All Chapters of Jerat Cinta Duda Bucin: Chapter 31 - Chapter 40
135 Chapters
Keinginan Sussana
Akbar mengenakan celana pendek berwarna cream dan kaos putih setelah ia mandi. Menghampiri Sussana yang masih berbaring di sofa. Sussana melirik Akbar yang berjalan menuju pantry lebih tepatnya menghampiri dispenser untuk menghilangkan dahaganya. Sussana menelan salivanya, memandang Akbar dari belakang. Suaminya tergolong pria dengan tubuh kekar dan tampan. Bahkan di kantor, Sussana banyak mendengar para wanita membicarakan dan menginginkan Akbar. Mengalihkan pandangan kembali pada ponselnya saat Akbar menuju sofa yang sama, Akbar mengangkat kedua kaki Sussana yang terjulur lalu meletakan di pangkuannya. Memijat pelan kaki Sussana bahkan meraba naik ke paha putih Sussana yang saat ini mengenakan hot pants dan kaos kebesaran dengan bahan tipis. "Pak Akbar, tangannya kondisikan.""Kamu yang menggoda, kenapa aku yang harus mengkondisikan," sahutnya. Sussana yang berada di posisi yang memang akan membuat Akbar mener
Read more
Ulah Maya
Sussana yang mengenakan piyama dilengkapi cardigan dengansenyum sumringah karena berada di salah satu warung tenda pinggir jalan, menunggu nasi goreng spesial pesanannya.Sedangkan Akbar, ia terlihat sangat tidak nyaman, mulai dari kursi plastik yang ia duduki, juga tempat mereka makan ini berada di atas saluran air. "Sayang, kamu yakin disini steril?" tanya Akbar sambil berbisik. Sepertinya Akbar hidup manja dan mewah sejak lahir, hingga makan di tempat begini pun ia bingung. "Berisik deh, Pak. Emangnya kita mau operasi pasien harus steril. Makanan kan di masak dulu dan panas, kumannya juga mati." Saat pesananya datang, Sussana sangat antusias dan segera melahapnya setelah membaca doa singkat. Sedangkan Akbar, ia masih mengaduk isi piring entah mencari apa. "Cobain dulu deh, sesendok aja. Kalau ternyata enggak enak dilidah Pak Akbar kita enggak perlu ke sini lagi," tantang Sussana. Akbar berdecak, ia akan menyu
Read more
Extra Sabar
"Anak magang gaya lo kayak pela_cur, lo kasih apa Pak Akbar sampai dia mengabaikan gue." Tangan Maya mencekal rahang Sussana, "Lepaskan saya, anda salah paham," ujar Sussana.    "Salah paham? Gue lihat lo turun dari mobil Akbar," ucap Maya. "Hebat juga lo ya, sampe bisa sedekat itu. Perjanjian apa lo sama dia? Atau lo memang sugar babynya pak Akbar?"    "Le-pass," lirih Sussana terbata karena rahangnya sulit berbicara.    Kemudian masuklah salah satu office girl, "Loh, ada apa ini Bu Maya?"    "Kamu enggak usah ikut campur, ini cewek ganjen udah merebut cowok gue," ujar Maya. "Maaf, saya enggak mau ikut campur. Sekedar informasi di luar sudah ramai pegawai yang baru kembali dari makan siang, permisi." Sussana sempat melirik name tag yang tertera pada seragam yang dikenakan office girl itu sebelum ia meninggalkan toilet.   Maya melepaskan cengkramannya, "K
Read more
Tetap Setia
