All Chapters of Pembalasan Sang Menantu Terkaya Yang Menyamar: Chapter 41 - Chapter 50
136 Chapters
Bab 41 : Proyek Ini Milikku!
Adrian jadi bingung sendiri. Dia sebenarnya tidak tahu harus melakukan apa, setelah tahu kalau Pamannya sudah bertanya tentang dirinya pada Joseph. Dia yakin kalau Pamannya yaitu Sandy menyembunyikan sesuatu darinya. "Aku harus menyelidiki ini secepatnya!" gumamnya yakin. Adrian memutuskan untuk tidur, ada banyak hal yang harus dia lakukan besok. Clara berdiri di depan pintu Adrian, dia ingin sekali mengetuk pintunya untuk sekedar mengucapkan terimakasih dan selamat malam. Tapi karena teringat ucapan Mamanya yang bernada ancaman, dia pun mengurungkan niatnya dan kembali masuk ke dalam kamarnya. Besok paginya….Seperti biasa pagi ini mereka sarapan bersama. Tidak ada yang mengobrol, hanya terdengar bunyi alat makan dan piring yang saling beradu. Baron melirik Adrian sekilas. Dia merasa tidak enak pada Adrian karena tidak bertemu dengannya kemarin, akhirnya buka suara juga untuk sekedar
Read more
Bab 42 : Berhasil Merebutnya
"Apa?!" ucapnya sedikit terkejut. Ronald pikir sudah salah mendengar apa yang diucapkan Baron barusan. Lalu sedetik kemudian dia pun tertawa. "Hahaha!"Baron jadi semakin kesal melihat tingkah keponakannya yang pongah itu. "Kenapa kau tertawa? Memangnya ada yang lucu?!" Baron bertanya heran sekaligus geram. Ronald pun menghentikan tawanya. "Aku hanya terkejut saja, Paman. Bagaimana bisa Paman mengklaim kalau itu proyek Paman, sedangkan semua orang juga tahu kalau akulah yang memenangkan tender ini!" desisnya dengan tatapan tajam. Baron menahan emosinya karena takut penyakitnya kumat lagi. Dia berusaha mengatur napas sebaik mungkin agar tidak terlihat lemah di mata musuh yang ada di depannya saat ini. "Iya, benar! Kau memang pemenangnya tapi seharusnya itu adalah milikku! Kau pasti sudah curang! Lihat saja aku akan merebutnya darimu!" tunjuk Baron di depan wajah Ronald. Ronald meny
Read more
Bab 43 : Aku Datang, Honey!
"Apa kamu yakin?" teriak Ronald kaget. Matanya terbelalak lebar. ["Iya, Pak. Mereka bilang sudah menemukan penggantinya. Jadi mereka akan menarik kontrak kerjasama yang sudah mereka kirimkan pada kita," jelasnya dengan rinci.]"A-apa?!" Ronald tidak terima. Braakkk!!! Dia pun langsung membanting telepon itu dengan kasar sampai kabelnya terlepas. "Sialan! Apa ini ulah Paman Baron?! Ini tidak mungkin!"Ronald kembali teringat apa yang Baron ucapkan saat di ruang meeting. "Brengsek! Pria tua bangka itu selalu saja membuatku kesal! Lihat saja nanti aku akan membalas penghinaan ini!" gumamnya sambil mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Baru saja dia ingin bersenang-senang karena merasa sudah mengalahkan Baron, tapi sekarang Baron berhasil membuktikan ucapannya itu dan berbalik menyerangnya. Kilatan api dendam tampak jelas di kedua matanya. Ronald jadi semakin membenci Pamannya
Read more
Bab 44 : Aku Suamimu Yang Sah!
