All Chapters of Kesempatan Kedua: Chapter 31 - Chapter 40
107 Chapters
Informasi Penting
Setelah dipermalukan oleh Samudera. Tasya langsung pergi dari Restoran itu.Wanita itu melanjukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Berbagai umpatan keluar dari mulutnya, yang ditujukan untuk Samudera.“Kurang ajar kamu, Sam! Berani beraninya kamu memperlakukan aku seperti ini!” Umpat Tasya sembari memukul setir mobilnya.“Hanya karena seorang janda tidak tahu malu, kamu berani mengusir aku, Sam. Brengsek!” Umpatan kembali terlontar dari bibir Tasya.Selama hidupnya Tasya tidak pernah diperlakukan seperti ini. Tadi, saat keluar dari Minimarket, Tasya tidak sengaja melihat mobil Samudera melaju dihadapannya. Karena itulah, dia langsung membuntuti mobil itu.Ketika melihat Samudera memasuki Restoran bersama seorang wanita yang menurut Tasya cantik, serta seorang anak laki-laki yang wajahnya mirip dengan Samudera. Tasya pun dengan percaya diri ikut masuk. Namun, dia tidak langsung memasuki ruang privat yang dipesan Samudera.
Read more
Tidak Akan Pernah Siap!
Saat sampai pada kediamannya, Samudera melihat Jonatan telah menunggu kedatangannya. Melihat kehadiran sang Asisten pribadi, pria itu sedikit mengerutkan kening. Tidak biasanya Jonatan menemuinya di luar jam kerja. Apalagi dengan sikap formal seperti ini. Tidak ingin terus menerka, Samudera langsung bertanya. “Ada masalah apa, Jo?” “Begini, Tuan. Sepertinya nona Tasya telah membocorkan tentang pertemuannya dengan Anda, ketika tengah bersama wanita lain.” Mendengar ucapan Jonatan, Samudera mengangkat sebelah bibirnya, membentuk seringai. “Biarkan dia bermain, Jo. Kita cukup ikuti alurnya saja.” “Baik, Tuan! Saya hanya mengatakannya karena tadi, Nyonya sempat menelpon saya untuk menanyakan hal ini.” Jonatan mencoba menjelaskan. “Apa yang ditanyakan oleh ibuku?” Tanya Samudera. “Nyonya bertanya, apa benar anda memiliki kekasih, dan apa benar bahwa kekasih anda adalah seorang..” Jonatan menghentikan ucapannya, pria itu ragu untuk m
Read more
Digantung? Impossible!
“Apa, apakah kakak ipar cantik?” Tanya Celline lagi terlihat antusias.“Cantik.”“Lalu, apa benar dia sudah punya anak, kak?” kali ini Rio yang bertanya.“Hmm.”Rio mengangkat sebelah alisnya, kemudian bertanya. “Jadi, apa dia merupakan wanita yang sama?”Samudera menganggukkan kepalanya. “Hmm.”Celine yang tidak mengerti ke mana arah pembicaraan kedua kakaknya, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Wanita yang sama? Maksudnya? Sama apa nya, Bang?” Tanya gadis itu.“Anak kecil tidak perlu tahu,” ucap Rio sembari mengusap wajah adiknya. Membuat gadis itu merajuk. Lalu mereka berdua mulai saling mengejek satu sama lain.Samudera yang jengah melihat mereka, kemudian berucap “Berhentilah saat kamu harus berhenti!” mendengar suara sang kakak, sepasang anak kembar itu mengehentikan aksi saling ejek mereka.“Cuci t
Read more
Menyiram Bensin