"Aku besok ke luar kota, mungkin beberapa hari," ucap Akbar saat keluar dari kamar mandi. Sussana yang sedang memainkan ponselnya menoleh pada Akbar.  "Terus aku gimana?"  "Mau ikut? Ayo, aku malah senang kamu ikut," jawab Akbar. Lalu naik ke ranjang dan berbaring di sebelah Sussana yang bersandar pada head board.  "Ngajaknya kayak yang enggak ikhlas," sahut Sussana lalu meletakan ponselnya di atas nakas merebahkan diri memunggungi Akbar. Akbar berdecak, "Enggak ikhlas gimana? Aku bilang aku senang kalau kamu bisa ikut. Jadi ada yang temani aku tidur juga, dibandingkan sendirian."  Sussana merubah posisinya kini ia berbaring menghadap Akbar yang tidur terlentang namun wajahnya menatap Sussana, "Pak Akbar bilang apa ? Temani tidur? Harusnya kalau cuma untuk temani tidur lebih baik beli guling bukan menikah dan menjadikan istri sebagai orang yang menemani tidur," tungkas Sussana.  Sabar, sabar, ucap Akbar dalam h
Read more
Bukan Sugar Baby
  Masa magang Sussana telah berakhir, sekarang ia sudah mulai kembali ke kampus dan membuat laporan magang. “Habiskan dulu susu hangatnya,” pinta Akbar pada Sussana yang sudah siap berangkat kuliah. “Mau sarapan di jalan?” tanya Akbar pada Sussana. “Nanti aja di kantin kampus,” jawab Sussana sambil meletakan gelas pada wastafel cuci piring. “Pak Akbar, aku belum pamitan dengan divisi tempat aku magang, Enggak enak banget langsung ngilang gitu aja.” “Ya kamu buatlah acara perpisahan, makan-makan juga boleh. Sekalian aku publish kalau kamu itu istri aku,” titah Akbar.  “Nanti aku bahas deh dengan Irgi dan Bima.” “Pak Akbar, jangan genit-genit sama Maya,” ucap Sussana sambil duduk pada sofa dan memakai sepatunya. “Perempuan itu agresif, aku takut Pak Akbar khilaf.” Akbar mengusap kepala Sussana, seraya mengatakan, Percayalah suamimu ini tipe laki-laki setia. Namun tidak mampu ia ucapkan, teringat dengan kejadian bersama Inggrid.
Read more
Mengawasi Diam-diam
Aldi tertawa, "Kamu ngancam aku atau gimana nih maksudnya."  Sussana mengedikkan bahunya, "Aku tau pekerjaan Kak Aldi selama ini loh," bisik Sussana. Wajah Aldi berubah datar, ia kemudian menarik tangan Sussana agar ikut dengannya meninggalkan kantin. Irgi dan Bima refleks berdiri dan menghalangi.  "Enggak usah ikut campur, ini urusan gue," ucap Aldi. "Jangan begitu kak, semua bisa dibicarakan, lagi pula yang dikatakan Sussana benar. Dia sudah menikah," ungkap Bima. "Lepas," titah Sussana pada Aldi. "Enggak, loe ikut gue. Ada yang harus kita bicarakan," ucap Aldi.  Dan disinilah mereka berada, cafe yang terletak tidak jauh dari kampus. "Cepet deh Kak, mau ngomong apaan sih," ucap Sussana setelah sampai di cafe. Pelayan datang menanyakan pesanan, Aldi menyebutkan dua jenis minuman tanpa bertanya pada Sussana karena sudah pasti perempuan ini tidak akan menyebutkan apapun.  "Apa maksud kamu tau pekerjaa
Read more
Something Happen Between Them
Sussana semakin penasaran, “Kenapa Pak Akbar tidak mau rujuk kembali?” Terdengar helaan nafas Akbar, “Karena aku tidak bisa melupakan ketidaksetiaannya.” Akbar menoleh pada Sussana, “Apa yang kamu dan Aldi bicarakan?”“Hmmm.” "Sussana!""Enggak ada yang penting, aku cuma membela diri aja," jawab Sussana. "Membela diri bagaimana?" Akhirnya Sussana menceritakan pembicaraan antara ia dan Aldi.  "Kalau laki-laki brengsek itu kembali mendekati kamu, aku pastikan dia akan celaka." "Ishhh, jangan pakai kekerasan." "Lebih baik kamu istirahat atau ..." Akbar mendekati Sussana. "Pak Akbar mau ngapain?" "Stttt, aku akan pelan-pelan." Akbar membuka kancing piyama Sussana satu persatu lalu melepaskan dan melemparnya, juga melucuti semua penutup tubuh Sussana. Mencium perut yang masih rata dan meremas bagian depan tubuh Sussana yang ukuranny
