Share

12. Meninggalkan Bigel

"Udah jalan lima bulan, kata dokter harus banyak istirahat dan ga boleh angkat yang berat-berat. Urusan beresin apartemen nanti Mas aja yang ngerjain."

"T-tapi kan Mas juga kerja. Lagian, aku tuh sendirian kalau pagi ga suka cuma diem doang."

"Tapi Bigel tuh sering kecapekan, Mas enggak tega. Atau nanti sewa orang aja buat bersihin satu minggu dua kali. Bigel cuma boleh nyapu aja."

"Ya, udah."

"Kok, kayak ngambek?"

"Enggak," jawab Bigel sembari membuang muka ke arah yang berlawanan dengan Hasbi.

"Enggak kasian sama Masnya ini?"

"Apaan, kan aku udah jawab ya udah."

"Mas tau tentang pinggul kamu itu."

Reflek, Bigel menolehkan pandangannya tertuju pada Hasbi. "Dari Mama? Kapan?"

"Sebelum pindahan ke apartemen. Mama ngasih tau karena Mas bahas kak Freya," jawab Hasbi, pandangannya tidak pernah teralih dari Bigel.

"Udah lama juga, Bigel udah lupa."

"Udah lupa, tapi sakitnya enggak bakal lupa, kan? Mas merhatiin kamu terus, tiap malam kamu suka pengangin pinggul kamu yang nyeri dengan perut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status