U

U

By:  AFRIL  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
1 rating
40Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Yuda: Aku mencintaimu penuh keraguan, sementara kamu mencintaiku dengan penuh keyakinan. Yura: Kamu tahu? Karena sebuah rasa harus diungkapkan. Copyright © Mitha & P. Afriliani

View More
U Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Grand Escape
Gua sebagai kawan, pengamat, random person, gua amat menyayangkan LGBT sampe Indo. Awalnya biarlah budaya sana. Bukan apa-apa. 2 temen gua masuk circle itu, yang gua sendiri bingung handlenya. Mau dinasehati? Tapi jangan caci maki. At the end of the day, itu hidup mereka. Gua bisa apa?
2022-05-24 14:56:31
2
40 Chapters
Prolog
Musim kemarau. Musim yang membuat sore hari terasa lebih panas dari biasanya. Juga membuat sebagian orang lebih menyukai berada di dalam ruangan hanya untuk menghindari sengatan matahari. Panas matahari tetap terasa di bumi ini, walaupun sekarang waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. Panas hari ini tidak menghentikan semangat seorang wanita berambut panjang yang saat ini dia kuncir, untuk setia menunggu seorang pria yang selalu membuat dia bahagia. Seorang pria dengan tinggi rata-rata pria dewasa di Indonesia yaitu 170 cm, bermata abu-abu gelap, dan memiliki lengkungan di pipi sebelah kiri yang dapat dilihat ketika dia tersenyum. Dan pria itu kini sudah berada di belakang punggung wanita tersebut. Dia memberikan senyuman termanis untuk si wanita yang telah lama menunggunya. "Maaf ya, lama," ucap si pria dengan menunjukkan lengkungan indah di wajahnya. "Okay ... kalau mau dimaafin, traktir aku siomay Bang Jali ya?" Si wanita beruc
Read more
Chapter 1
Yura Anggraini. Gadis berusia 19 tahun dengan tinggi 156 cm dan memiliki rambut hitam panjang sebahu. Tidak lupa pula mata besarnya yang berwarna hitam pekat, hidung mancung, dan juga kulit sawo matang khas kulit Indonesia. Dia memiliki seorang ayah yang sangat mencintainya. Seorang ayah tangguh dan setia. Ayahnya memiliki usaha kecil yang sudah dibangun selama 10 tahun yaitu usaha tempat makan, Sari Rasa. Usaha tersebut didirikan di rumah yang mereka tinggali. Rumah berukuran 21 meter persegi yang terdiri dari 2 tingkat yaitu tingkat 1 untuk usaha tempat makan dan tingkat 2 barulah untuk tempat mereka tinggal. Yura berkuliah di Universitas Harapan Bangsa Fakultas Ekonomi dengan jurusan Manajemen Sumberdaya Manusia dan kini ia sudah berada di semester 6. Masa-masa kuliah ia lewati dengan baik, memiliki teman-teman yang baik, dan juga Yura masuk ke dalam 10 mahasiswa terbaik di jurusannya. Yura memang anak yang cukup pintar. Dia masuk di Univer
Read more
Chapter 2
Yuda POV: Sore ini sangatlah panas. Aku segera berlari keluar ruangan. Berlari melewati lorong-lorong kelas di Fakultas Teknik. Kemudian aku berhenti tepat di depan lift, menunggu lift terbuka untuk mengantarku ke lantai dasar. Hari ini perkuliahan sedikit lebih lama dari biasanya. Karena aku sudah semester 6, jadi lebih banyak yang aku kerjakan. Dan sebentar lagi aku akan masuk ke semester 7, di mana akan ada banyak praktik dan juga harus mulai memikirkan judul skripsi. Huft .... Aku bersandar di dinding lift sambil sesekali melihat arlojiku. "Dia pasti sudah menunggu dari tadi." Ting! Pintu lift terbuka. Segera kukeluar dari lift dan berlari menghampirinya. Aku melihat temanku sedang mengibas-ngibaskan tangannya ke arah wajah. Wanita berambut hitam panjang yang ia kuncir, mata besar dan pipi chubby. Ups ... dia tidak suka dibilang chubby. Sekali lagi aku berlari dan
