All Chapters of Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya: Chapter 41 - Chapter 50
543 Chapters
Bab 41
Kelven melihatnya.Delis terlihat begitu cemas dan takut, apakah karena takut pada dirinya?Apakah dirinya begitu menakutkan?Seketika, Kelven merasa lebih suka Delis yang suka lengket padanya, dengan senyuman ceria di wajahnya dan begitu polos, sungguh menggemaskan.Dia menyadari bahwa sebagai seorang pria dewasa, untuk apa dirinya begitu mempermasalahkannya dengan seorang wanita muda.Kelven melupakan semua salah paham yang dulu, dia melembutkan sikapnya dan berkata, “Aku nggak akan membiarkan Herli datang ke sini lagi. Kamu juga jangan bertengkar lagi denganku. Aku nggak mau setiap kali pulang kerja harus melihat wajah murammu.”Mendengar itu, Delis tidak menjawab. Dia hanya menundukkan kepalanya dan diam-diam menyantap makanannya.“Delis, kenapa kamu selalu menundukkan kepala seperti itu? Apa aku terlihat seperti binatang buas, sampai kamu begitu takut untuk melihatku?”Delis terpaksa mengangkat kepalanya dan menatap Kelven yang berada di depannya.Mungkin karena masih merasa sedi
Read more
Bab 42
Tadinya, Delis berencana untuk memesan taksi melalui aplikasi di ponselnya.Namun, baru saja Selina menariknya keluar, Delis melihat sebuah mobil sedan hitam terparkir di luar halaman.Sementara Wiliam berdiri di samping mobil.Delis menghentikan langkahnya, tak ingin mendekat lagi.Namun, anak kecil di sampingnya tersenyum dan berlari ke arah pria itu. “Paman, cepat sekali kamu datang. Hari ini kamu bertanggung jawab menjadi sopir kami.”Wiliam mengelus kepala anak itu, membuka pintu mobil dan berkata, “Iya, aku akan menjadi sopir kalian. Ayo masuk.”Melihat Delis tidak mendekat, Wiliam tersenyum ramah. “Kenapa? Takut aku memakanmu?”Delis memalingkan pandangannya, sedikit gugup. “Kamu … kamu nggak ada kerjaan?”“Iya.”Wiliam menutup pintu mobil dan kemudian berjalan ke sisi penumpang depan, membuka pintu mobil dan berkata, “Semakin kamu menghindariku, semakin orang lain akan mencurigai kita. Lagipula, nggak ada hubungan apapun diantara kita, untuk apa kamu takut.”Delis berpikir seb
Read more
Bab 43
Saat masuk ke halaman, Selina menguap. “Aku sudah mengantuk, aku tidur dulu. Jangan panggil aku untuk makan malam.”Belum sempat Delis menjawab, Selina langsung masuk ke dalam rumah dan berlari ke lantai atas.Selina ada kebiasaan untuk tidur siang.Hari ini tidak tidur tidur siang, jadi dia merasa sangat mengantuk.Delis melihat jam, sudah pukul enam sore.Kelven masih belum pulang, jadi dirinya duduk di sofa ruang tamu dan membaca buku.Namun, masih belum benar-benar fokus membaca, terdengar suara dari pintu.Delis menoleh … Terlihat Kelven masuk ke dalam rumah, berdiri tegap dengan mengenakan setelan jas. Dia memegang buket bunga di satu tangan dan kue di tangan lainnya.Delis terbengong melihatnya.Pria itu juga melihat ke arahnya, wajahnya tampak lembut saat mendekat.Kelven berdiri di depan Delis, memberikan buket bunga dan kue padanya. “Ini untukmu.”Seketika, Delis merasa malu.Dia tidak menyangka Kelven akan membelikan bunga dan kue untuknya.Apakah Kelven sedang mencoba untu
Read more
Bab 44
