All Chapters of Mencari Suami Sewaan : Chapter 11 - Chapter 20
98 Chapters
bab 11. Kayana Sibuk
Kayana begitu disibukan dengan pekerjaannya. Setelah meeting dengan klien barunya. Kayana pun harus bolak-balik ke luar kota. Sehingga tidak sadar jika pernikahannya dengan Dirza sudah melebihi satu Minggu. Dan satu Minggu perjanjian pernikahan pun di perpanjang karena kondisi sang ayah kembali drop. Padahal satu Minggu yang akan datang adalah hari pernikahan Rose adik Kayana. "Yana!" Panggil Dirza saat tak sengaja mereka bertemu di sebuah kafe. Saat ini Kayana tengah makan siang bersama Reno partner kerjanya. "Siapa?" tanya Reno. Menaikan alisnya sebelah. Sedangkan Kayana yang melihat Dirza berpenampilan OB di salah satu kantor pun mengerutkan keningnya. "Aku gak kenal," balas Kayana kepada Reno. Sedangkan Dirza yang mendengar itu merasakan perasaan sakit. Karena tidak dianggap oleh Kayana. Apa mungkin karena ia seorang OB. Padahal pekerjaan yang ia kerjakan sudah lebih baik daripada ia kuli di pasar. Namun, bagi kalangan Kayana OB adalah pekerjaan paling bawah. "Lalu kenapa dia
Read more
Bab 12. Hanya diperpanjang satu Minggu.
"Ayo kita bicara!" ajak Kayana lugas. Ia memberi isyarat untuk Dirza mengikutinya ke atas. Satu persatu Dirza pun menaiki anak tangga mengikuti langkah Kayana yang saat ini berjalan ke suatu ruangan yang jelas itu bukan kamar Kayana. Pintu pun terbuka, sebuah ruangan yang sama persis milik Rendra yang berada di bawah. Namun, bedanya jika ruangan kerja Rendra sedikit luas dan bernuansa klasik sedangkan Kayana begitu modern dan sangat tertata rapih. Dirza yang baru pertama kalinya masuk pun merasa kagum. Dalam diri Dirza bertekad suatu saat nanti ia juga akan memiliki ruangan yang sama seperti Kayana atau Rendra. Hmm Suara gumaman Kayana menyadarkan Dirza dari rasa kagumnya atas ruangan kerja Kayana. "Silahkan duduk!" perintah Kayana yang saat ini sudah duduk di kursinya. Dirza yang mendengar itu segera mengikuti perintah Kayana dan duduk di kursi yang saling berhadapan langsung dengan Kayana. "Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Kayana sambil memicingkan matanya. Dirza yang men
Read more
Bab 13. Berakhir
Keesokan paginya, semua sudah berkumpul di meja makan termasuk Dirza yang saat ini sudah rapih dengan baju kerjanya."Bu, gedung yang aku sewa buat resepsi pernikahan aku sama Rizal sudah di pesan kan?" tanya Rose."Sudah. Semuanya sudah beres, kamu tidak perlu memikirkan itu. Karena orang tua Rizal dan Ibu sendiri yang urus itu semua, yang perlu kamu pikirkan sekarang adalah kesehatan kamu dan juga bayi kamu," ujar Fitri.Sedangkan Rose yang menderanya itu menatap Kayana dengan senyum mengejek. Rose ingin menunjukkan kalau pernikahannya itu akan diadakan secara meriah dan akan diadakan di gedung, bukan seperti Kayana yang hanya di adakan di rumah dan akad saja tanpa ada resepsi."Oh ya. Yana, Dirza. Apa kalian tidak berminat untuk melakukan resepsi pernikahan yang sama dengan Rose?" tanya Rendra."Tidak usah Ayah!" balas Kayana. Karena menurutnya itu tidak penting. Karena sebentar lagi mereka akan berpisah."Ayah kenapa menanyakan itu. Ayah sudah menyinggung perasaan kakak ipar denga
Read more
Bab 14. Pesta
4 tahun kemudian .... Waktu bergulir begitu cepat, kini semua telah berubah begitu juga dengan kehidupan Kayana. Yang saat ini tak lagi sama, seperti dulu. Bukan lebih baik tapi bisa di sebut lebih buruk. "Yuhu saatnya pesta!" Teriak Adella kegirangan. "Nah," kata Della sambil menarik kursi yang ada di hadapan meja Kayana. Sedangkan Kayana yang saat ini tengah fokus mengerjakan laporannya pun harus terganggu dengan kedatangan Adella yang membawa berkas yang harus di tanda tangani oleh atasnya. Namun, sebelum berkas itu sampai pada Dave Kayana harus memeriksanya terlebih dahulu. Apa itu penting atau sangat penting. Kayana pun segera memeriksanya dan melihat berkas yang berisi tentang persetujuan di adakannya pesta atas keberhasilan karena telah menerima kontrak baru dengan perusahaan besar. "Baiklah nanti aku akan berikan ini kepada pak Dave, kau bisa keluar," ujar Kayana setelah melihat berkas yang di bawa Adella. Sementara Adella yang mendengar itu hanya mencibir dengan sikap Ka
Read more
Bab 15. Menyebalkan.
