All Chapters of Pendekar Dewa Naga: Chapter 31 - Chapter 40
263 Chapters
31. Teknik Penguasaan Api
Teknik Penguasaan Api agak sedikit berbeda dengan teknik dasar ilmu bela diri.Penguasaan api memerlukan energi panas dari tubuh untuk diolah dan diubah tubuh menjadi energi panas yang bisa dikeluarkan dari dalam tubuh dengan bentuk api.Seperti yang dijelaskan oleh Ki Seno, lebih mudah belajatr teknik penguasaan api ini apabila memiliki roh api di dalam tubuh.Roh api akan terus menerus menghasilkan api yang bisa dikeluarkan sesuai dengan keinginan pemiliknya tanpa batas sama sekali.Tidak sembarangan orang bisa bersatu dengan Roh Api.Apabila tubuh tidak sesuai atau tidak kuat, maka Roh Api akan membakar habis tubuh yang menerima roh api tersebut.Itulah kenapa Ki Seno tidak menganjurkan Mahasura untuk mencari roh api sekarang, karena tubuh Mahasura baru dalam tahap peningkatan tubuh pendekar."Kakek akan mengajarimu lima jurus saja dari teknik penguasaan api ini, sesuai debngan kemampuan tubuhmu!" ujar Ki Seno.Ki Seno tidak mengajari tingkat atas dari ilmu penguasaan api ini, yang
Read more
32. Kejutan Masa Lalu
"Mahasura, ada yang ingin kakek sampaikan padamu!" panggil Ki Seno setelah Mahasura sudah menyelesaikan seluruh latihannya."Ada apa, Kek?" tanya pemuda ini mendekati Ki Seno."Kamu kan sekarang sudah mahir ilmu bela diri, jadi kakek tidak khawatir lagi kalau kamu berpetualang di Kerajaan Sembilan naga ataupun kerajaan lainnya di Benua Selatan ini.""Ada apa sih, Kek? Kenapa jadi serius sekali?" tanya Mahasura keheranan."Sudah saatnya kamu mengetahui kejadian sebenarnya yang menimpamu di masa lalu, agar kamu bisa terus maju di masa depan!" sahut Ki Seno, yang semakin membuat Mahasura kebingungan."Kakek bicaranya berbelit-belit dan melantur kemana-mana!" seru Mahasura mulai merasa bosan."Kamu itu ... tidak ada berubahnya! Sudah menjadi pendekar, masih saja jiwa malasnya ada!" kata Ki Seno yang mulai kesal juga dengan sikap Mahasura."Bukan begitu, Kek! Arya kan sudah besar, jadi katakan saja apa yang hendak kakek katakan, Arya bisa menerimanya!" tegas Mahasura."Baiklah, kalau meman
Read more
33. Berangkat Atau Tidak?
"Kamu yakin akan berangkat mencari tahu keberadaan orang tuamu, Arya?" tanya Frisanti yang membantu Mahasura mengemasi pakaian dan bekal makanannya."Kata kakek, kemungkinan besar ayah dan ibuku masih hidup di luar sana! Aku tidak tahu kenapa mereka membuangku tinggal bersama kakek, dan juga tidak pernah mengunjungiku!" ujar Mahasura."Mungkin saja orangtuamu sudah tewas, Arya! Kan Ki Seno hanya bilang kemungkinan masih hidup, karena sudah lama sekali!" kata Frisanti yang berusaha membujuk Mahasura tetap tinggal di Desa Naga.Hufh!Mahasura terdiam dan menundukkan kepalanya.Berbagai kejadian beberapa hari ini membuatnya sangat lelah.Semula dia mengira dirinya hanyalah anak yatim piatu yang ditemukan dan diasuh oleh kakeknya sekarang, tapi ternyata dia merupakan keturunan pendekar nomor satu di masa lalu, menemukan Kitab Dewa Naga yang dicari seluruh jagad persilatan, mempelajari Kitab Dewa Naga dan menjadi penguasa api.Kini, Ki Seno, kakeknya mengatakan kalau dia sebenarnya bukan y