Read more
Chapter 3
Flashback: Tiga minggu setelah ospek. Yura POV: Aku mulai menjalani hari-hariku sebagai mahasiswi. Mulai untuk mempelajari hal-hal baru dalam hidupku. "Nih!" Temanku tiba-tiba saja memberiku sebotol minuman. Aku mengerutkan dahi, merasa bingung. "Aku kan nggak pesen ini, Lis." "Oh, tadi ada cowok yang minta tolong ke aku untuk kasih ini ke kamu, Ra," jawabnya. "Dia ganteng kok, langsung terima aja udah ... haha." "Apaan sih, Lis!" Aku hanya menggelengkan kepala mendengar ucapannya. "Serius Lis, ini dari siapa?" "Aku juga nggak tahu Ra, tiba-tiba aja dia minta tolong ke aku untuk kasih ini ke kamu." Tunjuk Lisa ke arah botol minum yang kini aku pegang. "Cie-cie ... siapa tuh, Lis?" Temanku yang lain tiba-tiba datang meledekku. Aku sedikit malu akan ledekan yang temanku lakukan. "Udah Put jangan diledekin, mukanya udah merah tuh!" Sekarang Lisa ikut meledekku. Mereka berdua tertawa bersama.
Read more
Chapter 4
Ssssh .... Suara air shower menyala. Membasahi tubuh yang kini hanya diam mematung. Merasakan dinginnya air yang mengalir dari kepala sampai sela-sela jari kaki. Merilekskan pikiran yang sedari tadi bekerja. Mencoba untuk menenangkan hati yang sudah dicoba untuk ditenangkan. Pikiran selalu mengatakan 'tidak apa-apa' tetapi hati tidak bisa menerima pendapat tersebut. Hingga hanya menciptakan air mata yang terus keluar. ... Jam 9 malam. "Lama banget mandinya, Nak?" tanya seorang pria paruh baya pada wanita yang baru saja menyelesaikan mandinya. "Tadi pulang kuliah panas banget Yah, jadi Yura mandinya lama. Hehe ...," jawab Yura sambil berjalan ke arah sofa, menghampiri ayahnya yang sedang menonton TV. "Ada berita apa Yah?" "Biasa, politik bikin ruwet," jawab Ayah Yura sambil menyesap secangkir kopi hitam. "Kuliah gimana hari ini, Ra? Lancar?" Kini perhatian Ayah berpindah ke Yura. "Iya lancar Yah, cuma tia
Read more
Chapter 5
Yuda POV: "Aku mencintainya," gumamku. Setelah kejadian sore tadi, aku mulai menyadari bahwa sebenarnya aku juga menyukai Yura. Sepertinya aku sudah memiliki rasa ini sejak pertama kali kita bertemu. Sebelumnya aku sudah pernah mengagumi seorang teman, tapi kali ini terasa berbeda. Bukan hanya rasa nyaman saja, tapi ada rasa takut juga jika dia meninggalkanku. Pergi jauh dariku, sampai aku tidak bisa melihatnya lagi. Saat ini umurku sudah 19 tahun dan aku mengerti apa itu cinta. Hanya saja aku belum bisa meyakini bahwa 'aku menyukai perempuan'. Pikiranku masih terjebak dalam masa lalu. Masa lalu yang membuatku tidak percaya diri untuk mengatakan 'perasaan ini' kepada Yura. ... Ketika aku berusia 15 tahun, aku pernah memiliki hubungan dengan salah satu teman dekatku. Teman yang sudah sedari kecil menjadi teman bermain bersama. Awalnya aku belum mengerti perbedaan dari rasa nyaman karena cinta atau rasa nyaman karena dia adalah t
