Tidak ada kesempatan kedua untuk wanita ular - Davichi Park
____________________
Davichi sibuk dengan hpnya saat sang manager sedang memberikan klarifikasi terkait masalah sarapannya dengan Angela. Ia sangat malas berbicara sekarang, apalagi membahas sesuatu yang tak penting seperti itu.
Asal kalian tau, berita tentangnya yang disebarkan di media massa tidak sepenuhnya benar. Ia memang makan satu meja dengan Angela, tapi tidak ada kecupan kecil di pipi seperti yang tertera di berita.
Ia jadi muak dengan reporter yang membuat berita hoax itu. Apa untungnya sih membuat berita yang tidak sesuai dengan kenyataan. Memangnya mereka tidak takut jika dimintai pertanggungjawaban.
Jujur, Davichi ingin pulang sejak tadi. Ia risih mendengar pertanyaan maupun pernyataan para reporter yang semakin nyeleneh. Bayangkan saja bagaimana murkanya Davichi saat seorang pria seolah membuat pernyataan bahwa dirinya tidur sekamar dengan Angela.
Sabar-sabar. Jika tidak ada kamera disini, pasti Davichi sudah memelintir telinga pria itu. Memangnya ada bukti jika ia sekamar dengan wanita ular. Ia saja baru ketemu saat di restoran hotel. Reporter zaman sekarang semakin ganas ternyata.
15 menit akhirnya berakhir, ia pun langsung digiring oleh manager dan asistennya untuk menuju ke lokasi meeting. Kali ini Davichi akan mendapatkan peran di sebuah drama thriller yang ia pun belum tau peran apa yang akan dimainkannya.
Ia hanya menyetujui saat Ais mengatakan bahwa sutradara drama tersebut memintanya untuk ikut berkontribusi. Memainkan drama thriller sepertinya lebih seru daripada drama percintaan.
Meeting kali ini diadakan di sebuah rumah minimalis di dekat mall besar. Begitu masuk, ia langsung dipersilahkan duduk dan meeting pun dimulai.
Kali ini Davichi tidak akan memainkan peran utama. Ia mendapat peran sebagai psikopat yang menjadi konflik utama pada drama ini. Menarik bukan?
"Sekarang gue lebih unggul daripada lo" ucap pria yang duduk di sebelahnya. Davichi tentu mengenalnya, dia menjadi salah satu saingan terberat di dunia peraktoran.
Lian tersenyum mengejek ke arahnya. Dia pasti sudah merasa bangga karena mendapatkan peran utama.
Dilihat dari sinopsis drama, karakter utamanya tidak menarik. Jika bisa memilih, Davichi akan tetap memilih memerankan Jason dengan sifat psikonya.
"Davichi gimana? Setuju dengan keputusan ini? Saya sedikit ragu sebenarnya. Soalnya kamu baru pertama kali memerankan drama thriller"
"Saya memang belum pernah bermain di genre thriller. Tapi setelah membaca sinopsisnya, saya langsung jatuh cinta dengan karakter Jason. Tenang saja Pak, saya akan menampilkan yang terbaik"
Sutradara hanya menganggukkan kepala. Bukan tanpa sebab ia memilih Davichi untuk peran ini. Dilihat dari postur tubuh dan bakat aktingnya, dia sangat cocok dengan peran itu.
"Baik, kalau begitu cukup sampai disini meeting kita kali ini. Syuting trailer drama akan diadakan 1 minggu kemudian. Jaga kondisi agar bisa tampil maksimal"
Riuh tepuk tangan sebagai penyemangat mengakhiri meeting ini. Davichi sendiri langsung menuju mobilnya untuk melanjutkan jadwal berikutnya.
Ia ada jamuan makan siang di sebuah restoran untuk merayakan drama Between Us yang sukses besar. Davichi sebagai pemeran utama bahkan mendapatkan banyak pujian.
"Nanti jam 3 ada janji temu buat tanda tangan kontrak dengan Hero Advertising" ucap Dimas selaku asisten yang merangkap sebagai supirnya.
"Kontrak apa?"
"Model iklan brand Infinite. Gue uda capek denger omelan mbak Ais gara-gara lo yang suka kabur kalo bahas kontrak iklan"
"Gue ngga ada waktu"
"Ngga usah sok sibuk, jam 3 ke atas lo ngga ada jadwal lagi"
Kampret sekali asistennya satu itu. Ia lebih tua 2 tahun, tapi tuyul itu tidak pernah bersikap sopan. Lihat saja, bahkan dia berani menggunakan bahasa informal dengannya.
"Gue males"
"Alesan. Pikirin keuntungan yang lo dapet. Baju-baju lo aja banyak yang dari Infinite"
Davichi hanya memutar bola mata malas. Berbicara dengan Dimas membuat darahnya naik. Asistennya itu hanya bisa bungkam jika ia menuruti kemauannya.