“Itu nyonya Agni! Itu, itu.. Nyonya Agni keluar!”Mendengar suara Reinhart. Kedua pria itu menolehkan kepala mereka. Wajah Samudera yang terlihat dingin, menjadi lebih hangat. Bahkan Jonatan menghembuskan nafas lega.‘Huff.. Hampir saja,' batin Jo, sembari mengusap dadanya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Reinhart. Hampir saja mereka terkubur dalam neraka....Agni yang kala itu mengenakan setelan sederhana berwarna ungu muda, berdiri didepan rumahnya sembari menatap mobil yang tengah terparkir diseberang jalan.Setelah Agni, terlihat Aska juga turut bergabung bersama sang ibu. Bocah kecil itu mengenakan kaos putih dengan gambar Batman dan celana tiga per empat berwarna hitam.Sepasang ibu dan anak itu melihat ke seberang jalan. Dan Agni lebih dulu memutuskan pandangan. Kemudian berbalik dan masuk kedalam rumah. Meninggalkan Aska sendiri. Sebelum pergi, Agni sempat berpesan pada putranya agar masuk. Dan di jawab dengan an
Read more
Tontonan Menarik
“APA?! LU- LUAR NEGERI?!”Aska terkejut saat mendengar ucapan, ah bukan, teriakan Agni. Teriakan Agni yang menggelegar di rumah sederhana itu, bahkan membuat Sherly yang sedang berada didalam kamarnya berlari keluar. Mbok Inem pun melakukan hal serupa.“Ada apa? Luar apa?” Tanya Sherly sembari mengedarkan pandangannya mencari sumber masalah. Sahabatnya itu tidak pernah mengeluarkan suara yg keras, karena itulah Sherly sedikit terkejut.Mbok Inem yang tergopo gopo dari dapur pun, terus mengedarkan pandangannya. “Ada apa, Mbak Agni?”Agni yang menyadari kesalahannya, mengatupkan bibirnya rapat rapat. Kemudian, menggeleng. “Ti- tidak apa-apa, Mbok, Sher. A- aku ke kamar dulu,” ucap Agni sembari berlalu dari sana.Sherly yang melihat kepergian Agni, menolehkan kepalanya ke arah Aska. “Ada apa, Ka? Kenapa bunda kamu teriak-teriak?” tanya Sherly.“Nggak ada apa-apa, Aunty. Mending A
Read more
Hanya Meminta Solusi
Setelah puas menggoda wanitanya, Samudera tidak berhenti menyunggingkan senyum. Ada kelegaan tersendiri bagi pria itu, dimana dia merasa perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.Sepertinya dia harus membelikan hadiah spesial untuk Aska. Karena jika bukan karena kejahilan anak itu, Sam tidak akan mendengar suara Agni yang sarat akan kekhawatiran seperti tadi.Saat sampai di bandara, Jonatan yang melihat tuannya masih berada di ‘dunia lain’ menarik nafas dalam, kemudian berucap. “Maaf, Tuan. Kita sudah sampai di bandara.”Mendengar suara Asisten pribadinya itu, senyum yang sejak tadi menghias bibir Samudera, lenyap. Pria itu segera merubah raut wajahnya menjadi dingin kembali. “Hm,” gumam Samudera.Reinhart yang melihat respon sang tuan. Menolehkan kepalanya ke arah Jonatan. Kemudian mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan gerakan memotong leher. Lalu berucap tanpa suara, “tamat kamu, Jo. Tamat!”J
Read more
Berbunga-bunga
“Hai, Kakak Ipar!?”Agni terkejut mendengar panggilan dari gadis muda di hadapannya. Wanita cantik itu, mengerutkan keningnya. “Maaf?”Rio yang baru saja membuka pintu Kafe, dikejutkan dengan suara sang adik. “Dasar bodoh.” Pria itu tidak dapat menahan dirinya untuk tidak mengumpat.“Iya, kakak ipar. Oh maaf, aku belum memperkenalkan diri.” Senyum belum luntur dari bibir Celline. “Perkenalkan, aku Marcelline Putri Aditama. Kakak ipar bisa memanggilku, Celline. Aku adik kandung dari Samudera Putra Aditama, pacar Kakak.”Agni memandang uluran tangan gadis muda, yang baru dia ketahui bernama Celline itu. Agni masih sedikit syok dengan semua ini.Adik? Samudera? Kakak ipar? Apa-apaan....Agni ingin meralat kata-kata gadis muda itu, tetapi saat melihat raut polos didepannya dia menjadi tidak tega. Sebelum Celline menarik kembali tangannya, Agni telah lebih dulu menyambut uluran tangan ga