Read more
Chapter 6
Aulia POV: Aku selalu memperhatikanmu, melihat pesona indah yang selalu terpancar dalam dirimu. Efek yang membuatku tidak bisa lepas jauh darimu.   Aku selalu tidak sabar menunggu hari esok datang. Hari di mana aku akan melihatmu dan kamu akan melihatku. Hari dimana kamu merangkulku, bersuara merdu di telingaku. Kamu… Seseorang yang ku kagumi sejak lama, sejak ku mulai mengenal cinta.   Aulia POV end.       Angin pagi ini terasa lebih dingin dari hari biasanya. Bahkan saat musim hujan tiba, rasanya tidak sedingin ini.   Dinginnya udara begitu terasa menusuk sampai ke relung hati seseorang yang tengah berdiri tak bergeming. Menunggu seseorang lain yang akan datang menyapanya, seperti hari-hari biasa.   Tak berapa lama kemudian, terdengar suara rantai sepeda yang begitu familiar. Disana terlihat seorang pria berpakaian casual
Read more
Chapter 7
4 bulan kemudian...   Yuda dan Yura sudah mulai kembali normal. Sudah tidak ada kecanggungan di antara mereka. Mencoba sedikit demi sedikit saling melupakan sebuah ingatan yang telah berlalu.   Yura sudah mulai merelakan perasaannya kepada Yuda. Merelakan Yuda bersama orang lain yang dia cintai. Dan kini, Yura sudah menemukan beberapa pria yang mengajaknya berkenalan. Mulai membuka hatinya bersama pria lain.   Sedangkan Yuda hanya bisa menatap Yura yang tengah sibuk berkenalan dengan beberapa pria. Yura selalu menunjukkan pria-pria tersebut kepada Yuda. Sesekali Yuda akan meledek Yura, berpura-pura menyukai pria yang dia tunjukkan.   Yuda sebenarnya tidak rela melihat Yura seperti itu. Tapi dia juga masih belum bisa menegaskan hatinya bahwa dia 'mencintai Yura'. Masih banyak keraguan di dalam hatinya.   Dan tidak menutup kemungkinan bahwa Yura pun sebenarnya belum benar-b
Read more
Chapter 8
  "Bagaimana ini bisa tersebar?" …       Bima Cahyo Utomo.   Aku memang sedikit tidak bersahabat dengan Bima, karena aku merasa sepertinya dia iri denganku. Aku tidak tahu pasti kenapa, mungkin karena aku memiliki banyak teman dan juga keluarga yang baik.   Bima termasuk dari keluarga berkecukupan, bahkan hampir mirip sepertiku. Hanya saja dia memiliki orangtua yang kurang baik. Kedua orangtuanya telah bercerai dan Ibunya sudah menikah lagi. Sedangkan Ayahnya sepertinya selalu memberikan tekanan batin pada Bima dan juga melakukan kekerasan fisik padanya.   Aku sesekali melihat luka-luka lebam ditubuhnya dan kadang dia terlihat sangat rapuh. Aku ingin sekali berteman dengannya, hanya saja dia memiliki sikap yang kurang ramah ke beberapa orang, membuatku jadi segan untuk berteman dengannya.   Bima memiliki 2 teman yang cukup d
Read more
Chapter 9
  Yura POV:       Setelah aku melambaikan tanganku kepada Yuda, kemudian aku mulai berjalan masuk ke dalam fakultasku. Hari ini begitu cerah dan udara terasa begitu lebih sejuk. Sepertinya semesta sedang memberiku semangat untuk menjalani hari ini.       Aku berjalan dengan santainya melewati beberapa kelas disekitarku. Hingga sampailah aku di depan kelas, sambil menyapa teman-temanku, aku pun kemudian duduk ditempat yang biasa aku duduki. Tapi entah mengapa tidak ada yang membalas sapaanku?  
Read more
DMCA.com Protection Status