Ia akan tidur sebentar, jalanan yang macet parah membuatnya gerah. Davichi juga tidak ingin mendengar omelan Dimas lagi. Biar saja pria itu mengobrol dengan spion.
*******
Mood Davichi benar-benar anjlok sekarang. Baru tadi pagi managernya membuat klarifikasi tentang pertemuan tak disengaja antara ia dan Angela, sekarang si wanita ular itu sudah duduk manis di seberangnya.
Ia tidak tau ada keperluan apa wanita itu ikut bergabung dalam perayaan ini. Dia juga bukan salah satu aktris yang ikut serta dalam drama Between Us. Kenapa semesta seolah ingin mempertemukan mereka?
Entah kenapa suasana perayaan kesuksesan kali ini begitu canggung. Davichi sendiri hanya memainkan hpnya karena bosan.
Sutradara drama Between Us mulai mencairkan suasana dengan lawakan-lawakan yang mengundang gelak tawa. Tapi itu tidak berlaku baginya. Ia sudah terlanjur malas karena keberadaan wanita itu.
"Saya bangga banget, drama kali ini sukses besar. Bahkan banyak yang menginginkan season dua. Dan untuk Davichi, terima kasih atas kerjasamanya. Akting kamu sungguh totalitas bahkan melebihi ekspektasi saya"
Davichi hanya tersenyum menganggapi ucapan seorang wanita yang entah siapa ia pun tidak tau.
Saat syuting drama Between Us emosinya benar-benar ikut bermain. Ia sangat menghayati perannya sampai terbawa ke alam mimpi. Totalitas sekali bukan.
Acara perayaan diakhiri dengan jargon yang menandakan bahwa kerjasama telah berakhir. Davichi pun bergegas keluar dari restoran. Bukan bermaksud untuk menghindar, tapi ia ingin merebahkan tubuhnya di kursi mobil yang empuk.
Langkah kakinya sontak terhenti saat seseorang menggapai tangan kanannya. Dari bau parfumnya, Davichi sudah tau siapa pelakunya. Ia menghempaskan tangan kasar agar Angela melepaskannya.
"Gue tau lo masih cinta sama gue, jadi plis jangan ngehindar lagi. Kita bisa mulai dari awal"
"Cuma orang bodoh yang mau jatuh di lubang yang sama"
"Kasih gue kesempatan buat memperbaiki semuanya, gue janji ngga bakal ngecewain lo lagi"
Kepalan tangannya semakin erat. Emosinya sudah di ubun-ubun sekarang. Untung saja Davichi membelakanginya, jika tidak, mungkin ia tidak akan bisa mengontrol emosi.
"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua kan?"
"Wanita ular kayak lo, dikasih seribu kesempatan juga ngga bakal puas"
Davichi bernafas lega saat mendengar sahutan Dimas. Untung saja asistennya itu berada tak jauh darinya. Akhirnya, ia bisa lepas juga dari percakapan yang memuakkan ini.
Mendengar ucapan Dimas, wanita itu langsung pergi dengan hentakan kaki yang cukup keras. Davichi tidak peduli, mau dia salto juga tidak berpengaruh di hidupnya.
"Ayo, uda ditungguin mbak Ais di lobi apartemen lo"
Davichi pun langsung mengikuti langkah Dimas menuju mobil. Ia harus meredakan emosinya sebelum bertemu dengan sang manager.
Jika ia emosi, Ais juga akan terbawa emosi. Ia tidak bisa membayangkan mendapat amukan lagi dari singa betina itu.
*****
Menurut kamus hidupnya, obat emosi adalah balas dendam - Davichi Park____________________Sembari menunggu kedatangan klien, Alea mengisi perutnya dengan bekal yang sudah ia siapkan dari kontrakan. Ia lebih memilih repot karena memasak di pagi hari daripada membeli makanan di pusat kota ini.Uang 5 ribu di kampung halamannya sudah cukup untuk membeli nasi uduk yang mengenyangkan perut. Sedangkan disini? Ia hanya mendapat 1 porsi nasi putih tanpa lauk.Kali ini Alea tidak membawa bekal nasi. Tadi pagi ia hanya memasak bubur untuk temannya yang sakit dan bakwan jagung. Semalam, ia mendapat jagung gratis dari pemilik kontrakan. Rezeki memang tidak bisa ditebak.TingNotifikasi dari m-banking membuatnya hampir berteriak. Saking sibuknya, ia hampir lupa bahwa hari ini gajian. Akhirnya, ia tidak pusing lagi mengenai kontrakan untuk 2 bulan ke depan.Hari ini semua tugasnya berjalan dengan lancar. Proses syuting iklan tadi hanya membutuhkan
