Share

Kembali aktivitas

Suasana kampus begitu sangat Ia rindukan. Sampai di kampus Ia langsung menghampiri kedua sahabatnya yang sudah berada di kantin.

Senyum lebar yang Ia tunjukan kepada sahabat nya, Ia tidak ingin sahabat nya mengetahui keadaan nya saat ini, keadaan yang membuat nya sedih.

Ia harus siap dengan pertanyaan pertanyaan yang akan di ajukan sahabat nya. Rere dan Debby. Mereka tidak akan berhenti kepo dengan urusan Rara.

Bagi mereka, tidak ada yang boleh membuat sahabat nya itu sedih, Ia akan menjaga Rara 24 jam supaya tidak ada yang menganggu nya. Makanya jika ada laki-laki yang ingin membawa Rara jalan jalan atau berpacaran, mereka harus berhadapan dengan Rere dan Debby.

Persahabatan mereka sudah sejak mereka duduk di bangku SMP hingga kini mereka masih terus Bersama-sama.

“Ra, lu ke mana aja?” baru saja datang dan belum duduk, Ia sudah mendapatkan pertanyaan dari kedua sahabat nya.

“Sorry guys. Gua banyak urusan yang harus gua selesein.”

“Urusan apa?” tanya Rere yang sangat penasaran.

“Iya urusan apa? Kenapa kita chat, kita telpon lu gk angkat?” timpah Debby.

“Satu-satu kali nanya nya. Kalian pada rindu ya sama gua.” Senyum nya kini bisa kembali lagi setelah beberapa hari membuat nya sangat stress.

Akhir nya Rara menjawab semua pertanyaan yang sahabat nya tanyakan kepada nya. Ia menghabiskan jam kosong di kantin dengan menceritakan kemana selama ini Rara menghilang.

Namun Ia tidak menceritakan sosok laki-laki yang telah menikah dengan nya, Ia hanya menceritakan tentang perjodohan yang telah terjadi di kehidupan nya.

Rere dan Debby yang mendengar hal itu tampak terkejut, Ia tidak percaya Rara di jodohkan oleh orang tuanya dan kini telah menikah.

“Jadi selama ini lu nikah diem-diem tanpa memberitahu kita?” Rere memotong cerita Rara.

Ia sangat terkejut dan tidak percaya, jika Rara kini telah menjadi seorang istri, Ia tidak bisa membayangkan kehidupan nya Rara kini.

Apakah suami nya mencintai nya dengan tulus dan menerima nya, apakah suami nya memperlakukan Rara dengan baik, itu yang terlintas dalam otak Rere.

“Bukan gitu, lagian juga tamu yang hadir hanya keluarga terdekat dan reka bisnis doang.”

“Ra, are you happy?” tanya Debby.

Mendengar kata seperti itu membuat Ia bingung menjawab nya, apakah Ia harus jujur menceritakan perilaku suami nya terhadap nya kepada sahabat nya atau Ia harus merahasiakan ini semua.

Bagaimanapun Rendi sudah menjadi suami nya, Ia tidak boleh menjelekan suami nya kepada siapapun termasuk sahabat nya, walaupun Ia tahu sahabat nya pasti tidak akan tinggal diem dengan semua ini.

Mereka paling tidak suka jika Rara sedih, mereka belum pernah melihat Rara menangis ataupun sedih, paling Rara bersedih karena pernah kehilangan Nenek kesayangan nya, hanya itu terakhir kali mereka melihat Rara menangis.

“Ko lu nanya nya gitu?”

“Jawab aja Ra, gua liat dari wajah lu, lu pasti gk Bahagia ya sama pernikahan ini?”

“Gua Bahagia ko, Ia sosok laki laki yang baik.”

Ia sangat berbohong mengucapkan hal seperti itu, Rendi bukan laki laki yang baik, bahkan di malam pertama mereka yang seharusnya dengan kebahagian malah menjadi tangisan. ia berhasil membuat Rara menangis.

Bahkan sampai tadi pagi, sikap Rendi masih aja dingin kepada nya. Ia tidak tahu apa ia bisa bertahan dengan pernikahannya ini.