Setelah kejadian dimana, ia mendapati dirinya di hotel tak memakai sehelai benang pun. Kayana pun seolah-olah lupa dengan semua itu dan merasa semua baik-baik saja. Tidak ada perasaan sedih atau menyesal karena bagi Kayana, mau masih gadis atau tidak. Itu akan sama saja. Kayana tidak akan pernah membangun sebuah komitmen yang bernama pernikahan jadi hilangnya kegadisannya itu bukanlah sesuatu yang harus ia tangisi dan sesali.“Selamat pagi, “ sapa Kayana ketika surya datang. Setelah pesta satu bulan yang lalu Surya pun resmi menjadi atasan Kayana yang menggantikan Dave yang pindah ke Jerman.“Butkan saya kopi,” pintanya kemudian duduk di kursi kebesarannya.Kayana yang mendapat perintah itu pun mengangguk dan segera membuatkan kopi yang selama ini biasa Kayana buat untuk Surya.“Permisi Pak ini kopinya,” Kayana pun meletakkan kopinya di meja Surya dan berpamitan untuk ke ruangnya.“Tunggu!” Kata Surya menghentikan langkah Kayana.“Selama saya di sini, kenapa baru kali ini kopi yang bu
Read more
Bab 16. Telat tidak biasanya
Setelah Rossi, anak Rose dan Rizal mengajaknya untuk sarapan bersama. Kayana pun ikut bergabung. Dan hal itu membuat semua orang bahagia. Karena pada akhirnya setelah sekian lama Kayana ikut sarapan bersama.“Selamat pagi,” sapa Kayana dan menarik kursi untuk dirinya. Rendra yang melihat putri sulungnya ikut sarapan bersama setelah sekian lama pun mengembangkan senyumnya.“Pagi juga sayang,” balas Rendra.“Tumben biasanya juga sudah ada di kantor jam segini,” sindir Rose.“Rose jangan seperti itu. Ini adalah hal yang baik jika Yana bisa sarapan bersama kita. Hal ini sangat jarang bukan.” Tutur Fitri lembut kemudian menyiapkan sarapan untuk Kayana.“Anty mau calapan,” pinta Rossi pada Kayana.“Sini sayang sama Mommy aja,” kata Rose.“Mau cama anty,” ungkap Rossi.“Tapi sayang anty gak bisa.” Kata Rose melarang anaknya untuk berdekatan dengan kakaknya.“Nadk mau,” Rossi menggelengkan kepalanya.“Gak papa Rose aku bisa kok, hanya untuk menyuapi anak kecil,” ujar Kayana kemudian mengambil
Read more
bab 17. Positif
“Maaf, Memang anda siapa di sini sehingga bisa datang seenaknya. Di sini kamu itu hanya seorang sekretaris bukan siapa-siapa” katanya menatap Kayana tajam. Kayana yang mendengar itu mencoba mengabaikan perkataan Surya. Bagi Kayana hari ini untuk pertama kalinya ia datang terlambat. Tapi walaupun begitu tidak sepantasnya Surya membentaknya seperti itu. “Maaf. Mr. Nugraha yang terhormat. Posisi saya memang hanya sekretaris. Tapi, pekerjaan saya konsisten jadi mohon maaf bila kali ini saya melakukan kesalahan. Selamat pagi.” Setelah mengatakan itu Kayana pun segera memulai pekerjaannya sebagai sekretaris yang mengatur jadwal Surya. “Buatkan saya kopi. Jangan sampai terlambat,” titah Surya kemudian meninggalkan meja Kayana. Sedangkan Kayana hanya bisa bergumam dengan sikap atasannya hari ini. Kayana pun segera beranjak dari duduknya dan menuruti keinginan atasannya untuk dibuatkan kopi. Waktu istirahat pun telah tiba, Kayana yang bisanya masih sibuk dengan kertas di mejanya. Entah men
Read more
Bab 18. Rumah sakit
