All Chapters of Rather Than My Fiancé, I Will Choose You!: Chapter 41 - Chapter 50
139 Chapters
Chapter 40 - This Isn't Like That!
Hangat. Tangan yang membopong tubuhnya dan membawanya menuju kereta kuda itu, terasa sangat hangat. Alesya merasa … kehangatan orang yang tengah memangkunya ini, terasa begitu akrab.  Matanya yang sengaja disipitkan untuk membuat pandangannya terbiasa dengan silaunya biasan cahaya, setelah mulai sadarkan diri, … kini menatap fokus ke arah helaian rambut sehitam arang, yang sedang berayun-ayun diterpa angin di atasnya.Anehnya, begitu ia mulai kehilangan keseimbangan lalu jatuh ke pelukan orang ini, Mana sihir milik sang raja yang mencekiknya dengan kuat tadi … secara tiba-tiba, mulai berangsur dan berkurang dengan perlahan. Tidak ada yang sempat menyadarinya, karena kekhawatiran semua ksatria dan juga keluarganya … hanya terfokus padanya. Akan tetapi, Alesya, selaku orang yang paling dekat dengan pria ini, … dapat merasakannya dengan begitu pasti. Untuk sesaat, Alesya m
Read more
Chapter 41 - Really, This Isn't Like That!
“E … ehh?! A-apa yang kau lakukan?!” pekik Hisahilde histeris, langsung mendorong Fennel untuk menjauh. Namun, alih-alih yang didorong itu semakin menjauh, justru, … orang yang mendorongnya lah, … yang malah tersorong akibat dorongannya sendiri yang balik memantulkan tenaganya, … sehingga menjadikannya jatuh terjungkal ke belakang, dan membuat bokongnya menyepak dataran tanah sungai yang berpermukaan kasar.Fennel menggaruk tulang pipinya canggung, tatkala mendapatkan reaksi yang mengejutkan dari Hisahilde … setelah ia baru saja menolongnya dari dihantam oleh sesuatu, yang mengarah kepadanya barusan … dengan kecepatan bermanuver yang begitu luar biasa. “Saya hanya mencoba membantu Anda menghindari itu,” tunjuk Fennel ke sebuah semak-semak yang menimbulkan bunyi kusuk, bersamaan dengan ranting yang patah dan daun pohon yang berguguran. “Jika Sa
Read more
Chapter 42 - Oh, Seriously … This Isn't Like That!!!
“Bisa-bisanya kau, dengan mudahnya mengatakan hal semacam itu?! Kau tidak akan pernah memahaminya, karena kau bukan orang yang mengalaminya!” geram Lancient seraya menunjuk-nunjuk Ruffin menggunakan jari telunjuk, yang umumnya dinilai sebagai tindakan yang kurang sopan, … bersamaan dengan urat-urat nadi yang mengerubut di dahi, dan menegang di leher. Ruffin lekas melompatkan dirinya dari atas batu yang ia duduki, kemudian berjalan dengan kaki yang mengentak-entak menghampiri Lancient … yang sekarang tengah memasang posisi kuda-kuda untuk berjaga-jaga, diiringi dengan raut muka penuh kemarahan … yang sudah tak dapat dibendung lagi. “Kau benar! Kau memang benar!” sarkasme Ruffin sambil mendorong bahu Lancient, sampai membuat si pemuda berambut pirang itu mundur beberapa langkah, “Soalnya, itu semua tidak berlaku untukku!” sambung Ruffin, bersiap mengucapkan kata demi kata untuk membuat L
Read more
Chapter 43 - Stop This Stupid Argument Already!
“Your Highness!” Fennel lekas berlari ke tempat di mana Lancient berada, setelah sebelumnya menyerahkan burung rajawali yang terluka di pangkuannya itu, kepada Hisahilde. Oleh Fennel, ditariknya Lancient dari atas geletakkan tubuh sang gadis bermata indah, kemudian langsung memeluknya dengan erat … seolah-olah tidak ingin kehilangannya lagi. Bahkan, Fennel pun langsung memeriksa Lancient dengan cara membolak-balikkan badannya, dan memperhatikan semuanya dengan ketelitian, … untuk memastikan, bagian tubuh mana saja yang kemungkinan dapat mengalami luka. “Oh, Your Highness! Bahu kiri Anda! ….” panik Fennel begitu khawatir, yang seterusnya langsung menyuruh Lancient untuk duduk segera, agar dirinya bisa dengan mudah melihat seberapa dalamnya luka itu, untuk kemudian mengobatinya. Sembari berjalan menghampiri seseorang, yang diyakini sebagai pembuat Mana
Read more
Chapter 44 - It's Time To Tell Our Story
“Jadi, apakah Anda akan pergi ke kerajaan Aethelred bersama kami di esok hari, Your Royal Highness?” Ujar Fennel bertanya, setelah ia dan Hisahilde sepenuhnya mendengarkan apa yang telah terjadi di antara Lancient dan Ruffin, … dari awal bertemu, sampai mereka berdua bertengkar, tanpa memperbesar permasalahan tadi … sampai menjadi sebuah pertikaian. Sungguh dewasa memang, untuk Fennel yang lebih memilih mengalah dan diam, daripada mencerocos tidak terima dengan sindiran halus dari Hisahilde. Akan tetapi, tetap saja, di dalam lubuk hatinya … masih ada sedikitnya rasa kesal. Karena sejujurnya, dirinya sendiri juga … adalah seorang manusia biasa. “Hm,” balas Ruffin menggumam, sambil sibuk melihat-lihat luka pada sayap Garu, berniat untuk mengobatinya dengan daun obat merah yang digunakan oleh Fennel tuk merawat luka Lancient tadi, “Ada Ayah dan Adikku di kerajaanmu. Selain i
