All Chapters of Kesatria Agung Mikenai: Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
Chapter 10: Anggur yang Memabukkan
   Tangan kanan mengangkat pedang, muncul energi petir menyala. Saxomenes ayunkan senjata mautnya. Energi listrik besar itu menyambar ke arah target dengan telak. Namun, target masih bisa berdiri tegak.   “Kau hebat buronan. Tapi setiap seranganmu akan menjadi  senjataku,” ucap pria yang menjadi target tersebut. Pria itu memukulkan tangan kirinya muncul energi listrik dahsyat meluncur ke arah target. Saxomenes pun menerima serangan itu dengan pedangnya. Anehnya serangan itu merambat dari pedang menuju ke tubuhnya.   “Ini benar-benar menyenangkan,” ucapnya. Tubuhnya teraliri energi listrik yang baru saja menyambarnya. Di tambah dia kombinasikan dengan kekuatannya sendiri, energi petir menyelimuti seluruh tubuhnya. Tanah pun retak pada pijakan kedua kakinya meski tanpa dia pancal.
Read more
Chapter 11: The King
   Semua pendekar berkumpul di ruangan selanjutnya, mereka berada di sebuah ruangan dengan meja makan yang terbilang mewah pada zaman itu. Kue ambrosia, keju feta, aneka buah dan nektar serta minuman anggur dan air mineral yang segar. Vichnight menganjurkan untuk tidak meminum anggur karena sedang dalam medan perang, Boy Knight dan Saxomenes menyetujuinya.    “Para pendekar hebat, seusai makan. Kalian akan mendapatkan undian untuk kompetisi selanjutnya, perhatikanlah dengan baik piring tempat kalian makan tersebut!”     Seusai makan mereka semua melihat telapak piring masing-masing. Mereka menemukan undian yakni berupa ikon yang berbeda-beda. Ada  dua orang dari mereka mendapatkan gambar yang sama yakni s
Read more
Chapter 12: Pembunuh Bertopeng
   Kegelapan menyelimuti ruangan. Boy Knight dalam keadaan babak belur menerima serangan dari anjing Kerberos yang amat ganas. Dia perhatikan setiap sisi ruangan tak ada gunanya, hanya indera pendengar dan perabanya yang bisa difungsikan. Dia layangkan tubuhnya ke arah kanan yang diyakini keberadaan Kerberos. Namun, tidak terlihat wujudnya. Tiba-tiba dari atas keluar tembakan energi kegelapan, untung dia bisa menangkisnya dengan sabetan pedang di tangan kanan, energi itu pun meledak. Spontan dia rasakan cakaran dipunggungnya, ternyata Kerberos menyerangnya dengan cara mengalihkan perhatian.    Punggung Boy Knight mengucurkan darah segar. Bola kegelapan tak memberinya kesempatan beristirahat demi melepaskan rasa perih atas lukanya. Sebagai pendekar tangguh, Boy Knight pun dapat mengatasi rasa sakitnya mes
Read more
Chapter 13: Gadis Kecil
    Kedua wanita dengan kekuatan Mahadahsyat saling beradu di ruangan benteng. Miss. Shadow dengan kekuatan kegelapannya melawan Rifailos dengan tombak yang dia sebut sebagai senjata suci Kentaur. Rifailos memiliki insting bertarung yang begitu unggul, menghindari dan menangkis setiap serangan Miss. Shadow dengan tepat.   Rifailos menyerangnya, meghujamkan tombak ke arah tubuh Miss. Shadow tapi selalu dihalangi oleh energi kegelapan yang menjadi perisai baginya. Namun, kali ini pertahanan perisai itu pun mulai hancur. Rifailos dengan cepat menghujamkan tombaknya, Miss. Shadow  menangkisnya dengan tangan kanannya. Alhasil, tangan kanannya pun tergores, mengucurkan darah dengan deras.    Wanita Kentaur itu tak memberi belas kasihan, dia menyeran
Read more
Chapter 14: Buaian Lembut
   Sebelum terjun ke medan perang, seorang panglima perkasa membuatkan makanan spesial untuk putri tercintanya. Ia tinggal bersama putri tersebut sendirian karena istrinya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Panglima Hegemonia adalah seorang panglima kerajaan Athena yang tinggal di negeri Bornuza, ia bekerja menjaga sebuah pangkalan militer kerajaan Athena di negara Bornuza.    Putrinya bernama Elanza. Gadis belia yang berumur sekitar 10 tahun itu adalah anak yang berbakat dalam bertempur dan mempunyai fisik yang kuat, dia memasuki akademi pendekar Akrisios dan termasuk dari deretan murid yang unggul. Thelisi-nya adalah ber-transformasi menjadi anji
Read more
Chapter 15: Wanita Kegelapan
    Ketiga pendekar yang lolos dari kompetisi sebelumnya berkumpul di sebuah ruangan terbuka kastil Kegelapan. Awan begitu gelap pekat. Angin berhembus kencang serta suara guntur menggelegar ke sana ke mari. Ketiga pendekar tangguh itu adalah Boy Knight, Saxomenes dan Miss. Shadow.    Boy Knight mendekati Saxomenes. Saxomenes pun menunduk menyambut pemuda yang ada di hadapannya, ia merasa bersalah karena melukai tangan kanannya.   “Jadi kau mengalahkan Vichnight?” tanya Boy Knight.   “Iya, seperti itulah.” Mendengar jawaban itu seutas senyum terbentuk dari wajah Boy Knight, ia tepuk punggung Saxomenes.