Berbeda dengan Kayana yang tidak pusing memikirkan hasil benda pipih itu. Karena dirinya sangat yakin jika hasil itu salah.“Kenapa terlambat?” tanya Surya sambil menatap Kayana dengan tenang.“Saya tidak terlambat. Saya habis dari toilet,” balas Kayana santai dan memulai pekerjaannya.“Ada yang saya bantu Pak?” tanya Kayana. Ketika melihat atasannya masih saja berada di hadapannya.“Siapkan berkas-berkas untuk meeting siang ini.” Pintanya.“Semuanya sudah siap Pak,” balas Kayana dengan cekatan.“Baiklah,” Surya pun meninggalkan meja sekretarisnya. Dalam benak Surya, pantas saja Kayana bisa bertahan menjadi sekretaris di sini walaupun sikapnya yang bossy itu. Ternyata kerjanya cekatan dan siap kapanpun di minta walaupun itu sangat dadakan.Di ruangan Adella saat ini. Dirinya masih saja memikirkan kondisi Kayana. Apa ia harus percaya pada Kayana atau benda putih pipih yang sedang dipegangannya.“Dor!” Teriak Reina membuat Adella kaget dan menjatuhkan benda pipih yang dipegangnya.“Asta
Read more
Bab 19. Menyingkirkannya
Sementara Kayana yang mendapat pertanyaan tersebut. Seketika, detak jantungnya bekerja tidak normal. Keringat dingin mulai menjalari tubuhnya. Kayana mencoba mengingat sesuatu agar semuanya jelas. Dan setelah mengingat semuanya Kayana pun mengangguk dengan ragu. Adella yang melihat anggukan kepala Kayana pun melebarkan matanya. “Kapan?" baru saja Adella akan bertanya tentang kapan Kayana melakukan hal itu tapi tidak jadi lantaran dokter telah memotong ucapannya terlebih dahulu. “Nah, bila Ibu Kayana pernah melakukannya. Alat itu bisa di gunakan, jadi untuk mengetahui Ibu Kayana positif atau tidak, mari kita lakukan tes lagi. Bila perlu kita USG langsung, jika Ibu Kayana setuju, " tawar dokter tersebut. “Kalau begitu USG saja dokter. Karena tadi pagi sudah melakukan tes dan hasilnya positif,” jawab Adella. “Bagaimana Ibu Kayana?” tanya dokter meminta persetujuan. Sedangkan Kayana yang mendengar itu pun mengangguk pasrah. “Ya sudah kalau begitu. Ibu Kayana silahkan berbaring. Biark
Read more
Bab 20. Masih tidak percaya
Hari sudah malam. Waktu menunjukkan pukul 23.45 malam. Akan tetapi Kayana masih ada di kantor, tinggal dirinya seorang diri. Sambil menatap ke arah luar jendela yang menampilkan kelap kelip lampu. Tanpa sadar ia mengusap perutnya. Apa benar dia ada atau hanya sebuah mimpi saja. Dirinya mengingat kembali ke masa lalu dimana ibunya berada di posisi ini. Mempertahankan atau melepaskan. Namun, dengan kebesaran hatinya ia lahir ke dunia dengan sempurna tanpa kekurangan, apapun selain cinta dari seorang Ibu yang telah melahirkannya. Tok tok tok Terdengar suara pintu diketuk. Kayana yang mendengar itu seketika tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya. Ia melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Dan mendengar suara pintu diketuk membuat Kayana heran. Siapa yang mengetuk ruangan kerjanya di jam segini. Apa mungkin ada ob yang ikut lembur. Dan tanpa berpikir panjang Kayana pun membukakan pintunya. “Selamat malam,” sapa Surya yang
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status