All Chapters of TRANSFORMASI MANTAN ISTRI GENDUTKU: Chapter 11 - Chapter 20
67 Chapters
Part 11
Hari pertama bekerja"Jangan bilang kamu menyesal berbicara seperti tadi dihadapan, Bagas!" "Aku, masih menyimpan rasa pada, Mas Bagas, Pak. Apa aku salah menyimpan rasa itu. Kami menikah hampir 2 tahun lamanya, tentu rasa itu sulit untuk dilupakan begitu saja." keluhku pada Bapak dan Ibu. "Ibu tahu, Nak. Tapi.... Tapi buat apa menyimpan rasa begitu besarnya pada, Bagas? Lihatlah dia yang dengan santai membawa calon madu untuk mu kemari, bahkan dia juga mengatakan akan menikah sebentar lagi. Mereka sedang mempersiapkan pernikahan, Nisa." "Apa aku gak berhak bahagia, Bu?" "Kamu berhak bahagia, namun bukan bersama, Bagas. Tunjukan jika kamu bisa, Nisa. Tunjukan seperti apa yang kamu bilang tadi dihadapan, Bagas." Ya, aku harus bisa. Bukankah aku bertekad untuk berubah dan kuat menghadapi mereka lagi. Aku akan belajar pelan- pelan dan Mas Bagas akan menyesal meninggalkan aku."Oh iya, Bu, Pak, aku sudah mendapatka
Read more
Part 12
Kecoak dikamar BagasPov BagasArgh si@l bener hari ini, sudah datang jauh-jauh dari kota ke desa yang... ah menyebalkan. Mana harus menunggu berjam-jam kedatangan Anisa, eh sekali datang diajak pulang gak mau, malah minta cerai lagi. Apa enaknya hidup kadi janda coba. Anisa disana juga terlihat bahagia, dia juga banyak berpergian. Makin seenaknya dia. Apa dia gak mikir jika aku ini masih suaminya yang harus dipatuhi dan dilayani. Semenjak dia pergi meninggalkan rumah hidupku makin kacau, baju kotor menumpuk tak ada yang mencucikan bahkan pakai tak ada yang merapikan bajuku. . Meminta tolong pada Mbak Wulan harus bayar dahulu mana setrikaannya gak rapi seperi Anisa. Apalagi setiap pagi sarapan juga tak tersedia yang mana aku harus membelinya sendiri, bahkan sekedar kopi aku harus membuatnya sendiri. Kepergian Anisa membuat hidupku makin kacau. Makan setiap hari harus membeli, mana aku juga harus menanggung makan seisi rumah.
Read more
Part 13
# 13 Make over Anisa"Bagas. Ada apa Gas?" teriak Ibu dari luar kamar. Segera aku berlari membuka pintu dengan nafas tak beraturan, jantung ini masih berdegup kencang. "Ada apa sih, Mas, bikin kaget satu rumah saja." Gerutu Nana."Hmmm itu ada kecoak didalam akmar Bagas, Bu. Ish, Bagas, geli banget mana tadi merambat dikeoalaki ini, Bu. Pokok ya besok ibu cari orang buat bebwres rumah semaunya. Harus wangi dan bwrsih tak ada kecoak." "Astaga ini kamar atau sarang burung, Bagas? Pantas saja ada kecoak, lah kamar kamu selrti ini, mana bau banget lagi. Ya sudah besok Ibu carikan orang yang mau beberes rumah. Kamu yang bayar kan?" "Iya. Tapi cuma untuk satu hari saja." "Loh kok satu hari sih, Gas. Gak seterusnya," ujar Mbak Wulan."Gak, cuma satu hari saja. Kalau Mbak mau seterusnya ya kita patungan." "Eh.. eh gak bisa dong." "Ya sudah, kalau gak mau. Aku juga lagi butuh uang
Read more
Part 14
