Semua Bab Pendekar Dewa Naga: Bab 11 - Bab 20
263 Bab
11. Ki Seno
Penduduk Kota Naga Langit hanya mengenal kakek penjual sayur ini sebagai Ki Seno.Tidak banyak yang tahu nama asli dari Ki Seno, bahkan mungkin tidak ada satupun penduduk Kota Naga Langit yang mengetahui nama aslinya.Senopati Aryawiguna adalah nama asli dari Ki Seno, yang tidak pernah digunakannya lagi.Nama ini sempat menguncangkan dunia persilatan Benua Selatan yang lebih dikenal dengan Pendekar Penguasa Api.Bahkan Ki Seno memiliki Fire Devil, sebutan Iblis Api yang bersatu dengan tubuhnya.Pertarungan terakhir Ki Seno adalah melawan Pendekar Pedang Dewa Naga di atas pegunungan Awan Surga, yang terjadi sebelum menghilangnya Pendekar Pedang Dewa Naga ini.Banyak yang tidak tahu tentang pertarungan antara dua pendekar besar ini.Dunia Persilatan hanya mencatat pertarungan terakhir Pendekar Pedang Dewa Naga dengan Pendekar Lembah Iblis.Ki Seno memiliki ilmu kehidupan abadi seperti Immortal di dunia kultivator, sehingga kakek sakti ini masih hidup sampai sekarang."Ravindra! Kamu mem
Baca selengkapnya
12. Akhir Kisah
"Kamu sedang mengandung?" tanya Senopati yang sedang dilanda kebingungan."Istriku sedang mengandung, Senopati! aku harap kamu bisa menunda keinginanmu menghabisi Adhisti sampai bayi kami lahir!" seru Ravindra."Kalian ini suami istri?" tanya Senopati lagi."Memangnya kenapa kalau kami ini suami istri?" tanya Ravindra.Senopati tampak terkejut melihat kejadian yang sangat tidak diduganya.Pendekar Pedang Dewa Naga dan Pendekar Lembah Iblis ternyata sekarang adalah pasangan suami istri. Pantas saja Pendekar Pedang Dewa Naga tidak pernah muncul lagi setelah pertarungan dengan Pendekar Lembah Iblis."Kapan kejadiannya?" tanya Senopati."Setelah aku tahu kalau Adhisti tidak sejahat yang dikabarkan pendekar persilatan! Semua itu hanya rumor belaka yang ingin menjatuhkan nama Pendekar lembah Iblis!" sahut Ravindra."Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku!" kata Senopati sambil memberi salam kepada Adhisti."Aku tahu Pendekar Penguasa Api adalah pendekar hebat, yang mengutamakan kebenaran,
Baca selengkapnya
13. Takdir Mahasura
"Mahasura!"Panggilan lembut dari suara kakeknya membangunkan Mahasura Arya yang ternyata masih tidur di kios pasar Kota Naga Langit."Kakek? Sejak kapan kakek berada di sini?" tanya Mahasura yang masih mengucek-ngucek matanya yang belum sepenuhnya bisa melihat jelas."Kamu dapat pedang di sampingmu ini darimana?" tanya Ki Seno."Aku juga tidak tahu, Kek! Aku hanya bermimpi ditarik kekuatan dari dasar Samudra Naga ke dasar samudra yang dalam, tapi kemudian ditolong oleh nelayan. Aku sudah memegang pedang ini dalam mimpi, tapi kok bisa muncul di dunia nyata ya, Kek? Apa mimpiku itu nyata?" tanya Mahasura."Kamu tahu pedang ini sebenarnya pedang apa?" tanya Ki Seno lagi."Pedang Dewa Naga, Kek! Itu kata nelayan yang menolongku dalam mimpi, apa nyata ya? Aku tidak tahu , Kek!' ujar Mahasura kebingungan."Benar sekali! Pedang ini merupakan milik leluhurmu yang terkenal sebagai Pendekar Pedang Dewa Naga," jelas Ki Seno."Tapi Kek, kenapa pedang ini bisa muncul dari alam mimpi ya?" tanyaa M
Baca selengkapnya
14. Akhir Mimpi Mahasura
"MAHASURA!"Terdengar suara perempuan yang sama yang pernah memanggilnya sebelum dia terbangun di kapal nelayan untuk kemudian dibangunkan Ki Seno.Mahasura Arya tampak terbaring di tepi pantai dengan hutan menyeramkan yang semula dihindarinya."Kenapa kakek menyuruhku kembali lagi ke Pulau Mimpi ini? Bisa-bisa sekarang aku tidak bisa kembali lagi ke dunia nyata!" ujar Mahasura dalam hati.Pemuda malas ini langsung bangun dan berjalan ke arah hutan gelap dan menyeramkan ini.MAHASURA ....Suara panggilan namanya membuat bulu kuduk Mahasura merinding dibuatnya."Serem sekali tempat ini. Apa mungkin di dalam hutan ini ada Kitab Dewa Naga seperti yang dikatakan kakek?" gumam Mahasura.Mahasura memberanikan diri untuk masuk ke dalam hutan yang sangat menyeranmkan baginya ini tanpa menghiraukan suara perempuan yang terus memanggil namanya."Aku tidak perlu takut sekarang! Kakek pasti membangunkanku kalau terjadi apa-apa denganku di alam mimpi ini!" ujar Mahasura dalam hati.*****Hutan yan