Adrian pun sudah tiba di rumah. Pak Mario langsung membukakan pintu gerbang untuknya. Pria itu tidak merasa curiga sama sekali dengan kondisi pagar yang terbuka sedikit. Adrian pun turun dari mobil. Dia yakin kalau Clara sedang ada di kamar atau membaca buku di ruang keluarga seperti biasa. Dia tersenyum malu memikirkan itu, apalagi mengingat saat masih mencuri pandang ke arah istrinya saat sedang bekerja membereskan kebun belakang. Kening Adrian sedikit berkerut melihat pintu yang terbuka. Dia pun dengan cepat melangkah masuk. Adrian terkejut saat melihat Daniel berada di atas tubuh Clara. Pria yang setengah sadar itu sedang berusaha untuk membuka pakaian terakhir yang digunakan oleh Clara. Baju kaos yang dipakai istrinya sudah terkoyak di bagian depan karena ditarik paksa oleh Daniel. "Brengsek! Lepaskan tangan kotormu!" teriak Adrian dengan murka. Adrian pun berlari untuk menghampiri mereka berdua.Lalu dengan cepat dia menarik tubuh Daniel dari atas istrinya itu dan la
Read more
Bab 45 : Aku Mencintainya, Ma! 21+
Keduanya saling memeluk satu sama lain dan mulai menikmati suasana romantis yang mereka ciptakan. Adrian tidak akan melepaskan kesempatan malam ini.Dia pun melepaskan pagutan bibir mereka.Kedua tangannya menangkup wajah Clara dan menatapnya dengan sorot mata yang sangat dalam. "Sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini, tapi aku tidak punya keberanian dan sekarang aku ingin bilang kalau … aku mencintaimu! Sejak pertama kali aku melihatmu! I love you, Clara!"Seketika itu juga mata Clara terbelalak lebar, pupilnya pun membulat.Dia tahu memang ada yang aneh dengan Adrian dan sekarang terbukti.Ternyata orang yang menikahinya selama ini menyimpan rasa yang sangat besar padanya.Lalu Clara tersenyum lalu memeluk Ardian dengan sangat erat.Adrian merasa lega karena sudah mengatakan hal yang sangat mengganjal di hatinya selama ini. Clara pun melerai pelukan mereka dan sekali lagi netra keduanya beradu sa
Read more
Bab 46 : Terpaksa Menyetujui Ini
"Apa katamu?!" pekik Cindy dengan mata melotot seolah tidak percaya.Adrian pun menatap Clara sama terkejutnya dengan Mama mertuanya. Dia tidak menyangka kalau Clara akan mengatakan hal itu. Adrian pikir dia sudah salah dengar. "Ma, apa Pak Mario tidak memberitahu Mama soal tadi malam?" Cindy tambah bingung dengan ucapan Clara. "Soal apa? Memangnya apa yang terjadi pada kalian?!" ujarnya ketus. Clara pun memejamkan mata mencoba untuk menguatkan dirinya menceritakan hal yang menyakitkan itu pada Mamanya. "Semalam Daniel datang dan dia hampir saja memperkosaku, Ma! Lalu saat itu Adrian pulang dan langsung menghajarnya. Pak Mario sudah menelpon polisi dan membawa pria brengsek itu ke penjara!" jelasnya dengan penuhi penekanan. "A-apa?!" pekiknya dengan suara yang lebih nyaring dari sebelumnya. Belum selesai rasa terkejutnya melihat Adrian ada di dalam ka
Read more
Bab 47 : Si Pengacau Yang Gagal
Joana terkejut mendengar kabar yang tidak mengenakkan di pagi hari ini. Pantas saja semalam suaminya itu tidak mengangkat telepon darinya, bahkan tidak pulang ke rumah. "Apa, Pak? Apa Bapak yakin kalau itu adalah suami saya?" tanya Joana masih tidak percaya. ["Benar, Bu. Silahkan datang untuk memberikan keterangan. Selamat pagi!" ucapnya tegas.]Setelah itu panggilan pun dimatikan sepihak oleh polisi. "Halo?! Halo, Pak? Saya belum selesai bicara!" teriaknya kesal. Dia bahkan tidak sempat menanyakan kenapa Daniel bisa ada di kantor polisi. "Apa yang sudah dia lakukan?" gumamnya penasaran. Tanpa membuang waktu lagi, wanita berambut pirang itu segera bersiap. Dia akan menitipkan anak mereka terlebih dahulu ke rumah orangtuanya. Di Kantor Polisi…Jantung Joana berdegup kencang, dia berharap kalau bukan Daniel suaminya yang ada di tangkap oleh polisi. Joana akan malu saat bert
Read more
Bab 48 : Ayo, Pulang Ke Rumahku!