Melihat sikap Rendi seperti itu, membuat nya tidak yakin bisa bertahan lama pernikahan mereka, namun Rara tidak ingin secepat itu menjadi janda. Ia tidak akan menyerah untuk meluluhkan hati suami nya.

“Ra, lu gk bisa boongin kita. Gua tahu, lu pasti gak Bahagia kan sama pernikahan lu?”

“Gua Bahagia ko. Udah kita bahas yang lain aja.”

“Yaudah. Kalo dia ngapa-ngapain lu, lu harus bilang sama kita.”

“Pasti. Thanks ya. Kalian selalu ada.”

Rara sangat merasa beruntung mempunyai Rere dan Debby. Mereka selalu ada di manapun dan selalu membuat diri nya merasa tenang.

Di lain sisi, Rendi yang sudah berada di kantor dengan pekerjaan nya sudah menumpuk. Ia menyelesaikan pekerjaan nya yang sudah numpuk.

Sudah beberapa jam Ia duduk dengan tumpukan berkas yang sudah berada di mejanya, membuat ia sedikit teralihkan dengan cincin yang ada di jarinya.

Ia segera melepaskan cincin nya dari tangan nya, Ia tidak ingin jika nanti Tomi dan Fero melihat Ia memakai cincin.

Bisa-bisa mereka akan mencurigakan nya dan bertanya-tanya kepada nya, itu sangat menggangu untuk nya.

Setelah melepaskan cincin nya, Ia Kembali mengerjakan berkas nya. Sebener nya ini tugas seketaris nya, namun Ia tidak ingin melimpahkan semuanya ke seketaris nya.

Jam makan siang telah datang, Ia memberhentikan pekerjaan nya, Ia melihat HP nya yang sudah banyak chat.

Ia teralihkan dengan satu pesan, Ia membuka pesan itu. Tenyata itu pesan dari Rara yang belum Ia buka dari pagi.

Rara berkali-kali mengirim pesan  kepada nya, namun Ia tidak menyadari nya. Lalu Ia segera menutup pesan nya dan pergi ke restaurant dekat kantor nya.

Di sana sudah ada Tomi dan Fero yang menunggu Rendi untuk makan siang barang, mereka sengaja makan siang dekat kantor Rendi.

Sampai di Restaurant, Tomi dan Fero sudah memesankan makanan untuk nya. Karena sebelum nya Rendi sudah meminta mereka untuk memesankan makanan untuk nya.

“Lama banget lu keluar nya?” sahut Fero yang melihat Rendi baru datang.

“Sibuk gua.” singkat jawab nya.

“Yaelah sok sibuk banget lu.”

Ia tidak mengubris perkataan Tomi dan Fero, Ia langsung memakan makanan nya yang sudah ada di meja.

Rendi sudah sangat lapar, karena tadi pagi Ia hanya makan sedikit, karena ucapan Mama nya yang membuat Ia tidak nafsu makan ditambah makanan itu yang masak Rara, orang yang telah membuat hidupnya menjadi seperti ini.

Tomi dan Fero yang melihat Rendi makan seperti orang yang tidak makan selama setahun hanya menggeleng geleng saja.

“Laper pak?” ledek Fero.

“Kaya gak makan setahun aja lu Ren.”

“Emang.” Jawab nya dan Ia melanjut kan makan nya.

Mereka membiarkan Rendi menghabiskna makanan nya dan mereka ikut makan tanpa ada obrolan yang berlansung.

Suasana begitu sunyi di cafe itu, hanya suara musik yang terdengar. Semua orang menikmati makan siang mereka.

Setelah selesai makan, Ia merasa perut nya sudah tidak lagi demo. Ia bisa Kembali bekerja lagi, namun Ketika Ia ingin pergi.

Fero dan Tomi menahan nya untuk tidak pergi, mereka masih mempunyai beberapa pertanyaan yang harus Rendi jawab.

“Mau ke mana Lu?”

“Gua mau balik ke kantor.”

“Enak banget lu, udah selesai makan langsung pergi”

“Gua masih banyak kerjaan.”

Ia menyuruh Tomi dan Fero untuk kekantor nya dan melanjutkan obrolan mereka di kantor, karena Ia harus menyiapkan meeting untuk sore nanti.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status