All Chapters of Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca: Chapter 1 - Chapter 10
875 Chapters
Bab 1
"Hendra, bisakah kita bersama selamanya?"Sisca Limanta yang masih 18 tahun memeluk Hendra Setiawan dengan wajah yang tersipu dan tatapan penuh rasa sayang."Bisa."Hendra hanya menjawabnya satu kata yang tegas sambil menatap wajah Sisca yang indah dengan tatapan membara, kemudian langsung menurunkan pinggangnyaSakit!Di saat ini, punggung Sisca langsung bergetar, dia pun mengulurkan jari tangannya ke lengan Hendra yang kuat.Sisca jelas-jelas merasa sangat sakit, tapi dia tetap tersenyum terhadap Hendra sambil mengucapkan, "Hendra, aku mencintaimu."Hendra dengan lembut mencium air mata di sudut mata Sisca dan memeluknya dengan erat, sambil berbicara di samping telinganya, "Sisca, kamu ... milikku selamanya."Sisca merangkul leher Hendra dengan erat seakan-akan seperti putri duyung yang pertama kali merasakan rasa cinta di dunia.Akan tetapi, pada akhirnya Sisca baru mengerti kalau kata selamanya hanya menggambarkan momen panas di saat itu.Kata mencintai tetap saja tidak bisa menand
Read more
Bab 2
Adrian adalah orang yang kejam, kalau Sisca tidak menurutinya, maka kondisi ibunya dan Hendra akan menjadi semakin buruk.Sisca tidak punya cara lain ....Sisca menarik napas yang dalam, dia pun menatap hakim sambil menjawab dengan tegas, "Benar, pada tanggal 6 Juni jam sepuluh malam, aku duduk di sebelah Hendra dan melihatnya menabrak seseorang hingga meninggal."Hendra yang berdiri di kursi terdakwa langsung terkejut, tatapan matanya yang bersinar tadi pun langsung lenyap."Terdakwa Hendra, apakah ada yang masih ingin kamu katakan?"Tatapan Hendra langsung menjadi sangat gelap dan menyeramkan, dia menatap Sisca dengan sangat pasrah dan kebencian.Dia pun menjawab, "Nggak ada."Perempuan yang sangat dicintainya malah dengan tega menuduh kalau dirinya adalah pembunuh.Hendra menerima pengkhianatan dari seluruh dunia, tapi kenapa orang itu adalah Sisca!Tok!Palu ruangan persidangan berbunyi."Terdakwa Hendra melanggar Pasal 310 Ayat 4 dan menyebabkan kematian penggugat Peter. Kini, pen
Read more
Bab 3
Enam tahun berlalu.Sebuah layar LED di kawasan pusat CBD yang paling ramai di Kota Aroha sedang memutarkan sebuah wawancara."Beberapa waktu ini, Grup SY memasarkan secara terbuka di bursa efek Kota Lamona. Grup SY hanya menggunakan enam tahun untuk membangun perusahaan wirausaha menjadi perusahaan sekuat sekarang. Pemegang saham dan CEO Grup SY adalah Hendra Setiawan. Dia menjadi legenda di bursa efek Kota Lamona, selain itu, seminggu yang lalu dia bahkan menjadi sampul majalah 'Buzz'. Hari ini, kami sangat beruntung bisa mewawancarai Pak Hendra untuk menceritakan bagaimana dirinya membangun Grup SY menjadi sebuah perusahaan yang begitu kuat."Sisca dengan kecewa keluar dari Gedung Minor sambil membawa kertas CV, dia langsung melihat pria yang bersinar terang di layar besar.Seorang pria yang sangat putih dan tampan, dengan setelan abu-abu dan dasi perak, dia meletakkan tangannya yang besar dan panjang di atas paha. Dia duduk tegak santai, sambil menunjukkan senyuman sopan saat mengh
Read more
Bab 4
