All Chapters of Alexa (Jamilah Binti Surip): Chapter 1 - Chapter 10
56 Chapters
1. Petualangan dimulai.
Alexa menatap bayangan dirinya di depan cermin. Sungguh ia seperti tidak mengenali dirinya sendiri. Seorang gadis berkebaya kutu baru bermata bulat, balas menatapnya tajam. Dirinya berkebaya saudara-saudara!Jikalau tidak karena harus berperan sebagai Jamilah Binti Surip, mungkin seumur hidup ia tidak akan pernah mengenakan pakaian gadis desa seperti ini. Bayangkan ia yang sehari-hari mengenakan ripped jeans dan jaket kulit, tiba-tiba harus berkain kebaya seperti ini. Tadi saja, ia nyaris terjungkal karena keserimpet kain panjang. Ia jadi tidak bisa berjalan cepat, karena kainnya ini membatasi gerakannya. Rambutnya yang sudah mulai panjang, juga membuatny gerah. Sebenarnya kemarin ia sudah ingin memotongnya dengan model cepak seperti biasanya. Namun papanya melarang. Menurut papanya, penampilannya harus all out saat berperan sebagai cucu Mbok Sari. Mana ada cucu seorang ART yang anggun dan kemayu, punya cucu seperti seorang premanwati?"Lexa! Mau berapa lama lagi kamu di dalam sana h
Read more
2. Prancis ( Perempatan Ciamis)
Alexa yang tengah tidur-tidur ayam terbangun saat merasakan tubuhnya terdorong keras ke depan. Mobil yang ditumpanginya tiba-tiba berhenti mendadak."Astaga Mang Dadang, kenapa berhenti mendadak?" Rasa kantuk Alexa hilang mendadak. Ia kaget. Begitu juga dengan Pak Hamid dan Mbok Sari. Keduanya beristighfar seraya mengelus dada."Itu lho, Non Lexa. Ada gerombolan ternak yang tiba-tiba melintas. Makanya Mamang jadi mengerem mendadak." Mang Dadang yang terlihat sama kagetnya, berusaha menjelaskan."Astaga. Iya. Banyak banget ini sapi-sapi kecil berbaris-baris ya, Mang?Kayak pawai. Mana rapi gitu barisnya." Alexa memandang sapi-sapi kecil yang menyeberang jalan itu dengan perasaan tertarik. Pengembalanya menggunakan sebatang kayu untuk menghalau sapi-sapi yang keluar barisan. Menggemaskan sekali. Ia takjub melihat pemandangan ini. Ia merasa seperti sedang berada di film-film cowboy saja. Yah, cowboy dalam kearifan lokal tentu saja."Iya. Tidak apa-apa, Mang. Saya paham. Namanya juga jalan
Read more
3. Perseteruan.
Alexa menginjak pedal gas kian dalam. Saat melakukan aksinya ini, beberapa kali ia menoleh ke samping untuk mengamati aksi lawan-lawannya. Ia sedang menjaga-jaga jarak untuk melakukan slip stream. Yaitu mengikuti pembalap lain yang berada satu baris atau garis di depannya, dengan memanfaatkan aliran udara sekitar untuk mendapatkan momentum menyalip lawan. Saat menyalip ia akan membangun momentum untuk bisa menyusul di area bertekanan angin rendah, di belakang pembalap yang akan ia salip ini. Semakin rendah tekanan anginnya, maka semakin diuntungkanlah dirinya.Ketika timingnya tepat, ia pun beraksi. Alexa tersenyum puas saat ia berhasil melewati dua pembalap liar di depannya sekaligus. Kali ini ia harus menang! Bulan lalu ia kalah taruhan hingga ia terpaksa melakukan hal curang. Yaitu memakai uang kas club untuk membayar kekalahannya. Dan akibatnya ia diasingkan ke kampung Pelem ini selama setahun penuh sebagai sanksinya. Makanya pada balapan liar kali ini, ia akan membalas kekalahann
