengan perasaanku dan tetap memaksaku untuk tinggal serumah dengannya. Berminggu-minggu kau meninggalkan aku dan membuatku tinggal di tempat Valerie!”Kalimat panjang lebar itu Sean lontarkan di hadapan Amora yang terdiam ketakutan. Sean mengeluarkan segala uneg-uneg yang selama ini menjadi beban yang harus dipikulnya.Semua ini ia lakukan hanya untuk Amora, untuk menyenangkan istrinya itu tetapi malah pengkhianatan yang diberikan untuknya. Itulah yang membuat Sean marah besar pada Amora, karena setelah pengorbanan yang ia lakukan wanita itu malah begitu jahat kepadanya dengan mengkhianatinya.“Aku terpaksa menikahi Valerie karena itu juga permintaanmu, tidur dengannya,
Read more
93. Perasaan Tidak Aman
Langit malam itu hanya diterangi rembulan, menemani perjalanan Sean menuju penthouse Valerie. Hingga mobil Rolls Royce itu berhenti bergerak setelah berkendara memecah jalanan kota menuju tempat baru istri keduanya tersebut.Sepanjang jalan Sean hanya diam di kursi belakang dengan aura gelap yang seakan tak ingin diganggu. Mata pria itu tertutup rapat dengan kepala yang disandarkan di sandaran kursi. Sepintas terlihat tengah tertidur, tetapi kernyitan di antara alis membuktikan bahwa pria itu hanya sedang berperan batin.Perasaannya tidak tenang sama sekali, lebih tepatnya seharian ini perasaannya sedang tidak baik-baik saja. Dan semakin kacau setelah pertengkarannya dengan Amora tadi yang begitu sengit.Bagaimana mungkin pernikahan yang sudah berjalan empat tahun akan hancur semudah ini? Apa empat tahun kebersamaan mereka tidak berarti apa-apa untuk Amora hingga dengan begitu mudahnya ia dikhianati? Karena bagaimana pun, Sean tidak bisa menerima sikap Amora yang dengan beraninya men
Read more
94. Akan Memberikan Segalanya
Valerie langsung tersenyum lebar saat mendapati Sean sudah berada di hadapannya. Pria yang di tunggu-tunggu sejak tadi akhirnya datang dan entah kenapa memberikan perasaan bahagia untuk Valerie.“Sudah pulang?” sapa Valerie dengan ramah, sesuatu yang memang kerap kali dilakukannya yaitu menyambut Sean dengan senyuman dan pertanyaan-pertanyaan penuh perhatian.Sean yang mendapatkan sambutan seperti ini dari Valerie langsung menghangatkan hati dan perasaannya. Inilah yang disukainya setiap pulang ke tempat Valerie yaitu sambutan hangat dan senyuman manis.Perasaan marah dan kesal yang tadi menyelimuti perasaannya kini berangsur-angsur mereda. Hanya karena senyuman cantik yang diberikan oleh istri keduanya tersebut.Sean langsung melangkah lebih dekat ke arah Valerie, ingin lebih dekat menikmati wajah cantik itu.“Bagaimana pekerjaanmu? Apakah semuanya baik-baik saja?” tanya Valerie lagi dengan begitu perhatian, semakin menghilangkan aura suram dari wajah tampan yang semakin mendekat itu
Read more
95. Perangai Bak Psikopat
Valerie sadar akan permintaannya barusan tentu saja sudah menyalahi aturan, hanya saja dia perlu mengetes akan kebenaran dari perkataan pria itu sebelumnya.Dia juga tahu bahwa ini bukan permintaan mudah seperti membeli kalung, rumah atau kegiatan menghamburkan uang lainnya. Ini lebih besar artinya dan tentu saja akan berakibat sangat fatal.Sebenarnya arti pertanyaan yang ia ajukan adalah tentang memilih antara Amora atau Valerie. Jika Sean bilang tidak, maka itu artinya anak yang kelak ia lahirkan tetap akan diberikan kepada Amora dan tentu saja perkataan pria itu sebelumnya hanyalah bualan semata.Tetapi cumbuan di lehernya membuat Valerie menahan napas dan seketika membuatnya pening karena sentuhan pria itu yang seketika membangkitkan gairahnya.“Hmm ... anak yang kau lahirkan tentu saja akan menjadi milikmu. Tidak akan diberikan pada orang lain, baik itu Amora atau siapa pun,” sahut Sean yang seketika membuat Valerie menarik wajahnya menjauh dari pria itu, memaksa wajah Sean menj
Read more
96. Kesenangan yang Tak Ada Habisnya
Setelah menghubungi ibu mertuanya dan berhasil mengatasi Sean, kini dia menghubungi sebuah nomor kembali. Kali ini Amora tidak perlu bersusah payah untuk mengubah raut wajahnya, dia tetap mempertahankan ekspresi yang datar dan mengerikan.“Aku ingin kau membunuh seseorang!” Tanpa berbasa-basi Amora langsung mengutarakan niatannya kepada orang di seberang sana. “Akan aku kirimkan fotonya. Besok! Hanya ada waktu sehari dan aku mau kau berhasil membunuhnya. Bagaimana pun caranya dia harus berhasil kau bunuh besok!”“Akan aku bayar dua kali lipat jika kau berhasil. Oleh karena itu kerjakan dengan bersih dan harus berhasil,” lanjut Amora kembali memerintahkan sebelum panggilan terputus.Setelah panggilan itu, tawa membahana langsung mengisi ruangan itu. Amora tertawa sepuasnya saat menyadari rencananya akan berhasil untuk memusnahkan wanita murahan itu dari dunia ini.“Jika Sean di rumah utama besok maka ia tak akan bisa bersama dengan Valerie,” ujarnya penuh tawa kepuasan. “Dan ia akan se
