Share

Chapter 6 | Pelajaran Untuk Si Gembel

"Sialan! Sialan! Sialan!" Giyan terlihat sangat marah, dia baru saja dipermalukan oleh Vicky di depan Manda dan teman- temannya.

"Mengapa tadi kalian hanya diam saja dan tidak membantuku," ketusnya kepada kedua orang yang ikut bersamanya.

"Dia tadi hanya menggenggam tanganmu, aku kira kamu tidak membutuhkan bantuan kami," ucap Andre salah satu pria yang dibawa oleh Giyan.

"Apa kalian tidak lihat tadi bagaimana dia meremas tanganku, genggaman bocah itu sangat kuat," keluh Giyan sambil menunjukkan tangannya kepada Andre.

"Ah sialan! jika nanti aku bertemu Manda, akan kutiduri gadis itu walaupun aku harus menggunakan cara kekerasan, aku akan melihat seperti apa wajah bocah itu setelah dia mengetahui jika kesucian tunangannya sudah aku rebut," geram Giyan sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang tadi diremas Vicky.

Walaupun Giyan terkenal berengsek dan sudah meniduri banyak wanita, dia masih belum pernah tidur dengan Manda. Itu karena dia berniat memikat gadis itu dengan berpura-pura menjadi pria yang baik.

Butuh waktu lama sampai Manda bisa menerimanya sebagai kekasih. Giyan mendekati Manda bukan hanya karena kecantikannya, tapi juga karena status keluarga Mahardika yang dikenal sebagai pemilik saham kedua terbesar di Dharma Prakarsa Grup, grup yang menaungi beberapa perusahaan besar di Jakarta.

Walaupun kaya, keluarga Giyan masih berada di bawah level keluarga Mahardika, hal itu yang menyebabkan Giyan rela menahan birahinya untuk meniduri Manda.

Ayah Manda dan Ayah Giyan sudah bersahabat dari dulu, ayah Giyan juga ikut membantu menyusun rencana melengserkan Hendro Mahardika yang menempati posisi CEO waktu itu.

Rencananya setelah Hendro lengser, Aditya akan merekomendasikan Giyan anak dari sahabatnya itu menjadi CEO sekaligus menjadi suami dari Manda, dengan begitu Aditya dapat menguasai perusahaan yang beromzet milyaran tersebut, namun kedatangan Vicky mengacaukan rencana jahat mereka.

Informasi tentang Vicky yang berasal dari keluarga biasa saja juga Giyan dapatkan dari Aditya, karena merasa masih mendapatkan dukungan dari ayah Manda, Giyan dapat menahan diri untuk tidak bertindak nekat.

Tapi kali ini Giyan sudah tidak bisa menahan amarahnya, dia sudah berniat menikmati tubuh Manda , tubuh gadis yang telah dia idam-idamkan selama ini.

"Mungkin kita bisa langsung membalasnya," ucap Randy salah satu pria yang ikut dibawa oleh Giyan.

Andre dan Giyan langsung menoleh begitu mendengarkan ucapan Randy.

"Bagaimana caranya? Apa kamu berniat untuk menculik Manda?" Tanya Giyan mencoba menebak isi kepala Randy.

"Tentu saja tidak, bukankah dia nantinya akan menjadi istrimu, mana mungkin aku mengusulkan ide yang bodoh seperti itu," Jawab Randy.

"Lalu apa idemu?" Tanya Andre yang ikut penasaran dengan rencana dari Randy.

"Andre, tadi kamu dapat melihat jika tunangan Manda cukup kuat ‘kan? Aku sendiri merasa jika dia mampu melawan kita bertiga," ucap Randy bertanya kepada Andre dengan wajah serius.

"Hei apa yang kamu katakan, aku ini juara Tae Kwon Do dimasa kuliah dulu, bukankah kamu juga mengetahui hal itu?" Balas Andre dengan percaya diri.

"Iya, tunangan Manda masih bocah kencur, walaupun memiliki badan yang sedikit lebih tinggi, tidak mungkin dia bisa menghadapi kita bertiga." Giyan juga ikut meyakinkan Randy yang terlihat ragu.

"Teman, aku ini besar di jalanan, perkelahian bukan hal baru bagiku, aku juga sudah terbiasa tidur di jalanan, jadi katakan saja apa idemu?" Kata Andre.

"Baiklah sini mendekat biar kusampaikan ide cemerlangku."

Randy menyampaikan idenya kepada Andre dan Giyan, setelah mendengar ide dari Randy. Andre dan Giyan mengangguk sambil tersenyum, tanda mereka setuju dengan ide Randy, Setelah itu mereka mulai menjalankan rencananya.