Read more
34. Kamu Kok Cantik, Fris?
"Arya ..." sapa Frisanti.""Ada apa, Fris!' sahut Mahasura."Bagaimana kalau aku bilang kalau ...."Frisanti sempat terhenti untuk mengatakan perasaannya."Kalau apa, Fris? Kok kamu jadi aneh begitu sih?" tanya Mahasura."Aku mencintaimu, Arya!"Frisanti sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi untuk diutarakannya kepada Mahasura, tanpa di amenyadari kalau semuanya sudah terlambat.Frisanti merasakan kalau dia akan kehilangan Mahasura Arya untuk selama-lamanya.Untuk itulah gadis ini nekad menyatakan cintanya kepada Mahasura.Sayangnya Mahasura hanya menganggapnya sebagai sahabat masa kecilnya, karena pemuda ini sudah mencintai gadis lain yang tidak diketahui Frisanti."Maafkan aku, Fris! Kamu sudah kuanggap saudaraku sendiri!" ujar Mahasura pelan dengan agak menyesal.Frisanti langsung terdiam beku mendengar jawaban Mahasura yang tidak seperti harapannya.Tapi gadis ini langsung bisa menguasai perasaanya kembali agar tidak terlihat sedih dan kecewa.Dia tidak boleh membebani Arya de
Read more
35. Pujaan Hati Mahasura
"Kamu mau dibikinin makanan kecil tidak, Arya?" tanya Frisanti."Tidak perlu, Fris! Cukup teh panas saja yang aku perlukan untuk mengusir dingin malam ini!" seru Mahasura."Ada lagi yang bisa mengusir dinginnya malam, Arya ... selain teh panas tentunya!" ujar Frisanti."Aku tidak tahu ada lagi yang lainnya yang bisa menggusir dinginnya malam, Fris!" ujar Mahasura.Frisanti hanya tersenyum mendengarvperkataan Mahasura Arya.Dia tidak tahu apakah Arya hanya berpura-pura atau memang tidak tahu maksud perkataannya?"Bagaimana tehnya? Cukup panass?" tanya Frisanti berbasa basi."Cukup, Fris! Oh ya, kamu mengundangku ke rumahmu untuk apa?" tanya Mahasura.Frisanti hnay tersenyum, kemudian menarik tangan Mahasura agar mengikutinya ke kamarnya."Kenapa kita ke kamarmu, Fris? Nanti orangtuamu tahu, aku bisa dihajar habis-habisan!" ujar Mahasura."Kan aku bilang, orangtuaku sedang berada di ibukota, jadi tidak mungkin malam-malam pulang ke Desa Naga!" kata Frisanti meyakinkan Mahasura.Frisanti
Read more
36. Serius Kamu, Chan!
"Aku harus ke ibukota menemui Chandani! Mungkin dia bisa membantuku mencari informasi mengenai keberadaan orang tuaku!" ujar Mahasura dalam hati.Mahasura sedang dilanda kebimbangan memilih antara dua gadis yang mencintainya ini.Frisanti atau Chandani?Perjalanannya ke ibukota juga untuk melihat apakah rasa yang didapatnya bersama Frisanti akan sama rasanya saat dia bersama dengan Chandani.Mahasura tidak bisa menemui C.handani di istana kerajaan karena dijaga ketat.Jadi Mahasura hanya berharap Chandani bisa menemukan dirinya di tengah keramaian Kota Naga Sakti.Menginap di penginapan mewah sebelumnya juga tidak mungkin, karena dia tidak mempunyai koin emas yang cukup untuk membayar biaya penginapan.Mahasura hanya diam terduduk di wilayah kumuh kota Naga Sakti ini."Kenapa tidak aku pikirkan tadi, sebelum ke ibukota ini?" pikir Mahasura.Puk!Bahunya ditepuk oleh seseorang yang menyadarkannya dari lamunannya."Kemapa tidak mencariku ke istaman? Malahan merenung sendirian di tempat
Read more
37. Keanggunan Chandani
Istana Kerajaan Sembilan Naga ternyata sangat luas di dalamnya. Selain paviliun utama tempat raja memerintah, terdapat beberapa paviliun lainnya di dalam istana kerajaan ini termasuk paviliun tamu tempat Mahasura menginap. Kamar yang diberikan kepada Mahasura, juga bukan kamar sembarangan. Kamar ini memiliki tempat tidur yang nyaman, juga penerangan yang sangat memadai. "Ternyata begini rasanya tinggal di lingkungan kerajaan," gumam Mahasura. Mahasura juga tidak menyangka kalau Chandani akan mengajaknya ke dalam lingkungan istana kerajaan, kaena sulit sekali bagi orang awam seperti dirinya untuk masuk ke dalam istana. Bahakan hanya sekedar menginjakan kaki di pintu gerbang istana saja tidak akan bisa dilakukannya. Tapi sekarang, dia berada di kamar tamu kerajaan. Bahkan Raja Naga Langit akan menemuinya. Sungguh pengalaman hidup yang bagaikan dongeng baginya. Guyuran air dari pancuran air bambu yang dialirkan dari tempat penampungan air istana menyegarkan pikiran Mahasura yang