Sebelumnya Sisca tidak ingin pergi karena mementingkan harga dirinya, tapi sekarang dia bahkan tidak sanggup menghidupi anaknya, jadi dia pun tidak memedulikan harga diri ataupun statusnya sebagai putri tertua Keluarga Limanta dan pembawa acara TV lagi.....Malam hari jam 8 di Kelab Basti.Ruang VIP 888."Pertanyaan semacam apa yang ditanyakan pembawa acara tadi? Untuk apa dia mengungkit cinta pertamanya Hendra? Billy, beri dia pelajaran!""Aku sudah menghubungi orang untuk memecatnya. Hari ini adalah ulang tahun Hendra, nanti jangan bahas hal-hal seperti ini di depannya.""Siapa yang berani? Aku nggak berani sama sekali! Sis .... Cih! Dasar sialan!"Dua orang yang sedang berbicara adalah Direktur Billy Monro dan Direktur Zayn Oswald dari Grup SY, mereka adalah teman terbaik Hendra.Tidak lama kemudian, Hendra pun tiba dengan dua pengawal berjas hitam di belakangnya.Zayn merangkul pundak Hendra sambil berkata, "Hari ini ulang tahunmu, senyum dong! Aku dan Billy khusus menyewa ruang V
Read more
Bab 5
"Berhenti."Suara pria sangat rendah dan memancarkan aura yang sulit ditolak.Sisca langsung berhenti di tempat, dia pun langsung bertanya tanpa menoleh, "Apakah masih ada yang bisa dibantu, Pak Hendra?""Kalau kamu datang untuk kerja, kenapa kamu buru-buru pergi?"Sisca mengepalkan tangan dengan erat karena dia memiliki firasat buruk."Plak!"Hendra langsung melemparkan segepok uang tunai di atas meja.Dia memainkan alisnya, kemudian berkata, "Minum bir ini, maka uang ini akan menjadi milikmu."Minum bir ....Sisca sangat terkejut, dia menelan air liur dan berkata, "Maaf, Pak Hendra. Aku alergi alkohol."Hendra hanya tersenyum sambil berkata, "Benarkah? Aku sudah lupa."Kata-kata ini sangat sadis.Sudah lupa ....Sisca alergi terhadap alkohol, meskipun minum minuman dengan kadar alkohol yang sangat rendah, Sisca tetap mengalami ruam di seluruh tubuh. Apalagi kalau minum arak akan menimbulkan akibat lebih parah hingga syok.Enam tahun lalu, Sisca tidak sengaja minum minuman yang mengan
Read more
Bab 6
Setelah Sisca mengutip uang-uang tersebut, dia membawa biolanya berjalan ke pintu dengan lemas.Hendra tidak melihatnya sama sekali, dia hanya mendongak dan menghabiskan segelas sampanye. Setelah itu, dia dengan nada dingin berkata, "Oh ya, kalung cincin perak di leher Nona Sisca sangat jelek."Sisca langsung tercengang dan berhenti dengan membelakangi Hendra.Dia meraba kalung perak di lehernya. Ini adalah cincin pasangan yang dibeli Hendra enam tahun lalu. Kalung ini terbuat dari perak, memang tidak bernilai, tapi Sisca selalu merawatnya bak harta."Aku sudah terbiasa memakainya. Cincin ini diberikan padaku enam tahun lalu, berarti sudah menjadi milikku. Jadi, seharusnya nggak ada hubungan dengan Pak Hendra mau kupakai atau nggak."Lagi pula, ini adalah kalung yang diberikan enam tahun lalu oleh Hendra yang sangat menyayanginya di saat itu.Sisca hanya ingin menyimpan sedikit kenangan indah, meskipun kenangan indah itu menyakitinya di malam hari, dia masih saja mau menyimpannya.Kera
Read more
Bab 7
Billy menganggukkan kepala dan menjawab, "Aku ingat."Dulu, Hendra pernah ditikam di penjara, dia bahkan hampir mati karena sisa satu sentimeter lagi sudah sampai jantungnya.....Entah bagaimana Sisca tiba di rumah.Di perjalanan pulang, dia muntah beberapa kali hingga merasa nyaman.Ketika melewati apotek, dia membeli obat pengar dan obat alergi.Ketika tiba di rumah, ruam di tubuhnya sudah memudar, tapi bau alkohol masih terasa sangat kuat.Lampu rumah masih menyala.Sisca meletakkan tasnya dan ganti sandal, tapi Angel tidak datang memeluknya seperti biasanya."Angel?"Tidak ada yang jawab? Apakah Angel sudah tidur?Sisca masuk ke dalam kamar melihat Angel meringkuk di tempat tidur dengan wajah pucat dan terengah-engah.Sisca sangat tercengang! Dia langsung menghampirinya dan bertanya, "Angel, ada apa denganmu?""Ibu ... aku sakit .... Dadaku sakit ...."Suara Angel terdengar sangat lemah."Ayo pergi ke rumah sakit! Angel, tahan dulu, ya."Sisca segera menghubungi ambulans dan mengg
