All Chapters of Benih Satu Milyar: Chapter 41 - Chapter 50
86 Chapters
Kekecewaan Terbesar
"Lama amat kamu, Ra?" tanya Azlan setengah berbisik ketika aku baru saja mendaratkan tulang duduk."Nggak usah berisik!" sahutku tanpa melihatnya, lalu berpura-pura tersenyum dengan Bu Wijaya yang memang memperhatikan aku dan Azlan."Maaf, saya terlalu asyik di toilet sampai lupa balik. Habisnya, lukisan di lorongnya itu keren banget." Aku masih berusaha mencari alasan dan mengulas senyum, berharap tidak akan dicurigai."Iya, Tante. Bagus banget lukisan dan juga desain interiornya. Selera Tante memang kelas elit," puji Flora menimpali kebohonganku."Ah, kalian ini bisa aja." Bu Wijaya tersenyum dengan ekspresi pura-pura tersipu.Acara makan malam telah berakhir, acara dilanjutkan dengan obrolan ringan di ruang tamu. Tentu saja obrolan itu bermuara pada rencana mereka, yaitu perjodohan antara Bella—si anak adopsi palsu—dengan Azlan.Dengan seksama, aku menyimak. Berharap ada kesempatan untuk menyela dan membuat rencana perjodohan gagal tanpa memberatkan Flora, karena kasihan jika harus
Read more
Masa Depan yang Mana?
Dengan langkah gontai, aku berjalan tanpa tahu arah. Bahkan aku tak peduli dengan sekitar, termasuk tatapan orang-orang yang melihatku. Hingga tanpa aku sadari, sebuah mobil menepi dan menghalangi jalanku.Kepalaku mulai berputar, jalanku pun mulai terhuyung. Di saat hampir limbung, tangan seseorang menangkap tubuhku."Nara, kamu kenapa, Ra?" tanya lelaki yang wajahnya samar-samar aku lihat.Beberapa kali aku mengerjapkan mata agar kesadaranku tidak hilang. Mata juga turut berkabut akibat terlalu banyak menangis, sembab dan berat rasanya.Dapat kurasakan lelaki itu membopong tubuhku yang lunglai, aku hanya bisa pasrah tanpa bisa menolak. Beberapa saat kemudian, kurasakan tenggorokanku basah oleh air dan membuat kesadaranku semakin membaik."Nara, apa yang terjadi denganmu, Ra? Kenapa kamu sampai seperti ini?" lelaki itu kembali bertanya.Samar-samar aku mulai mengenali wajah dan suaranya. "Om Fadli?" sontak aku kaget.Aku baru menyadari posisiku sekarang telah berada dalam mobilnya. R
Read more
Surga Duniawi
(POV Azlan)Namaku Azlan Wijaya Pratama, satu-satunya penerus kerajaan bisnis Wijaya Pratama. Saat ini, aku terjebak dalam sebuah pernikahan toxic. Aku sadar bahwa wanita yang aku nikahi, mulai berubah. Dia bukan lagi seorang gadis sederhana seperti yang dulu kukenal.Aku mengenalnya saat masih kuliah, dia begitu lugu dan polos. Bahkan saat dibully oleh gadis yang sangat menyukaiku, dia tak berani membalas. Sejak saat itu, aku berusaha dekat dengannya dan ingin melindungi dia.Elina, gadis cantik tanpa kehidupan yang glamour. Waktu itu, ayahnya mengalami kebangkrutan dan Elina harus berjuang agar tetap bisa lanjut kuliah. Dia wanita yang pantang menyerah jika sudah punya keinginan.Melihat ketangguhannya, aku jatuh cinta dengan Elina. Bahkan diam-diam memberikan uang modal untuk ayahnya agar bisa memulai usaha kembali. Tentu saja itu uang pemberian Papa yang selama ini aku kumpulkan.Walaupun aku terlahir di keluarga kaya raya, tetapi Mama dan Papa mengajarkan padaku untuk tidak boros
Read more
Cerita Ryan