Delis tidak melawan. Rasa nyaman dari kelembutan Kelven membuatnya enggan menolak.“Delis, bagimu, aku ini orang seperti apa?”Kelven mendekatkan bibirnya ke telinga Delis, suaranya penuh godaan.Delis merasa geli di telinganya, membuatnya merasa tidak nyaman.Delis mengernyit dan menjawab dengan jujur, “Kamu sangat baik, tapi kamu buta.”“Hm?”“Kamu selalu menuduhku.”“Mulai sekarang nggak akan lagi,” ucapnya dengan suara yang dalam.Memeluknya seperti ini, membuat Kelven sulit untuk menahan diri tidak melakukan sesuatu padanya.Namun, teringat bagaimana Delis menggambarkannya sebelumnya, Kelven hanya bisa menahan diri dan melepaskannya.“Sudahlah, kamu keluar dan ganti baju. Biar aku mandi sendiri saja.”Delis memutar kepalanya dan melihat pria di sampingnya, melihat ekspresinya agak aneh, dengan cepat dia berdiri dan pergi dengan wajah memerah.Melihat Delis berlari begitu cepat, jelas terlihat tidak ingin Kelven menyentuhnya lagi.Jika sebelumnya, bahkan Kelven tidak berinisiatif,
Read more
Bab 45
Delis diam-diam mengikuti di samping Kelven. Melihat tangan besar pria itu yang erat menggandeng tangan kecilnya. Perasaan hangat pun menyelinap ke dalam hatinya.Dia bahkan mulai berpikir serakah, betapa bagusnya jika pria ini bisa selamanya menjadi miliknya.Betapa baiknya jika mereka tidak akan berpisah.Dia kemudian menoleh dan melihat wajah kelven dari samping.Dari posisinya, wajah tampan Kelven terlihat gagah, dengan kontur yang tegas dan garis wajah yang jelas.Dengan tinggi badan 190 cm dan aura kuat yang terpancar dari dalam dirinya, itu benar-benar memberi rasa aman padanya.Tanpa disadari, Delis mendekatinya, semakin dekat.Mungkin karena memahami maksud wanita di sampingnya, Kelven tiba-tiba mengangkat tangannya dan merangkulnya ke dalam pelukannya.Kelven menoleh melihatnya. “Mau aku gendong?”Delis langsung menggeleng. “Nggak perlu.”“Kamu sangat suka aku menggendongmu dulu.”Seperti gantungan aksesoris yang bergantung pada dirinya.Dan Kelven juga suka dengan wanginya d
Read more
Bab 46
Panggilan suamiku itu membuat hati Kelven bergetar.Dia tidak merespon, tetapi suasana hatinya sangat senang, dia melanjutkan lengkahnya ke depan.Delis mengikutinya dan melanjutkan, “Suami adalah panggilan bagi mereka yang bisa bersama-sama menjalani sepanjang hidup, tapi aku dan kamu hanyalah pasangan suami istri sementara.”Delis tahu dia tidak seharusnya merusak suasana.Namun, dia harus selalu mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia tidak boleh terjerumus dalam kelembutan yang diberikan oleh Kelven.Karena jika tidak, dirinya mungkin akan sulit untuk melepaskan diri nantinya.Kemudian!Wajah Kelven menjadi muram, dia menoleh ke arah Delis, mengernyit dengan ekspresi yang tidak senang.“Apa itu suami istri sementara? Kalau nggak pandai bicara, jangan bicara.”Kelven dengan paksa menariknya mendekat dan merangkulnya saat berjalan.Delis tidak berani bicara lagi.Dirinya tak pandai bicara.Namun, yang dia katakan adalah fakta.Kelven tak bisa memberinya jaminan bahwa dirinya akan sela
Read more
Bab 47
Delis merasa banga karena pertama kalinya dirinya dipikul Kelven.Delis berpura-pura bodoh. “Ganti panggilan apa?”“Berpura-puralah kamu, percayalah pasti akan melempar dirimu ke kolam di sana untuk jadi makanan ikan,” ancam Kelven.Delis menjulurkan lidahnya. “Aku kan bukan anak kecil yang bisa digertak.”Kelven mulai mengamuk dan benar-benar memikul Delis menuju arah kolam.Semakin jauh mereka berjalan, semakin gelap jalanan.Delis benar-benar khawatir bahwa Kelven akan melemparkannya, sehingga dia langsung menunduk dan berbisik di telinga Kelven, “Jangan ke sana lagi, ayo pulang.”“Panggil aku apa?”“Kelven … “Kelven berpura-pura akan melemparkannya.Delis memeluk erat leher Kelven dan dengan manja memanggil, “Suamiku~”“Apa? Nggak kedengaran.”Kelven berpura-pura tak kedengaran.“Suamiku, ayo pulang, jangan ke tempat gelap itu lagi.”“Panggil sekali lagi.”Mendengar panggilan baru ini, seketika Kelven merasa kehangatan di dalam hatinya.“Suamiku!”Delis berbicara lembut di telinga