Baca selengkapnya
15. Sahabat Atau Kekasih?
"Arya, kenapa kamu malas-malasan terus! kasihan kakek tiap hari harus mencarimu!" sambut seorang gadis cantik begitu Ki Seno membawaMahasura pulang ke Desa Naga yang tidak jauh dari Kota Naga Sakti.Mahasura tampak tidak menghiraukan gadis cantik ang terus mengomelinya ini."Aku capek, Nona Frisanti!" serunya saat gadis ini masih berkacak pinggang di hadapannya."Kenapa kamu tidak membantu kakek?" tanya gadis cantik yang disebut Frisanti oleh Mahasura."Apa urusannya denganmu?" tanya Mahasura."Ada urusannya denganku, karena aku yang membantu kakek!" ujar Frisanti."Kenapa kamu mau membantu kakekku, kan Ki Seno bukan kakekmu?" tanya Mahasura.Frisanti makin marah dengan pertanyaan Mahasura yang tidak masuk akal."Kamu itu ya, dibilangin malahan melawan saja! Kamu dulu tidak semalas ini, Arya!" ujar Frisanti."Kamu memang sahabatku, Fris ... tapi sekali lagi kamu menyinggung masa laluku maka hubungan persahabatan kita putus!" ujar Mahasura serius.Frisanti terkejut dengan perkataan Mah
Baca selengkapnya
16. Pengemis Sakti
Mahasura Arya memutuskan pergi ke Kota Naga Sakti agar terhindar dari pertengkaran lagi.Dia tidak ingin hubungannya dengan Frisanti berakhir gara-gara kemarahan gadis ini terhadapnya.Frisanti banyak membantunya dari kecil, jadi wajar saja kalau gadis ini terus memarahinya."Kamu hendak kemana, Mahasura?" tanya Ki Seno."Aku hendak ke kota dahulu, Kek! Aku janji mulai besok akan membantu kakek!" sahut Mahasura."Jangan diambil hati perkataan Frisanti! Dia begitu karena peduli terhadapmu! Kalau tidak ada dia, hidupmu pasti lebih kacau lagi daripada sekarang!" ujar Ki Seno mengingatkan Mahasura."Aku tahu, Kek! Tapi kan capek juga Kek kalau dimarahi terus-terusan tanpa bertanya dahulu!" seru Mahasura tidak mau kalah."Ya sudah, kamu ke kota saja dahulu! Besok pagi kita mulai latihan Kitab Dewa Naga, bagaimana?" tawar Ki Seno.Mahasura langsung tersenyum yang langsung menghilangkan kekesalan di wajahnya."Benar Kek?" tanya Mahasura memastikan."Iya, asal kamu jangan menjauhi Frisanti! G