(POV Azlan)"Mas Azlan beneran mau ke Bandung?" tanya Elina yang seakan meragukan kepergianku untuk urusan kerjaan.Aku tahu, dia pasti curiga dan berpikir kalau aku hanya beralasan agar bisa bersama dengan Nara. Sikap Elina semakin posesif sejak mendapati aku mengigau, dalam igauan tersebut katanya aku mendesah seraya menyebut nama Nara. Ah, bodohnya aku. Kenapa sering kali memikirkan Nara, membayangkan bercinta dengannya. Tanpa kusadari sampai terbawa di bawah alam sadar."Mas," panggil elina kembali."Elina sayang, istriku yang teramaaaat aku cintai. Kamu bisa tanya ke Dara, tanya saja apa agenda kerjaku dan dengan siapa di sana aku akan bertemu.""Halah, bisa saja kamu bayar sekretarismu itu untuk bohong, Mas.""Elina, cukup ya. Kalau alasan cemburumu karena igauan itu, harusnya kamu mikir donk. Siapa yang menyuruhku untuk meniduri wanita lain? Aku lelaki normal, El. Meskipun hatiku tidak menginginkan, tapi otakku tidak bisa menolak." Akhirnya kekesalanku tertumpah."Sudahlah, El
Read more
Khilaf yang Nikmat
Bicara mengenai wanita bayaran, nyatanya sekarang aku juga terjebak dalam permainan yang diciptakan oleh istriku sendiri. Aku yang mulai menaruh perasaan pada Nara, harus berjuang melawan perasaan tersebut. Dan ini sungguh menyiksa.Kenyamanan saat bersama Nara, telah lama tidak aku dapatkan dari Elina. Elina lebih sibuk dengan urusannya. Apalagi setelah dia mendapatkan tekanan dari Mama, psikis dia tentu saja tidak baik-baik saja. Aku tak pernah menuntut apapun pada Elina, karena melihat kondisi dia saja sudah sangat memprihatinkan waktu itu.Membuat Elina bahagia adalah pilihanku, meskipun terkadang permintaannya di luar nalar. Termasuk menyewa rahim wanita lain untuk melahirkan benihku, dan justru wanita bayaran itu mampu menjerat perasaanku.Nara ... setiap aku menyebut nama wanita itu, bayangan kenikmatan dari sensasi menyentuh tubuhnya seperti aliran listrik yang sangat kuat. Libidoku langsung naik dan membuat bagian tubuh lain menegang.Bagiku sekarang, tubuh Nara adalah candu.
Read more
Tuntutan Besar
Terlahir sebagai anak konglomerat tidak sepenuhnya bahagia. Justru banyak problema yang harus dihadapi, bahkan sering terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan. Sebagai penerus kerajaan bisnis Wijaya Pratama, aku pun tidak hanya diberi limpahan warisan. Melainkan juga limpahan tanggungjawab mengurus perusahaan, mempertahankan agar tetap eksis dan terus berkembang menjadi lebih besar. Selain itu, aku juga dituntut untuk menjaga sikap di depan umum. Tak ada cela di mata semua orang agar mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak. Itu sebabnya, ayahku mengajarkan semua tata cara dari bersikap, berbicara, dan bagaimana cara menjalankan bisnis yang baik. Semua itu ditanamkan sejak kecil, agar saat dewasa aku sudah bisa menerapkan semua ilmu.Aku akui, eksistensi perusahaan Wijaya Pratama sudah mendapatkan tempat spesial. Hal tersebut membuat aku sebagai penerusnya lebih mudah memenangkan setiap projek.Namun, di balik kesuksesanku sebagai penerus bisnis Wijaya Pratama, ada banyak ma
Read more
Kebodohan Berujung Bencana
Tidak berapa lama aku duduk, muncullah Nara dan Flora. Terlihat dari sirat wajah mereka, menandakan ada masalah serius yang sedang terjadi. Entah drama apa yang sedang mereka mainkan, yang pasti keluargaku adalah targetnya.Aku tak akan pernah membiarkan orang-orang serakah seperti Nara, Flora, ataupun Om Robby mempunyai kesempatan menguasai hartaku. Akan aku pastikan mereka enyah dari kehidupanku.Nara, dia akan tersingkir setelah melahirkan bayi itu. Sedangkan Flora dan Om Robby beserta istrinya, mereka akan aku buat selamanya tak lagi menginjakkan rumah ini.Acara makan malam usai dan dilanjutkan obrolan hangat antar keluarga sekaligus membicarakan perjodohan. Ya, perjodohan antara aku dengan anak palsu dari Om Robby.Perdebatan antara Mama dan aku sempat terjadi, pasalnya Mama terus saja memojokkan Elina. Sulit sekali bagi Mama menyadari bahwa sikap dialah yang telah membuat Elina menjadi pembohong besar. Aku tahu, Elina melakukan semua sandiwara demi keutuhan rumahtangga. Jika sa