# 14 Skincare gratisSiang ini Mbak Jeni mengubah gaya rambutku, ia memotong sedikit rambut panjang ini. Usai perawatan rambut, Mbak Jeni, melakukan perawatan untuk wajahku, tak lupa kuku kaki dan tangan ini juga dirawat. Sungguh ini adalah pengalaman pertama bagiku perawatan di salon. "Oh iya, besok kota perawatan badan kamu ya. Kalau sekarang cukup ini dahulu. Nanti aku berikan rangkaian skincare untuk kamu gunakan setiap hari." "Iya, Mbak. Terimakasih banyak, baru pertama kali ini aku melakukan perawatan di salon." "Apa? Baru kali ini?" Mbak Jeni tentu terkejut atas ucapan ku."Iya, Mbak. Sejak dahulu aku fokus bantu Bapak dan Ibu di sawah, dan tak mengenal perawatan- perawatan seperti ini. Paling cukup beli sabun cuci muka, sama pelembab yang sashet itu aja. Ditambah bedak, lipstik dan handbody yang tentu murah dikantong." ucapku yang terus terang. Ya, memnag begitulah sebenarnya. Bukan aku tak ingin,
Read more
Part 15
Pernikahan Bagas Dan Linda"Alhamdulillah Pak, ini tadi Mbak Jeni merapikan rambutku. Tau gak Pak, Bu, aku juga merasakan bagaimana perawatan di salon. Bahkan kuku- kuku ini juga hasil perawatan tadi sewaktu aku bekerja disana, gak hanya kuku tangan saja tetapi kaki juga, Pak, Bu. Mbak Jeni memberikan banyak tips untuk aku, bahkan ia memberika. Serangkain skincare yang cukup terkenal untuk aku gunakan, katanya untuk memperbaiki wajahku ini. Semoga saja jerawat diwajahku ini hilang dan kembaki seperti sedia kala. Tak hanya itu, Mbak Loli memberikan aku tips untuk menurunkan berat badan secara alami tanpa harus menggunakan obat- obatan. Banyak banget ilmu yang aku dapatkan tadi. Nah besok usai bekerja, Mbak Jeni akan melakukan perawatan tubuh ahar kulitku tak kusam lagi seperti ini." "Alhamdulillah kamu bertemu dengan orang baik. Jaga dan hargai bos kamu, Nisa, jangan buat ia kecewa. Ia rela melakukan ini padahal kalian baru mengenal. D
Read more
Part 16
Gagalnya pernikahanPernikahan mewah yang digelar disebuah hotel bintang lima terpaksa dibatalkan. Mas Bagas dan Linda belum sah menjadi suami istri lantaran salah satu tamu yang hadir berteriak lantang dengan mengatakan tidak sah. Padahal pernikahan itu dilakukan secara live untuk dimasukan ke media sosial milik Linda. Disana terlihat pengacara kepercayaan Almarhum ayah mertua datang. Pak Karyo datang dengan gagahnya dan menghentikan tepat saat ucapan ijab diselenggarakan. "Pak Karyo." gumam Bagas tak percaya jika pengacara keluarga datang ke acara pernikahan keduanya."Hmmm Pak Karyo, nanti kita bisa jelaskan lagi. Biarkan acara ini berjalan lancar dahulu, Pak," ucap Bu Mutia yang kini menghampiri Pak Karyo, dengan senyum yang terus mengembang. "Apa-apaan ini, Bu Mutia. Jelas ini tidak dapat dibenarkan? Bagas tak boleh menikah lagi. Dimana Anisa sekarang," "Ehmm Pak Karyo, Anisa ada kok. Dia,,, dia memang tak ikut lantaran
Read more
Part 17
Badala Sup CekerAku segera menghubungi Linda, namun hingga panggilan ke 5 tak kunjung diangkatnya. Rasa khawatir menyeruak dalam hati ini. Aku yakin saat ini Linda sedih dan kecewa lantaran pernikahan impiannya batal, tapi aku janji akan segera menikahinya secepatnya. Akar dari masalah ini ada di Anisa, istri gendutku yang jelek dan menyebalkan. Huh, jika ingat makin mendidih darah ini. Mengapa hidupku menjadi susah seperti ini setelah memutuskan menikah dengan Anisa. Kelebihan Anisa hanya di masakannya, masakannya selalu enak tak kalah dengan restauran- restauran. Perut ini selalu kenyang dan selalu dimanja oleh masakannya. Namun tentang wajah dan tubuhnya aku tak menyukainya. Gimana mau menyukainya kalau dia tak pernah dandan dan berbau wangi. Mungkin karena tubuhnya yang penuh lemak makanya dia lebih cepat berkeringat, makanya aku ogah tidur bersamanya. Pak Karyo sudah ijin pulang terlebih dahulu, sedangkan Ibu dan Mbak Wulan juga ijin