Read more
4. Premanwati masuk Kampung.
"Ada apa ini pagi-pagi sudah ribut-ribut?" Pak Hamid dan Mbok Sari ikut muncul dari pintu penghubung belakang rumah. Di belakang Pak Hamid ada bayangan Pak Sutris dan Bu Sri. Keduanya adalah orang tua Bagus yang juga tinggal di rumah ini. Di tangan Pak Hamid ada sebuah senter yang menyala terang. Alexa mengernyit. Apa-apaan ini? Mengapa semua penghuni rumah juga ikut keluar dari pintu penghubung yang sama?"Ini, Kung. Ada maling yang mengendap-endap di--aduh!" Alexa mengaduh tertahan saat si Belanga ini benar-benar meremukkan tangannya."Kok maling sih? Ini Gala, Milah. Calon majikan kamu? Jenggala namanya." Pelototan Pak Hamid mengindikasikan satu hal. Bahwa ia sudah melakukan kesalahan. Eh Pak Hamid bilang apa tadi? Majikan? Jadi si Belanga ini adalah Pak Gala yang kemarin Pak Hamid ceritakan. Kacau!"Ayo minta maaf, Milah. Kamu tidak sopan sudah menuduh orang sembarangan," seru Pak Hamid lagi."Lah, Milah bagaimana minta maafnya, Kung. Lihat nih, kedua tangan Milah aja ditelikung
Read more
5. Si Sapi'i
Alexa memegangi dua ember yang sedianya untuk menampung susu sapi. Sementara Gala dan Bagus telah masuk ke dalam kandang sapi dan bersiap untuk memerah. Sungguh ia baru tahu kalau di belakang rumah Pak Hamid ini ada beberapa ekor sapi yang besar-besar. Hanya saja jumlahnya tidak banyak.Alexa mulai menghitung. Hanya enam ekor sapi di sana. Yang begini ini namanya peternak besar? Kalau sapinya cuma enam mana pantas menyandang nama peternak besar? Tukang sapi sih iya. Pak Hamid juga bilang kalau si Gala ini petani cabe merah dan bawah merah terbesar di negeri ini kan? Coba nanti ia lihat. Jangan-jangan kebunnya juga cuma sepetak dua petak juga. Mungkin pengertian besarnya ia dengan Pak Hamid beda."Eh gadis kota, ngapain kamu bengong saja di situ? Kamu ini niat bekerja atau tidak?" Teriakan Gala membuat Alexa mengkertakkan gerahamnya. Sialan emang si Gala ini. Pasti majikan galaknya ini mempunyai sifat pendendam. Buktinya baru dikatai sekali saja, ia sudah membalas dengan memberinya ber
Read more
6. Belanga dan Jamidun
Alexa merasa tubuhnya sudah searoma Sapi'i saat ia keluar dari kandang. Di tangan kanan dan kirinya, masing-masing memegang dua buah ember yang berisi susu sapi segar. Begitu juga dengan Gala dan Bagus. Saat ini cuaca sudah mulai terang. Dan Gala telah mengintruksikan agar dirinya bersiap-siap untuk memanen cabe. Namun ia meminta waktu lima menit untuk membersihkan diri. Ia takut para pemetik cabe lainnya akan pingsan saat berdekatan dengannya yang masih beraroma kandang Sapi'i."Ingat ya, saya memberimu waktu sepuluh menit. Kalau lewat dari waktu yang telah kita sepakati bersama, saya sendiri yang akan menyeretmu keluar dari kamar mandi. Paham, Jamil?"Wah ini orang ngajak ribut terus ya? Tadi memanggilnya dengan julukan Jamidun. Dan kini si Jamil. Tangannya gatal-gatal ingin memberi sedikit pelajaran pada Gala. Namun ia teringat kembali akan pesan Xander, ia mencoba bersabar. Daripada harus menjadi istri Brandon, lebih ia lebih memilih memanjangkan sabarnya. Sabar Lexa. Orang saba
Read more
7. Premanwati pemetik cabe.
Alexa memakai pakaian yang diberikan Gala dengan cepat. Selama berpakaian, ia bolak-balik mengintai dari bilik yang terbuat dari bambu. Setelah selesai berpakaian, Alexa merasa ia seperti orang-orangan sawah. Lengannya tak tampak karena lengan kemeja yang kepanjangan. Serta celana yang kepanjangan juga. Ia mengakalinya dengan menggulung lengannya berkali-kali. Setelahnya ia memasukkan kemejanya dalam joger pants. Agar pinggangnya sesuai, ia mengikat talinya kencang dalam simpul yang kuat. Celana yang kepanjangan, ia lipat beberapa kali, baru ia tarik ke atas. Lumayanlah. Setidaknya ia jadi lebih mudah bergerak dan terlihat seperti manusia normal."Sudah belum? Memakai pakaian saja kamu lelet sekali, apalagi kalau bekerja nanti. Saya tidak membutuhkan pekerja yang lamban!"Etdah, itu mulut pengen banget gue sumpel pake pupuk kandang!"Sudah selesai, Pak. Jangan marah-marah melulu jadi orang, Pak Gala. Nanti Bapak bisa terserang darah tinggi dan mati muda. Sayang 'kan, kalo Bapak mati a