Read more
97. Kebahagiaan dan Kesedihan Menjadi Satu
Melihat kekesalan Sean yang bak anak kecil karena kesenangannya terganggu, tanpa sadar Valerie tersenyum melihatnya. Ia merasa lucu dengan tingkah pria itu yang tidak seperti biasanya, kali ini terlihat lebih manusiawi dan tidak lagi begitu dingin dan menakutkan.“Kenapa kau tertawa?” tanya Sean kesal dengan memicingkan matanya saat melihat wanita di depannya itu malah menertawakannya diam-diam.Valerie langsung dibuat gelagapan dan segera menggeleng panik. “Ti—tidak ... aku tidak menertawakanmu,” sanggahnya cepat yang malah membuat Sean mengulas senyum dan langsung menarik pinggang itu lebih dekat ke arahnya.Sedangkan Valerie mendadak dibuat takut. Ia takut jika Sean malah tersinggung dengan kelakuannya dan membuat pria itu marah padanya.Tetapi sebuah gelitikan di pinggangnya membuat Valerie terpekik kaget. “Aww ... Sean! Apa yang kau lakukan?” tanyanya kaget dan tanpa sadar jadi lebih merapat pada tubuh pria itu.Sean hanya
Read more
98. Dibalas Dengan Kematian
Tidak berselang lama, taxi yang mengantarkan Valerie menuju rumah sakit akhirnya tiba di pelataran parkiran gedung tersebut. Valerie segera memberikan pecahan uang seratus ribuan dan mengucapkan terima kasih, sebelum langsung keluar dan memasuki rumah sakit itu.Suster Anna langsung datang menyambutnya, seakan memang tengah menunggu kedatangannya. “Oh Tuhan, akhirnya kamu datang, Nak.”“Bagaimana keadaan ibuku, suster?” tanya Valerie tak sabaran, raut wajahnya begitu pias dan merasakan cemas yang berlebihan.“Biar dokter yang menerangkan semuanya untukmu, Valerie. Ayo temui dokter ibumu, dia sudah menunggu sejak tadi!”Suster Anna kemudian mengantar Valerie menuju ruang dokter yang selama ini menjadi dokter ibunya Valerie. Setelah sampai di ruangan itu, Valerie segera mengetuk pintu dan masuk ke dalam setelah dipersilakan.Matanya langsung tertuju ke arah dokter yang sedang duduk di meja kerjanya dan tampak tengah serius dengan sesuatu yang ada di atas mejanya. “Selamat sore, Dok. Ma
Read more
99. Hamil?
Di kamar dingin yang sunyi tanpa suara, Valerie perlahan mengerjapkan kedua matanya. Dan warna putih langsung menyambutnya, membuatnya kebingungan sesaat pasalnya kamarnya tidak berwarna seperti ini.Lalu, di mana dia sekarang?Dan setelah keadaannya semakin membaik, kejadian tadi seketika menyelusup ke dalam kepalanya. Seketika air mata menetes dengan sendirinya dari sudut matanya. Jemarinya meremas selimut dengan kuat saat kejadian demi kejadian seakan terulang kembali.Ibunya menyerah dan memilih meninggalkannya.Denyut dadanya berubah tak beraturan dengan rasa sesak yang semakin berat. Kehilangan ini membuatnya tak sanggup lagi untuk bertahan hidup di dunia ini jika hanya seorang diri.“Valerie, tenangkan dirimu, Nak!” Suster Anna kini sudah mendekat ke arahnya, tengah menangis dan begitu prihatin dengan keadaannya.Melihat suster Anna, Valerie langsung masuk ke dalam pelukan wanita yang sudah seperti ibunya itu. “Suster, aku harus bagaimana sekarang? Dia ... dia telah meninggalka
Read more
100. Tolong, Selamatkan Bayiku!
Jantung Valerie berdetak lebih cepat mendengar penuturan dokter tersebut tentang keadaannya yang tengah berbadan dua. Di saat ibunya pergi, nyawa baru justru bertumbuh di perutnya. Seorang anak akan datang menemaninya di tengah-tengah kesendiriannya di dunia ini.Dia bakalan hadir di waktu yang sangat ia butuhkan, hadir menemaninya di kala rasa terpuruk melanda. Seketika Valerie merasa semua ini sudah adil, Tuhan mengambil nyawa ibunya dan mengirimkan nyawa yang baru dalam sosok seorang anak.Perasaan yang tadinya sedih, kini berganti menjadi perasaan haru bahagia. Meskipun ditinggal ibunya selama-lamanya, tetapi setelah ini ia tidak akan sendirian lagi di dunia ini.Tetapi perasaan bahagia yang tadinya menyelimutinya kini berangsur-angsur redup saat ia teringat dengan perjanjian yang telah dibuat oleh Amora dan telah disepakati di atas hitam dan putih.Setelah bayi ini lahir di dunia, ia tidak punya hak lagi sebagai seorang ibu untuknya. Tetapi bayi ini akan menjadi milik Amora dan S
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status