Read more
Tamu Tak Diundang
POV NaraLima bulan telah berlalu semenjak peristiwa di rumah orang tua Azlan. Aku menjauh dari hiruk pikuk masalah, memilih fokus pada janin yang akan kulahirkan.Tak lagi aku merengek akan cintanya Azlan, tak ada lagi drama bermanja meminta perhatian. Semua kujalani seorang diri, bahkan ketika Azlan datang pun aku memilih mengurung diri.Entah apa maunya lelaki itu, menyuruhku untuk sadar diri, tetapi dia masih saja menghendaki tubuhku. Dengan dalih aku masih sah sebagai istri, membuat dia menuntut untuk dilayani.Bodo amat dengan dalihnya itu. Sengaja kutunjukkan sikap tak acuh, menghindari bertemu, bahkan untuk kontrol ke dokter pun aku lakukan sendiri. Hasil pemeriksaan selalu aku letakkan di atas buffet, Lastri--asisten rumah tangga yang akan memberikan pada Azlan.Nama yang tercantum sudah berganti menjadi nama Elina Ayu Pratiwi, bukan lagi Nara Paramitha. Sehingga setiap aku check up, nama itulah yang terdengar.Lagi-lagi tuntutan pekerjaan, aku harus merelakan apa yang akan m
Read more
Perhatian Azlan
Aku terduduk dan masih dalam sedu sedan tangis yang menyesakkan. Kupeluk lutut dan membenamkan wajah ke dalamnya.Gerakan bayi dalam perut menyadarkan, bahwa ia tak nyaman dengan posisiku. Kembali kuelus perut. "Maafkan Ibu, Nak. Jika kelak kamu besar, Ibu harap kamu akan tetap menghargaiku sebagai wanita yang melahirkanmu. Jangan pernah jijik dengan masa lalu ibu, ya?"Derai air mata kembali membasahi pipi. Dadaku semakin sesak, seperti ada bongkahan batu besar yang menghimpit. Melepas anak ini ke tangan Elina dan Azlan adalah keputusan yang tepat. Ia tak akan malu menjadi anak orang terhormat, ia akan terjamin kehidupannya. Mungkin, dengan melihat anak ini sukses kelak, itu akan menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagiku.Entahlah, orientasiku saat ini bukan lagi harta seperti awal yang dijanjikan. Bayi ini semakin hari semakin mengubah cara berpikirku. Aku sendiri kurang menyadari, bagaimana setiap perubahan terjadi pada diri ini.Saat bayi menendang atau menggeliat, ada desir
Read more
Istri Bayangan
"Kenapa kamu diam, Ra?""Boleh aku habiskan makan malamku?" Sengaja kualihkan pembicaraan.Rasanya tak perlu membahas sesuatu yang akan menyakitkan hati.Azlan meletakkan mangkuk berisi sup ikan itu, kemudian berdiri dan menatap langit.Perlahan aku mulai menyendok sup hangat, menikmatinya dengan perasaan yang campur aduk. "Dulu aku memang merasa sebatas nyaman saja saat bersamamu, Ra. Namun saat kamu menghukumku, aku merasa sangat tersiksa. Ada yang sakit di dalam sini," tutur Azlan seraya memukul dadanya.Aku yang mendengar dan melihatnya seperti itu, seketika mengurungkan suapan ke mulut. Kuletakkan kembali mangkuk ke atas meja.Pandanganku kembali ke Azlan. Dia masih bicara tanpa melihatku, entah ekspresi apa yang ingin dia sembunyikan dariku."Aku memang bodoh, Ra. Terlambat menyadari perasaan ini, tapi aku juga takut akan menyakiti hati lain. Aku bingung, apa yang harus kulakukan?"Azlan berbalik dan menatapku, lalu berjalan mendekat dan kembali jongkok di hadapanku."Apa aku s
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status