*****

Saat ini Manda sedang bahagia, bukan tanpa sebab, dia kembali teringat kata-kata Vicky, Dia Wanitaku dan Dia Tunanganku. Hal itu membuat Manda yakin jika Vicky sudah sangat mencintainya, Vicky bahkan siap bertarung melawan 3 orang demi dirinya.

Dengan percaya diri Manda merasa sudah mendapatkan Vicky, bahkan Giyan harus mengejarnya berbulan-bulan sampai Manda mau menerima cintanya.

Pria yang berumur 6 tahun lebih tua darinya itu tergila-gila akan kecantikannya, menurutnya sudah hal wajar jika hanya butuh waktu seminggu bagi pemuda seperti Vicky untuk langsung jatuh cinta kepadanya.

Vicky sendiri tidak terlalu pusing dengan kejadian tadi, dia terlihat asik membaca buku novel yang disediakan di cafe itu, sedangkan teman-teman Manda sibuk memandangi layar ponsel di tangan Vony.

[Giyan] : Vony, ini aku Giyan.

Vony lantas menunjukkan pesan yang dia terima kepada Dina dan Desi.

[Giyan] : Apa kalian masih bersama Manda?

[Vony] : Iya, ada apa?

[Giyan] : Apakah kalian tahu latar belakang tunangan Manda?

Ketiga gadis itu saling menatap, mereka sudah curiga sewaktu Manda terlihat panik ketika Giyan membahas masalah latar belakang keluarga Vicky.

[Vony] : Bukankah dia anak pengusaha kuliner dari Amerika?

[Giyan] : Haha, apakah Manda yang mengatakan itu kepadamu?

[Vony] : Iya... Manda sendiri yang mengatakan itu.

[Giyan] : Tentu saja Manda berbohong, latar belakang tunangannya itu dari keluarga biasa saja, mungkin bisa jadi dia hanya gembel yang dipungut oleh Kakek Manda, bukankah Kakek Manda Hobi melakukan itu?

Ketiga teman Manda tampak kaget membaca pesan yang dikirim oleh Giyan. Ketiga temannya juga tahu jika dulu Kakek Manda pernah mengadopsi anak yang juga berasal dari keluarga tidak jelas.

[Vony] : Hei jangan bercanda, mana mungkin pria tampan seperti Vicky berasal dari keluarga gembel, dari mana kamu mendapatkan informasi ini?

[Giyan] : Ayah Manda sendiri yang memberitahukan itu kepadaku, kalian tentu saja sudah tahu jika ayahku dan ayahnya Manda bersahabat.

Ekspresi ketiga teman Manda kembali terkejut, dia tidak menyangka jika pria yang dikenalkan Manda ini, hanya gembel yang dipungut oleh kakeknya Manda.

Seperti yang dikatakan Manda kepada Vicky, ketiga sahabatnya ini hanya menghormati orang dengan latar belakang keluarga kaya, dalam lingkaran pertemanan mereka, mereka tidak menerima orang dari keluarga biasa saja.

Tentu saja Giyan juga mengetahui hal tersebut, karena itulah Giyan ingin memanfaatkan Vony dan kedua sahabatnya dalam menjalankan aksinya.

Manda melihat gerak-gerik aneh dari sahabatnya, Manda mencoba untuk mencari tahu, namun Dina dan Desi segera mengalihkan perhatian Manda.

[Vony] : Apakah informasi ini bisa dipercaya?

[Giyan] : Tentu saja, aku berani menjamin kebenarannya.

[Vony] : Jadi apa maumu? Tidak mungkin kamu menghubungiku hanya untuk menyampaikan itu.

[Giyan] : Bantu aku untuk membalas rasa sakit hatiku kepada tunangan Manda.

Setelah itu Giyan memberitahu rencananya kepada Vony.

Sebelum pulang, Vony, Dina dan Desi akan mengajak Manda membeli tas branded di butik yang terletak di samping Cafe Cool.

Giyan meminta Vony dan temannya untuk menahan Manda setidaknya selama 30 menit.

Vony sempat ragu menerima tawaran itu, namun Giyan meyakinkan jika dia tidak akan berlebihan ketika menghajar Vicky. Dan itu hanya untuk memberi Vicky pelajaran karena sudah mempermalukan dirinya.

Giyan juga berjanji akan memberikan hadiah kepada Vony dan dua temannya yang ikut membantu.

[Vony] : Oke, aku akan membantumu silahkan beri pelajaran kepada pria gembel ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status