Read more
Chapter 45 - Such A Long Night
KNOCK! KNOCK! KNOCK! “Siapa?” “Your Excellency. Ini Saya, … Zeind. Saya telah kembali. Bolehkah Saya masuk untuk kepentingan melaporkan keadaan Marquess Eiren, yang Saya temui tadi petang?” “Masuklah!” Pintu ruangan kerja Marquess Myles Na Eiren terbuka, memampangkan sesosok ksatria berambut hitam yang sekelam arang, dan bermata biru kedalaman laut yang dalam.Ksatria itu segera masuk, lalu memberi hormat kepada Marchioness Gloriella, istri dari atasan regu militer mereka. “Jadi, bagaimana keadaannya?” tanya Gloriella dengan cepat, terburu-buru ingin segera mendapatkan kabar terbaru dari suaminya. “Sejauh ini, beliau hanya ditahan saja di penjara bawah tanah. Tidak dikekang oleh pasung, ataupun menerima hukuman fisik berupa hukum cambuk.” Gloriella menarik nafasnya
Read more
Chapter 46 - Just Like The Prediction
Rumah besar kediaman Eiren, memiliki lima lantai. Kamar Alesya dan Darissa, terletak di lantai ketiga. Lalu untuk ruang kerja Marquess, beserta kamar Myles bersama Gloriella, … ada di lantai kedua. Sedangkan, untuk ruangan seperti dapur dan tempat untuk makan bersama, ada di dekat aula lantai pertama yang paling utama. Sisanya, untuk lantai empat dan lima … dipakai sebagai tempat para pekerja rumah, seperti sebuah asrama. Tentu saja, untuk tempat tinggal para ksatria berbeda lagi. Ada asrama khusus, buat para ksatria kalajengking hitam, yang berdiri tak jauh dari rumah besar kediaman … sepaket dengan lapangan luas tempat mereka berlatih, atau bertanding untuk meningkatkan kekuatan. TIK … TOK … TIK … TOK …. Suara detikan jarum yang kini tengah menunjukkan pukul 23.58 malam itu, menjadi terdengar lebih jelas dari biasanya. Mungkin, karena keadaan dalam rumah besar ini,
Read more
Chapter 47 - Sour As A Lemonade
Poppy mendorong. Menjauhkan pria pembawa kapak itu supaya menjauh dari kamar, sambil terus melawan setiap ayunan kapaknya dengan cekatan … menggunakan pisau, yang menjadi senjata andalannya.Bertahan tanpa melangsungkan penyerangan, karena pria itu cukup tangguh … terasa sangat menyulitkan juga. Sampai suatu ketika, pisau yang sedang di pegang oleh Poppy dengan erat, terlempar jauh ke belakang … dikarenakan, kalah tenaga dalam menangkis ayunan kapak pria itu lagi, yang justru semakin lama … malah semakin terasa menguat. Saat Poppy menghindar, lalu membuat kuda-kuda untuk melawan pria yang tangan kirinya berlumuran darah karena dilukainya tadi, dengan menggunakan tangan kosong, … seberkas cahaya bergerak yang diperkirakan berasal dari lilin, tiba-tiba muncul dan mulai mendekati belakang pria itu, berikut dengan benda panjang yang tajam, … menusuk jantung si pria.Tentu saja, hal itu telah membua
Read more
Chapter 48 - The Death Leash
Apakah mereka semua akan terus melawan para penyusup, yang ingin menggasab harta benda milik kediaman Eiren ini, sampai pagi nanti? Ah, entahlah. Sang Marchioness-nya, Gloriella saja, … tidak dapat mengetahuinya dengan pasti. PRANG! Suara kaca lantai atas yang sepertinya telah pecah akibat dilempari oleh sesuatu itu, sampai ke telinga Gloriella … yang masih tetap berada di tempatnya, mengawasi pertikaian di antara orang-orangnya yang melawan para penyusup, dari balik jendela ruangan kerjanya Marquess.  “Apa suara kaca pecah itu, berasal dari jendela lorong dekat kamar Alesya? Tidak mungkin … ada penjahat yang sudah sampai ke sana, setelah melewati semua orang hebat di bawah sana yang menghalaunya, bukan?” Meskipun, ia sangat mempercayai keahlian dan kepandaian Poppy dalam hal melindungi kedua putrinya, tetap saja Gloriella masih merasa sangat khawati
Read more
Chapter 49 - Uninvinited Guest
GALOP~ GALOP~ GALOP! Suara tapal kuda yang menyentak-nyentak di sepanjang perjalanan, membawa gerbong kereta yang berisikan dua orang kehormatan dari kekaisaran seberang … pasangan Ayah-Anak Perempuan, sedang memacu dengan cepat untuk membawa mereka berdua pergi, menuju ke tempat yang diinginkan oleh salah satu penumpangnya. Yakini, sang putri bernamakan Rosalina. “Rosalie, kenapa kau ingin pergi ke rumah temanmu di pagi-pagi hari begini?” tanya sang Ayah, yang merupakan seorang Kaisar, kepada putrinya, Rosalina … si Putri Kekaisaran. “Selagi kita masih berada di kerajaan ini, tidak ada salahnya juga, 'kan, … Papa?” cicit sang Putri dengan ekspresi yang memelas, dan suara yang memelan. Dipanggil dengan sebutan 'Papa' …, dengan menggunakan suara dan ekspresinya yang begitu menggemaskan itu, jelas telah membuat si Kaisar Violegrent menjadi luluh.
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status