Read more
Bab 48
Kelven bukan tidak pernah mempertimbangkan bercerai dengan Delis.Namun, setiap kali dirinya memberikan surat perjanjian perceraian pada Delis dan melihat wajah putus asanya, bagaimana mungkin dirinya tega melakukan itu.Kelven menopang Herli dan berkata, “Aku antar kamu pulang dulu.”Kelven tak ingin membicarakan persoalan cerai saat ini.Namun, Herli menolak, “Kamu mau bawa aku ke mana? Setelah mengantarku pergi, apakah kamu akan terus bermesraan dengan Delis?”“Kelven, bagaimana kamu begitu kejam padaku? Kamu yang sudah membuatku seperti ini, bagaimana bisa kamu melepaskanku dan mencintai orang lain?”“Kelven, hanya kamu yang aku miliki sekarang. Kalau kamu juga menolakku, apa artinya hidupku di dunia ini?”erli mencoba menggunakan kematian untuk mengancam Kelven.Kelven merasa sangat pusing, dia berkata dengan serius, “Aku mengantarmu pulang dulu dan aku akan mencoba untuk lebih sering pergi menemanimu, tapi sekarang kamu nggak boleh tinggal di sini.”Kelven sudah berjanji pada Del
Read more
Bab 49
Dalam kepanikannya, Delis bertanya, “Kalian, kalian siapa? Kenapa kalian selalu mengikutiku?”Delis sangat yakin bahwa dia tidak mengenal orang-orang ini.Pria itu melangkah maju, berhenti di jarak satu meter dari Delis.Dengan alis sedikit berkerut, dia menatap dingin ke arah Delis.“Siapa kami itu nggak penting. Aku hanya mau memperingatkanmu untuk menjauh dari Wiliam. Kalau aku melihatmu bersamanya lagi, jangan salahkan aku kalau bertindak kasar padamu.”Delis merasa kebingungan. “Aku sama sekali tidak akrab dengan Wiliam. Apa kalian salah paham?”“Akrab atau nggak, kamu paling tahu. Cintai hidupmu sendiri dan jauhi Wiliam.”Pria itu sebenarnya tidak ingin melakukan sesuatu pada Delis. Setelah memberi peringatan, dengan satu tatapan, dua pria berpakaian hitam itu mengikutinya dan pergi.Delis yang ditinggalkan berdiri di tempat, bingung dan tak tahu harus berbuat apa.Pada saat bersamaan, di kejauhan.Kejadian saat tiga pria itu mengelilingi dan berbicara dengan Delis, dilihat oleh
Read more
Bab 50
Delis sangat marah.Dan sangat ingin memukulnya.Namun, akal sehat memberitahunya bahwa kekerasan tidak akan memecahkan masalah, malah bahkan dapat berbahaya baginya.Namun, melihat ekspresi bangga dan angkuh wanita di depannya, Delis merasa tak bisa lagi menahan diri.Dengan wajah serius, Delis mendekati Herli dengan sikap yang menakutkan, lalu dengan dingin dia berkata, “Benarkah? Kalau aku bahkan nggak bisa memuaskan Kelven, mungkin kamu bahkan nggak punya kemampuan untuk membangkitkan gairahnya.”“Herli, kamu sangat meremehkan pemahamanku pada Kelven. Meskipun dia sangat baik padamu dan melindungimu, itu semua karena dia pernah menabrakmu, membuatmu menjadi mandul dan nggak bisa melahirkan, sehingga dia merasa bersalah dan berhutang padamu.”“Meskipun dia sangat melindungimu, tapi dia nggak akan berselingkuh, karena itu adalah prinsipnya.”“Jadi, jangan sombong dan memamerkan dirimu di depanku. Itu nggak akan memancingku, malah membuatku merasa bahwa kamu sangat bodoh dan menyedih
Read more
PREV
1
...
34567
...
55
DMCA.com Protection Status