Adrian pun terdiam mendengar pertanyaan Joseph. Dia juga sempat berpikir seperti itu, tapi entah kenapa masih belum berani mengambil keputusan. "Apa aku harus kembali ke rumah, Jo?" Adrian malah balik bertanya. Joseph pun tersenyum tipis. "Tentu saja, Tuan. Kenapa tidak? Justru itulah yang aku harapkan. Tuan kembali memimpin perusahaan! Kalau tidak, untuk apa aku mencari Tuan sampai kemari?" jawabnya tegas. Adrian pun mengangguk paham. Dia memang tidak menyalahkan Joseph dalam hal itu, tapi dia masih ragu untuk ikut rencana Joseph kali ini. Apalagi setelah hubungannya dengan Clara mulai menemui titik terang, tidak mungkin dia melepaskan semua yang ada di sini begitu saja. Clara juga sudah membuka hati untuknya, hal yang sangat Adrian harapkan selama ini. Joseph pun kembali membujuk Adrian agar mau mendengarkannya. "Lagipula Tuan sudah menghabiskan banyak waktu karena showroom kecil ini. Kita bi
Read more
Bab 49 : Dasar Tidak Becus!
Mereka semua sontak menoleh bersamaan ke arah sumber suara. Adrian sudah menduga kalau membahas hal ini pasti tidak mudah. Masih ada orang yang harus dia yakinkan di rumah ini. Dia harus berusaha sekuat tenaga dan memutar otak untuk membujuk mereka semua. "Mama!" gumam Clara sedikit terkejut.Cindy pun dengan cepat berjalan menghampiri mereka.Awalnya dia tidak tahu kalau Adrian dan Clara akan bicara dengan Baron. Namun saat melihat mereka bicara serius, dia pun segera menyusul.Dan benar saja sekarang dia mendengar suaminya mengijinkan putri mereka satu-satunya untuk ikut bersama Adrian. "Mama tidak setuju! Enak saja kalian mau pergi dari rumah ini! Ingat ya Adrian! Kamu itu menikah dengan anakku hanya sementara! Waktumu bersama dengan Clara tinggal berapa bulan lagi, jadi jangan bermimpi untuk membawa anakku pergi dari rumah ini! Mengerti kamu!" tunjuknya ke arah Adrian dengan nada ketus sambil berkacak pinggang.
Read more
Bab 50 : Kau Pembunuh!
Joana sampai menyipitkan mata mendengar teriakan dari mama mertuanya. Apalagi disertai dengan hinaan padanya. Padahal dia sama sekali tidak tahu apa-apa soal ini. Yang dia tahu semua karena Daniel masih saja berharap pada istri orang yaitu Clara. Dia berusaha sabar dan tetap tersenyum meskipun disalahkan. "Iya, Ma! Aku tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan Daniel! Ta-tapi dia dipenjara karena berusaha melakukan perbuatan tidak menyenangkan pada seseorang!" jelasnya berbohong.Joana tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, kalau dia melakukan itu Mama mertuanya pasti semakin membencinya dan memakinya lagi. "Lalu sekarang bagaimana? Apa dia tidak bisa keluar dari sana?" tanya wanita itu terlihat khawatir.Biar bagaimanapun juga Daniel itu anak mereka, sebagai seorang ibu tentu saja dia masih memikirkan anaknya. Meskipun sudah membuatnya kecewa. "Justru itu, Ma. A-aku kemari ingin meminta bantuan. Daniel juga
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status