Read more
38. Kejutan Jamuan Makan Malam
Ting! Ting! Ting! Bunyi ketukan di gelas yang berasal dari tangan Raja Naga Langit membuat semua peserta perjamuan makan malam ini terdiam. Semua mata tertuju kepada raja yang saangat berwibawa ini. "Perhatian semuanya! Mungkin kalian semua bingung dengan munculnya pemuda gagah yang sedang duduk di samping Putri Chandani ini. Ketahuilah kalau pemuda ini adalah Pendekar Dewa Naga yang mewarisi semua Kitab Dewa Naga yang ditulis oleh salah satu pendiri kerajaan kita yaitu Raja Ravindra yang lebih terkenal sebagai Pendekar Pedang Dewa Naga!" seru Raja Naga Langit. Seluruh yang hadir dalam perjamuan makan malam ini dibuat terkejut oleh pengumuman dari Raja Naga Langit yang tidak disangka-sangka oleh mereka. Plok! Plok! Plok! Tepuk tangan membahana dari seluruh peserta perjamuan makan malam ini langsung bergemuruh memenuhi seisi ruangan perjamuan makan malam ini. "Pemuda ini bernama Mahasura Arya. Bukan hanya mewarisi Kitab Dewa Naga, tapi pemuda ini juga keturunan langsung dari
Read more
39. Rahasia Masa Lalu
"Kita selesaikan dahulu perjamuan makan malam ini. Setelah itu baru kita berbincang mengenai masa lalu keluargamu, Arya!" ujar Chandani.Gadis ini khawatir kalau Mahasura tidak bisa mengendalikan dirinya, yang bisa menyebabkan kekacauan yang tidak diharapkan."Baiklah, Chan!' jawab Mahasura singkat.Perjamuan makan malam yang diadakan raja berlangsung meriah.Pandangan meremehkan terhadap Mahasura sebelumnya, sekarang berubah menjadi pandangan hormat dari semua kalangan istana kerajaan.Raja Naga Langit dan permaisuri kemudian meninggalkan ruang jamuan makan yang mengakhiri jamuan makan malam khusus untuk memperkenalkan Mahasura Arya ini.Chandani meminta ijin ayahnya untuk berbicara sebentar dengan Mahasura.Mahasura dan Chandani kemudian bersandar di balkon istana sambil melihat gemerlap bintang di langit."Apa kamu bisa memberitahuku sekarang tentang pertanyaanku tadi, Chan?" tanya Mahasura."Apa hubungan Senopati Aryawiguna dengan dirimu, Arya?" tanya Chandani yang agak terkejut d
Read more
40. Informasi Chandani
"Setahuku leluhurmu itu yaitu nenek buyutmu adalah Pendekar Lembah Iblis yang sangat terkenal suka membunuh pendekar-pendekar muda untuk ilmu sesatnya. Tapi itu yang aku tahu ya, benar atau tidaknya aku tidak tahu, Arya!" ujar Chandani yang sedang terbaring di samping Mahasura di dalam kamar Mahasura."Maksudmu, sebenarnya nenek buyutku itu adalah pendekar aliran jahat? Kenapa Pendekar Pedang Dewa Naga menjadikannya istri kalau Pendekar Lembah Iblis itu jahat? Kan aneh jadinya!" ujar Mahasura sambil matanya menerawang jauh ke atas."Aku tidak tahu! Seharusnya kamu tanyakan kepada kakekmu, Arya!" ujar Chandani."Tadi kamu bilang tidak mungkin itu kakekku!" ujar Mahasura."Setelah kupikir-pikir, kemungkinan besar kakekmu adalah Senopati Aryawiguna, yang menurut sejarah telah melakukan pemberontakan. Tapi memang ada yang aneh sih!" ujar Chandani."Kamu menyusup kemari, tidak khawatir kalau ketahuan?" tanya Mahasura."Kalau ketahuan, paling kamu yang dihukum! Hihihi!" tawa Chandani yang m
Read more
PREV
123456
...
27
DMCA.com Protection Status