Read more
Part 18
Teh Pahit Setelah semua isi perut Bagas sudah tak bergejolak. Dirinya keluar dengan tubuh yang lemas dan pucat. Bagas bersandar didinding depan kamar mandi. Keringat sebiji jagung membasahi kening dan juga tubuhnya. "Masuk, Gas, Ibumu sudah biarkan teh hangat," titah Oak Andi yang berdiri di pintu belakang rumah yang mana menghubungkan dengan sumir dan kamar mandi. Dengan langkah yang masih lemas, Bagas, kembali masuk, namun kala melihat meja makan perutnya kembali merasa mual, apalagi mengingat bagaimana Pak Andi memakan kaki ayam. Bagas, kembali lagi ke kamar mandi dan memuntahkan cairan bening yang berada di lambungnya. "Bapak ini, anak orang itu," lirih Bu Utari yang menyenggol lengan sang suami. "Halah cuma begitu saja kok. Sesekali gak masalah, untung tadi Anisa, buat sup kesukaan bapak." Tawa Pak Andi pecah kalah membayangkan ekspresi sang menantu. Pintu kamar mandi terbuka menampilkan raut wajah pucat pasi
Read more
Part 19
Bebek PanggangBagas yang tengah berbaring langsung terbangun ketika merasa ada angin kencang masuk kedalam kamar. Ia menatap sekeliling dan mendapati kalender didalam kamar yang tergantung tiba-tiba terjatuh begitu saja. Seketika buku kudunya mulai meremang. Aroma bunga begitu menyengat menusuk indera penciumannya. Dengan susah paya Bagas menelan salivanya dan berdiri, namun tubuhnya terasa berat untuk meninggalkan kamar apalagi kasur yang sedang ia tempati. "Kamar ini sudah lama gak ditempati pasti ada penunggunya," gumam Bagas yang masih menahan ketakutan didalam kamar sendirian. Tok... Tok ... Tok ... Seketika jantung Bagas berdetak kencang kala mendengar suara. Nafasnya mulai tersenggal dan sesak yang begitu kentara. Bagas meratapi kebod0hannya memilih tidur dikamar kakak Anisa. Bagas berusaha keras dari ketakutannya dan langsung beranjak, berlari membuka pintu kamar. Bruk.. "Aaaaaa." teriak Bagas da
Read more
Part 20
# 20 Pertengkaran Anisa dan Bagas "Sudah pak, kasihan juga dikerjain terus sama bapak dari tadi. Pingsan bagaimana? Itu anak orang," "Lah iya dia anak orang, bukan anak sapi, Bu. Kalau anak sapi ya pedet namanya." "Pak, bu, ada apa? Anisa gak tahu loh maksud bapak sama ibu?" "Bapakmu ini loh, nduk. Buatkan teh pahit sana buat penawarnya." "Bagas itu kan gak bisa makan bebek apalagi lihat kepala dan kaki bebek begini. Apalagi tadi pagi kamu masak sup ceker, nah dia mabok begitulah." ujar Pak Andi yang terus mengerogoti kepala bebek.Anisa menepuk jidatnya akan kelakuan sang bapak. Akhirnya Anisa segera menyudahi makan buahnya dan segera membuatkan teh tawar sesui perintah sang ibu. "Jadi laki kok begitu, lihat beginian sudah mabok. Mana gaya-gayaan lagi punya istri 2. Istri 1 aja dibiarkan kumal gak terawat. Mau istri cantik yang dirawat, dimodali. Mata aja yang jelalatan. Sesekali perlu dikasih
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status