Read more
Bab 8
Malam hari di ruang UGD.Angel langsung diantar ke ruang gawat darurat, Sisca yang basah kuyup langsung dihentikan oleh perawat, "Nyonya, tunggu di sini."Sisca terus memantau kondisi di dalam ruangan. Di saat ini, dia merasa sangat pasrah, dia menggenggam tangan perawat dengan gemetar dan memohon dengan suara serak, "Tolong selamatkan anakku."Suara Sisca bahkan terdengar sedang menahan tangisan.Perawat langsung menasihatinya, "Tenanglah, Nyonya. Kami akan berusaha sepenuhnya."Sisca hanya menganggukkan kepalanya, sepanjang jalan tadi dia sangat panik. Setiba di rumah sakit, dia pun merasa lega hingga perlahan-lahan jongkok karena kedua kaki yang merasa lemas.Ketika Angel pingsan di punggungnya, perasaan akan kehilangan membuatnya merasa dunia terasa gelap dan segera kiamat.Seluruh tubuh Sisca terus bergetar.Enam tahun lalu, dia pernah merasakannya di saat Hendra memutuskan hubungan dengannya di penjara.Di saat itu, dia bahkan merasa kesakitan ketika bernapas.Saat sedang sedih,
Read more
Bab 9
Angel tersenyum sambil berkata, "Aku juga ingin makan kentang tumbuk."Barusan Angel selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara seorang pria, "Kentang tumbuk sudah datang!"Richard masuk dengan membawa makanan sambil berkata, "Aku beli sedikit bubur dan kentang tumbuk. Ayo makan dulu.""Terima kasih, Paman."Richard mengelus kepala Angel sambil berkata, "Angel, jaga dirimu baik-baik, ya. Jangan buat ibumu khawatir.""Oke.""Angel memang sangat pintar."Sisca mengambil kentang tumbuk dengan sendok dan menyuapi Angel.Richard melihat ruam di punggung tangan Sisca dan menanyakan, "Kamu alergi, ya? Aku tadi ke apotek beli salep alergi, nanti kamu oles, ya."Sisca sedikit tercengang, dia langsung menjawab, "Setiap kali kami datang ke rumah sakit selalu merepotkanmu. Terima kasih, ya.""Kalian sama sekali nggak merepotkan. Kamu merawat Angel sendirian juga bukan hal yang mudah, aku hanya membantu saja. Sisca, terkadang kamu nggak perlu melakukan semuanya sendirian. Kalau kamu perlu bantuan, k
Read more
Bab 10
Keesokan hari, saat Nancy mengetahui Angel jatuh sakit, dia segera menuju ke rumah sakit.Nancy datang ke rumah sakit dengan kantongan besar yang berisi makanan dan mainan, lalu berkata, "Duh! Angel, kenapa kamu semakin kurus?!""Mami!"Sejak Angel lahir, Nancy langsung menjadikannya sebagai anak angkat."Mari cium Mami! Sayangku, tanganmu bahkan sudah bengkak karena infus."Wajah Angel ditekan dengan kuat oleh Nancy hingga Angel berkata, "Mami! Mami terlalu ramah sampai wajahku sakit!""Eh, maaf. Angel, Mami beli makanan dan mainan untukmu. Apa kamu menyukainya?"Sisca pun berkata, "Kamu beli terlalu banyak. Dia juga nggak sakit parah, jangan terlalu memanjakannya."Nancy berkata tanpa rasa bersalah, "Dia masih anak kecil, jadi harus dimanjakan. Benar 'kan Angel?"Angel pun tersenyum bahagia dan memainkan mata terhadap Nancy, lalu berkata, "Mami, aku sayang kamu! Muachh!""Aku sayang kamu!" ujar Nancy sambil membuat tanda hati.Ketika Angel sedang ganti pakaian boneka barbie, Nancy la
Read more
PREV
123456
...
88
DMCA.com Protection Status