Read more
Sakitnya Hati Sussana
"Halo Sussana, sekarang gue lagi bareng dengan mantan istri suami loe dan yang loe harus tau, mereka belum lama ini bertemu diluar kota. Something happen between them." Terdengar Aldi terbahak.  Akbar mengakhiri panggilan Aldi, kedua tangannya mengepal karena kesal. Dulu bocah itu mengacaukan rumah tangganya. Saat ini, ia tidak ingin hal itu terulang lagi. "Rupanya kamu berani bermain denganku," ujar Akbar. Menoleh karena mendengar Sussana bergumam, menghampiri wanita yang sedang mengandung anaknya.  "Kenapa, sayang?" tanya Akbar sambil mengusap lembut surai Sussana. Tanpa disadari Sussana, ia tidur memeluk erat Akbar. Akbar tidak menolak, bahkan ia merasa senang jika istri kecilnya bisa agresif.  Esok pagi, Akbar yang sudah siap ke kantor lengkap dengan pakaian kerjanya. Sedangkan Sussana baru saja bangun, mengucek kedua matanya memastikan dimana ia berada. "Kita di rumah Papih," ujar Akbar seakan tau yang menjadi kebingung
Read more
Akbar dan Inggrid
"Asal kamu tau, aku dan Pak Akbar memiliki hubungan. Hubungan saling memuaskan, jadi jangan senang dulu dinikahi oleh Pak Akbar. Nyatanya dia masih butuh pelampiasan dengan orang lain,” Maya sengaja menyampaikan hal yang tidak benar agar hubungan antara Sussana dan Akbar memburuk, hingga ada celah untuknya mendekati Akbar. "Sampai Pak Akbar tau aku melakukan ini, affair antara kami akan tersebar," ancam Maya. Sussana menitikan air mata, karena sakit di rahangnya dan juga hatinya. Setelah Maya melepaskan tangan dari rahang Sussana dan meninggalkannya, Sussana bergegas kembali ke ruangan Akbar.  "Dari mana?" tanya Akbar namun tatapannya pada layar komputer.  Sussana diam tidak berani menoleh, karena dia yakin tampilan wajahnya saat ini akan menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran. "Lain kali, bawa ponsel kamu," ucap Akbar.  "Aku mau pulang," sahut Sussana yang saat ini kembali duduk pada sofa dan membelakangi Akbar. "Aku berencana
Read more
Mencari Bukti ?
Aldi berdecak, “Yah, padahal ini penting banget apalagi suami kamu yang sudah tua itu sedang di luar kota.” “Dewasa Kak bukan tua,” Sussana meralat kalimat Aldi. “Udahlah, mending kita cabut,” ajak Irgi. “Eh nanti dulu. Sussana, kata kuncinya adalah Akbar dan Inggrid,” ujar Aldi sambil berlalu. "Maksud Kak Aldi apa?" Sussana kini berjalan berusaha mengejar Aldi.  "Na."  "Sussana."  Panggil Irgi dan Reni serempak. "Udahlah Na, dia cuma mau provokasi loe aja" ujar Reni sambil menahan Sussana dengan mencekal lengan Sussana.  Aldi tertawa, "Sebelumnya ke Surabaya, mereka punya cerita di sana. Sekarang ke mana?" Aldi memegang dagunya seakan sedang berfikir.  "Ahhhh," ucapnya, "Jogya. Kenapa? Benar ucapan aku."  Sussana menghela nafasnya, jujur ia tidak ingin berurusan dengan pria brengsek itu tapi ia penasaran dari mana Aldi tau urusan pekerjaan suaminya, dan tentang rahasia yang dimaksu
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status