Read more
Hanya Lumayan
“Ini...”Ada pesan singkat yang tertera dibawah foto itu.‘Ini hadiah dariku, aku tidak akan menerima hukuman lagi, bukan?’ tertanda Mario.Melihat pesan itu, membuat Samudera mendengus. “Dasar.”Pria itu menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin dia bisa marah, jika yang Rio kirimkan adalah foto Agni yang menunjukkan raut khawatir saat tengah berbicara dengannya lewat telepon tadi. Dia justru tersenyum seperti orang bodoh.Samudera yang menyadari tingkah konyolnya dilihat oleh Jonatan, kemudian berdehem membersihkan tenggorokannya.“Ekhm... Persiapkan semuanya, usahakan kita pulang lebih cepat dari waktu yang seharusnya.” Setelah berucap demikian dan tanpa menunggu jawaban Jonatan, Samudera berlalu dari tempat itu.***Suasana disebuah taman kanak-kanak masih sangat ramai. Karena ini merupakan jam pulang sekolah, tidak heran jika banyak orang tua murid yang bersiap menjemput ana
Read more
Aku Pulang
“Hai Agni, lama tidak bertemu.”“Sia— Bryan? Ya ampun, apa kabar, Bry?” Agni yang mengetahui identitas pria itu, tidak dapat membendung perasaan bahagianya.Bryan merupakan sahabat Agni dan Sherly pada masa putih abu-abu. Dulu, Bryan, Sherly, Agni serta Laras, selalu pergi kemanapun bersama. Hingga saat memasuki kelas 12, ayah Bryan yang merupakan seorang Pendeta harus pindah tugas ke luar kota. Hal itulah yang membuat Bryan ikut pindah bersama kedua orang tuanya.Sejak kepindahannya itu, mereka kehilangan kontak. Dan tidak pernah bertemu sama sekali. Karena itulah, Agni merasa sangat antusias saat melihat kehadiran pria itu.“Ternyata Kamu masih ingat sama aku ya, Ni. Aku kira kamu sudah lupa,” ucap Bryan dengan senyum lebar.Senyum Agni belum juga luntur. “Mana mungkin aku bisa lupa... Oh iya, kamu tau dari mana kalau aku disini?”“Aku tau dari Sherly. Kebetulan, perusahaan tempat
Read more
Cosplay Jadi Teletubbies
“Aku pulang,” gumam Samudera sembari memejamkan matanya.Pria itu baru merasa lelah sekarang. Saat memejamkan matanya, dia benar-benar jatuh tertidur dengan nyenyak....Samudera merasa dia baru saja tertidur. Namun, suara ketukan di kaca mobil membuat pria itu membuka kedua matanya. Terlihat Agni tengah menempelkan kedua tangannya pada kaca mobil, sembari berusaha melihat kedalam. Terkadang sebelah tangannya akan mengetuk kaca, lalu kembali berusaha melihat kedalam lagi.Samudera yang melihat hal itu, membuka pintu mobil lalu keluar.“Sam! Sedang apa kamu di sini? Bukannya kamu sedang ada di luar negeri? Kenapa bisa ada di depan rumahku, dan kenapa tidur di dalam mobil?” Agni tidak dapat menahan dirinya untuk memberondong Samudera dengan banyak pertanyaan.Beberapa jam yang lalu, pria ini baru mengabarkan bahwa dia baru saja memenangkan tender penting. Dan sedang berusaha menyelesaikan semua pekerjaannya dengan cepat
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status