Share

Bab 6

Zakki tahu neneknya melakukan itu dengan sengaja, lalu dia melirik ke arah Annika.

Annika tidak menunjukkan rasa sayangnya pada Zakki.

Annika menemani wanita tua itu sebentar, lalu dia berdiri. "Aku akan membuat kue lapis."

Saat Annika pergi, senyum wanita tua itu pudar dan tubuhnya bersandar ke belakang.

"Zakki, ada apa dengan Shilla itu? Kamu hanya perlu menjaganya, untuk apa kamu menyalakan kembang api seperti itu? Jangan sampai istrimu cemburu."

“Kamu juga harus menjaga Annika baik-baik. Jangan bersikap seperti nggak ada masalah apa-apa.”

"Kalau kamu terus bersikap dingin, dia akan lari.”

Zakki hanya mengucapkan beberapa patah kata dan tidak menjelaskan soal kembang api itu. Mungkin itu adalah ulah Sekretaris Dania!

Setelah mengobrol cukup lama, Annika datang sambil membawa camilan.

Zakki menoleh dan menatap Annika. Pakaian Annika masih bersih dan rapi meskipun dia baru selesai memasak. Dia tampak cantik dan bermartabat, seperti seorang wanita bangsawan.

Zakki merasa agak bosan.

Namun, wanita tua itu sangat menyukai Annika. Dia mencicipi camilan buatan Annika dan berkata, "Zakki, dua tahun lagi usiamu 30. Biasanya umur segitu orang-orang sudah punya dua anak. Kapan kamu akan memberiku cicit?"

Annika tidak mengatakan apa-apa.

Zakki melirik ke arah Annika dan mengambil kue lapis yang ada di meja. "Annika masih muda, kami masih mau menikmati waktu berdua dua tahun lagi!"

Wanita tua itu memiliki hati yang jernih, tetapi sulit ditebak.

Mereka makan malam di Kediaman Ruslan, lalu pulang saat sudah sangat larut.

Zakki mengencangkan sabuk pengamannya dan melirik ke arah Annika. Annika memalingkan wajahnya dan melihat ke luar jendela mobil.

Wanita itu tampak cerah dan cantik meskipun dalam cahaya redup.

Zakki menatapnya cukup lama, lalu menginjak gas.

Bantley hitam itu melaju dengan mulus dan lampu di kedua sisinya terus berkedip. Zakki ingin membicarakan sesuatu dengan Annika, jadi dia tidak mengemudi dengan cepat.

Lima menit kemudian, Zakki berkata dengan pelan, "Besok aku akan membawa ayahmu ke Rumah Sakit Ruslan. Aku akan meminta tim medis terbaik untuk merawatnya. Lalu … kalau kamu ingin meminta uang, beri tahu aku saja."

Nada suaranya cukup lembut, terdengar seperti sedang berkompromi.

Dia tidak mencintai Annika. Dia merasa khawatir karena Annika sudah mulai melawannya, tetapi dia tidak berniat melepaskan istrinya .... Hal ini akan menimbulkan masalah bagi hidupnya dan saham Grup Ruslan.

Dia harus membiasakan diri!

Selain itu, penampilan dan tubuh wanita itu luar biasa. Setidaknya Zakki merasa mereka berdua cocok dalam urusan ranjang.

Ketika tiba di lampu merah persimpangan, Zakki melirik ke arah Annika.

Dia memegang setir dan melanjutkan, "Sekretaris Dania nggak akan datang ke rumah lagi. Kamu boleh memakai perhiasan itu sesuka hati, aku akan menjelaskannya padanya."

Annika mendengarkan dengan tenang.

AC di dalam mobil itu sangat dingin, jadi Annika memeluk dirinya sendiri agar tidak menggigil.

Dia telah menikah dengan Zakki selama tiga tahun dan tahu banyak tentang sifat Zakki. Sejujurnya, apabila Zakki berkompromi seperti ini, Annika akan sangat terbantu .... Seharusnya Annika merasa bersyukur, tapi dia tidak!

Zakki mengatakan banyak hal, tetapi dia tidak menyebut Shilla sama sekali. Jadi, jika Annika menyetujuinya, Shilla akan tetap muncul dalam kehidupan mereka di masa depan ... dan tidak ada yang akan berubah.

Annika sudah lelah dan tidak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Dia menolak dengan tegas. "Nggak perlu, dokter ayahku sekarang sudah cukup baik."

Zakki mengerti maksud jawaban tersebut, Annika menolak tawarannya dan bersikeras untuk bercerai. "Annika, jangan lupa bahwa kita menandatangani perjanjian saat kita menikah. Kalau kita bercerai, kamu nggak akan mendapat sepeser pun," ujar Zakki marah.

“Aku tahu!” jawab Annika dengan cepat.

Kesabaran Zakki pun habis dan dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Dua puluh menit kemudian, ketika mobil sudah masuk ke vila tempat mereka tinggal, Zakki menghentikan mobilnya perlahan dan berkata kepada penjaga pintu, "Tutup gerbangnya, jangan biarkan seekor lalat pun keluar."

Penjaga itu curiga dan ingin bertanya, tetapi Zakki sudah pergi.

Tak lama kemudian, Zakki memarkir mobilnya di tempat parkir di depan vila.

Setelah mobil itu berhenti, Annika melepaskan sabuk pengamannya dan hendak keluar dari mobil. Akan tetapi, mobil itu tiba-tiba dikunci oleh Zakki.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status