Read more
Chapter 16: Berhenti
   Gelap memenuhi seluruh area kastil. Pendekar dengan kedua pedang dipinggangnya menyusuri jalan menuju ke tempat sebelum ke panggung pertempuran terakhir. Langkah kakinya begitu cepat terburu-buru seolah dikejar oleh waktu yang semakin mendesak.    Pendekar itu berhenti saat ia sampai di tempat sebelumnya yakni tempat pertarungan melawan sang Kerberos. Pendekar itu pun duduk berlutut sedangkan di hadapannya seorang gadis belia terlentang lemas tak bergerak sama sekali. Boy Knight menggerak-gerakkan tubuh gadis itu untuk membangunkannya.    "Elanza! Elanza! Bangunlah,” seru Boy Knight, ”aku tahu cara menyelamatkan orang yang kaumaksud. Hey, bangunlah! Buka matamu, Elanza!” seruannya tidak direspon. Elanza tetap menutup matanya ra
Read more
Chapter 17: Sejarah Kastil Kegelapan
   Kedua pendekar tangguh terlentang, menatap langit yang masih meneteskan curah hujan yang sudah semakin menjinak. Pemandangan sekitarnya penuh dengan reruntuhan pondasi kastil Kegelapan. Tempat kompetisi tersebut telah menjadi sebuah bangunan yang tak layak dihuni lagi. Dengan ini, dipastikan tidak ada lagi kompetisi yang harus diselesaikan. Bagaimana tidak, tempatnya saja sudah tidak tersedia.    Wanita bersurai panjang keriting memakai daster hitam legam itu menyadari satu hal penting dari kejadian yang dia alami. Dia mempunyai ikatan batin yang sangat erat dengan anak seseorang dari kerajaan Athena itu, Elanza. Elanza mendekatinya, kemudian duduk dan memangku tubuh lemah wanita tersebut pada pahanya yang dia sila-kan.   “Nyonya, pada akh
Read more
Chapter 18: Pesta Meriah
   Pandromendes bertekuk lutut, nafasnya terengah-engah. Elanza duduk di sampingnya menyentuh pundak kanannya. Elanza mengukir senyum bangga membentuk paras cantik jelita kepada wanita yang telah membesarkannya.   “Nyonya, aku bangga kepada anda,” puji Elanza. Pandromendes pun membalikkan badannya ke arah kanan kedua tangannya merentang lalu melingkar demi memeluk gadis belia tersebut, keduanya sama-sama membalas pelukan yang erat. Kehangatan atas rasa kekeluargaan yang mereka bangun dalam hati masing-masing membuat rona muka beberapa pemuda yang melihat mereka berdua terhayut dalam keharuan. Pandromendes mengucurkan air mata bahagia dan mengecup kening Elanza. Menurut Pandromendes Elanza bagai anak yang lahir sebagai darah dagingnya sendiri. Begitu juga dengan Elanza yang menganggap Pandromendes seorang ibu yang memberikan segenap kas
Read more
Chapter 19: Young Knight arc: Aliansi Akademi
   Pertikaian yang melahirkan tragedi naas mengguyur sebuah negeri. Negeri yang kokoh nan indah harus mengalami bencana dari tangan manusia yang tak memiliki hati. Perlakuannya terhadap tanah pertiwi semakin menjadi-jadi. Sehingga tinggal menunggu waktunya sang Dewa memberikan hukuman untuk menghancurkan negeri ini.     Sepeninggal Boy Knight dan teman-temannya melancarkan misi di negara Bornuza, Vennisios mengalami goncangan hebat. Para pasukan Athena berhasil memporak-porandakan beberapa akademi pendekar dan membunuh setiap pendekar yang melancarkan perlawanan. Banyak yang terbunuh atas penyerangan tersebut.    Akademi negeri bernama Perseus dan Theseus mengalami kehancuran, beberapa murid yang belum matang juga menjadi korban, yang lemah dan men
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status