Baca selengkapnya
17. Pengemis Cantik Itu Ternyata ...
Mahasura akhirnya mengambil keputusan nekad untuk menunggu pengemis cantik yang berjanji akan menemuinya di kedai makanan laut dekat pantai.Selain penasaran dengan nama pengemis cantik yang dia yakin bukan pengemis ini, Mahasura juga menginginkan koinnya kembali karena hanya itu satu-satunya koin yang dimilikinya.Sudah satu jam Mahasura menunggu gadis idamannyaini, tapi yang ditunggu tidak kunjung datang juga."Huh! Bisa-bisanya aku tertipu oleh pengemis itu!" ujar Mahasura penuh kekesalan.Mahasura sudah bermaksud pergi dari kedai makanan ini karena pelayan kedai makanan ini sedari tadi terus menawarkan menu makanan terhadapnya, tapi suasana di sekitar kedai makanan laut ini mendadak berubah."Selamat datang di kedai makanan laut kami ini, Tuan Putri! Sungguh suatu kehormatan Tuan Putri datang ke kedai makanan kami ini!" sambut pemilik kedai makanan terhadap seorang gadis cantik yang dikawal beberapa pengawal kerajaan.Mahasura sudah hendak beranjak pergi ketika Putri Kerajaan ini
Baca selengkapnya
18. Mahasura Jatuh Cinta
Putri Chandani terus tersenyum melihat Mahasura yang terus makan dengan lahap setiap makanan yang disuguhkan kepadanya."Kamu tidak pernah makan di sini ya?" tanya Chandani penasaran.'Aku mana sanggup Tuan Putri, eh ... Chandani!" seru Mahasura dengan mulut penuh makanan.'Hihihi ... telan dahulu baru bicara!" tawa Chandani manis sekali memperlihatan deretan giginya yang putih dan rapi.Glek!Mahasura menelan ludah melihat kecantikan yang terpancar dari dalam diri Chandani, apalagi saat gadis ini tersenyum dengan bibirnya yang merah."Kamu kenapa, Arya?" tanya Chandani melihat Mahasura yang tiba-tiba berhenti makan dan menatapnya.Mahasura baru sadar kalau dia telah bertindak lancang terhadap Putri Raja."Maaf, Chandani!" ujar Mahasura."Kenapa meminta maaf?" tanya Chandani. "Kamu tidak perlu meminta maaf apabila kamu menyukaiku! Aku juga menyukaimu, Arya!"Putri Chandani langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Mahasura, yang membuat pemuda ini menjadi gugup.Bibir Chandani yang basah
Baca selengkapnya
19. Tiga Gadis Cantik
"Selamat datang, Tuan Muda!" sambut pemilik penginapan langsung, begitu Mahasura menginjakan kakinya di penginapan mewah ini."Apa paman tidak salah orang?' tanya Mahasura heran."Anda ini Tuan Muda Mahasura Arya bukan?" tanya pemilik penginapan lagi."Benar sekali, paman!" ujar Mahasura."Berarti kami tidak salah menyambut Tuan Muda!"Plook!Plook!Plook!Pemilik penginapan bertepuk tangan tiga kali, kemudian muncul beberapa gadis yang sangat cantik dengan tubuh yang ideal."Apa maksudnya ini, paman?" tanya Mahasura."Putri Chandani memesan tiga gadis muda ini untuk Tuan Muda. Silahkan Tuan Muda pilih, mana yang akan Tuan Muda minta untuk mengurus semua keperluan Tuan Muda selama menginap di penginapan kami ini.""Aku bisa memilihnya?" tanya Mahasura heran."Benar sekali, Tuan Muda!" ujar pemilik penginapan."Gadis-gadis ini termasuk gadis penghibur atau bukan?" tanya Mahasura berhati-hati."Gadis ini semuanya pilihan Tuan Putri, jadi Tuan Muda bisa pilih 3 gadis yang Tuan Muda suka!
Baca selengkapnya
20. Sensasi Lanjutan
Mahasura benar-benar merasakan pengalaman baru yang tidak bisa dilupakannya. Apalagi gadis-gadis yang menemaninya cukup sabar membimbingnya yang tidak tahu apa-apa. Selain menemaninya, gadis-gadis muda ini juga menyiapkan makanan untuknya, membantunya mengganti pakaian, bahkan juga bisa memandikannya. "Apa maksud Chandani dengan semua ini? Kenapa dia menyiapkan gadis-gadis ini untuk melayaniku dan mengajariku?" pikir Mahasura penuh tanda tanya. "Bagaimana, Tuan Muda? Apa Tuan Muda sudah mengerti semuanya?" tanya Afriani, salah satu gadis yang dipilih Mahasura yag putih mulus. "Mengerti tentang apa?' tanya Mahasura. "Tentang permainan sensasi yang kita mainkan tadi!" ujar Chitra, gadis yang berambut panjang. "Kenapa kalian bertanya padaku?' "Karena , kalau Tuan Muda tidak mengerti maka kami akan dihukum oleh Tuan Putri!" seru Dahayu yang berwajah sangat eksotik. "Kok bisa begitu?" tanya Mahasura lagi heran. "Tuan Muda ini pura-pura tidak mengerti, atau memang tidak menegrti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
27
DMCA.com Protection Status