Read more
8. Awal mula kerja rodi.
Alexa kembali bersendawa setelah meneguk air mineral. Ah lega sekali. Rasanya dunia kembali terang setelah ia menghabiskan sebungkus nasi dan sebotol air mineral."Kamu punya hubungan apa dengan Pak Gala, Milah?" Alexa melirik seorang gadis ayu yang diperkenalkan Wiwid tadi sebagai Nenny. Di antara banyak teman-teman barunya, sebenarnya Nenny ini yang paling cantik. Wajahnya manis dan gerak-geriknya feminim sekali. Ia juga jarang berbicara. Namun sekalinya membuka mulut, kalimatnya ajaib juga."Memangnya kenapa, Nen?" Alexa balas bertanya. Ia memang tidak menyukai basa basi. Sebenarnya ia sudah bisa menebak ke arah mana Nenny akan menggiring topik pembicaraan. Namun ia sengaja pura-pura tidak tahu saja. Roman-romannya masalah cemburu ini."Nggak apa-apa sih, Milah. Aku-eh saya cuma mau bilang kalau--""Udah pakai aku saja." Alexa memotong kalimat Nenny."Gue juga sebenarnya ribet banget ngomong pake kata ganti saya... saya. Aneh banget rasanya. Berhubung kayaknya kita semua pada seumu
Read more
9. Mantan Terindah Gala.
Waktu baru menunjukkan pukul 18. 30 WIB. Namun Alexa sudah merasa mengantuk. Ia baru saja pulang bekerja dari kebun. Setelah seharian bekerja, tubuhnya kini meminta jatah beristirahat. Seumur hidupnya baru beberapa hari inilah ia bekerja begitu keras bagai kuda. Dan kini ia lelah lahir batin.Setelah membersihkan diri, ia bermaksud beristirahat sejenak. Mungkin dengan berbaring sebentar rada capeknya akan hilang. Alexa memejamkan mata sembari meringis kesakitan. Tubuhnya serasa remek semua saat ia membaringkan diri di peraduan. Sudah tiga hari ini ia menjadi buruh pemetik cabe di perkebunan Gala. Tugasnya bekerja dimulai dari pukul tujuh pagi hingga pukul setengah enam sore. Bukan itu saja. Sehari setelah mengantarkannya bekerja dengan mobil pick up yang nyaris lepas pintunya, Gala memberinya alat transportasi sendiri. Berupa sebuah sepeda tua yang kerap ia lihat dalam film-film perjuangan tempo dulu. Bayangkan saja, sebelum ia berdiri seharian memetik cabe, kakinya sudah terlebih dul
Read more
Durian Simalakama.
"Ya udah Pak Gala temui saja dulu pacarnya. Saya ngambil parangnya sendiri saja." Mendapat kesempatan berkelit, Alexa bermaksud kabur. Ia membalikkan tubuh. Mengambil ancang-ancang untuk kabur. Namun secepat ia bergerak, secepat itu pula Gala menarik pergelangan tangannya."Kamu di sini saja, Midun."Susah amat mau kabur ya? Mana tangan gue dicengkram terus lagi, elahhh. "Lepasin tangan saya, Pak? Bapak nggak liat itu biji mata pacar Bapak sudah seperti akan menggelinding keluar?" Alexa berupaya menarik tangannya. Namun alih-alih melepas, Gala malah mempererat cengkramannya. Sialnya lagi, Gala mengubah pegangannya. Dari yang tadinya mencengkram pergelangan tangan, menjadi menggenggam jemari tangannya. Alexa mendelik kesal. Tapi delikannya hanya ditanggapi dengan suara dengkusan. Sialan!"Mas Gala sedang istirahat makan siang ya?" si gadis cantik menyapa ramah seraya mendekat. Saat si gadis tersenyum, dua lesung pipinya muncul. Kemayu dan lembut sekali pembawaannya. Apalagi saat ini s
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status