Ada yang jual samsak hidup? - Alea Zahira____________________Boneka teddy bear dengan ukuran super jumbo menjadi objek samsak sore ini. Saking kesalnya, Alea seperti ingin melahap orang saat perjalanan menuju kontrakannya.Ia seperti berada di tengah tebing rapuh dengan badai petir di atasnya. Tidak bisa berlari ataupun menghindar, apalagi diam di tempat. Ah bagaimana ini.Ditatapnya kontrak yang tergeletak di atas kasur dengan nanar. Ia belum berhasil mendapatkan tanda tangan, tapi emosinya sudah habis terkuras. Ia tidak yakin waktu tiga hari cukup untuk membujuk aktor kurang ajar itu.Alea mengirimkan pesan pada Ais yang berisi tentang masalah kontrak yang masih belum ditanda tangani. Manager itu malah mengirimkan jadwal kegiatan Davichi padanya.Ais mengatakan bahwa ia bisa mendatangi Davichi di lokasi syuting. Alea langsung mengecek jadwal tersebut. Besok pukul 7, pria itu ada syuting mini drama di kaki pegunungan.Wow sek
Alam sudah lebih dari cukup memberi hiburan - Alea Zara____________________Alea menghirup nafas kuat, udara disini sangat jauh berbeda dengan yang ada di pusat kota. Suasana yang sejuk membuatnya langsung nyaman meskipun baru pertama kali berkunjung ke tempat ini.Dilihatnya area camp ground yang lumayan penuh dengan tenda-tenda. Padahal ini weekday, tapi sepertinya banyak yang ingin menyegarkan pikiran dengan kegiatan camping.Alvin sendiri sedang mengambil tenda dan matras di bagasi mobil. Mereka akan mendirikan tenda terlebih dahulu. Untung saja jarak parkir dengan camp ground tidak begitu jauh.Semua biaya ditanggung oleh pria itu. Enak sekali bukan? Bahkan makanan dan minuman pun Alvin yang membelinya."Ayo"Untuk sampai di camp ground, mereka harus melewati jalanan yang sedikit berkerikil. Alea mengedarkan matanya melihat sekitar. Hanya terlihat warung-warung dan pedagang kaki lima yang berjejeran. Ia akan menikmati jajanan tr
Perang yuk, biar lega - Alea Zahira____________________Alea terduduk lemas di bawah pohon pinus sambil menatap nyalang sesosok aktor yang sibuk syuting sejak tadi. Pria itu menampilkan senyum mengejek ke arahnya di sela-sela adegan. Kampret sekali kan? Andai saja ia tidak bertemu dengan Davichi, pasti dirinya tidak terjebak sendirian seperti ini.-Flashback-Melihat sosok pemilik suara deheman itu membuat Alea memutar bola mata malas. Kenapa sih ia harus bertemu pria gila sepagi ini? Alea kan masih mau menikmati alam dulu. Duuh, ia harus menyiapkan kesabaran saat menghadapi aktor satu ini."Ngapain disini?" Ngapain nanya-nanya, itu yang ingin Alea ucapkan sekarang. Tapi rileks Al, lo harus dalam mode baik demi cuan."Saya disuruh ke sini sama mbak Ais buat minta ttd kontrak" ucap Alea sopan, sangat sopan. Ia harus menahan emosinya agar masalah ini cepat selesai."Oh" Oh? Terus? Kapan dia mau tanda tangan kontrak ini. Duh, ingin seka
Aktor maupun aktris memang dituntut untuk profesional, kalau tidak sanggup jadi kukang saja sana - Davichi Park____________________HuuuuffttDavichi menyandarkan punggungnya di atas kursi. Ia melihat para kru yang masih pontang panting menyiapkan adegan berikutnya. Ia sendiri sedang istirahat sambil membaca naskah yang entah kenapa tidak menarik.Matanya menelusuri seluruh bagian hutan. Hanya ada segelintir orang yang berjalan-jalan, ada juga yang sedang memunguti strobilus. Mereka disini refreshing, tapi dirinya malah sibuk syuting. Nasib-nasib.Moodnya hari ini sudah sangat buruk gara-gara ditinggal oleh Dimas. Pria itu seenaknya kabur dari sini dan memilih membantu Ais menata schedulenya. Kurang ajar kan? Ia jadi uring-uringan, bahkan sampai memarahi para kru. Untung saja ia sudah meminta maaf pada mereka tadi. Maafkan atas sikap Davichi yang tidak professional.Angin yang berhembus kencang membuat Davichi meringis. Rambutnya yang berge
Jangan mendekati singa jika ingin nyawamu selamat - Alea Zahira____________________Emosi Alea benar-benar tidak stabil sekarang. Ia sudah mencoba memikirkan hal-hal baik tapi masih saja hatinya dipenuhi dendam terhadap pria iblis itu.Ia menyesal tidak meninju pria itu tadi. Kenapa baru kepikiran saat dirinya sudah di tenda. Tuh kan, emosi Alea jadi memuncak lagi hanya karena mengingat si aktor gila itu.Sabar-sabar. Alea sampai bosan mengelus dada karena darah tinggi. Sepertinya ia harus membeli minum dengan ekstra es batu. Kepala dan tubuhnya yang panas harus segera didinginkan.Melihat kontrak di tangannya yang masih bersih tanpa satupun coretan membuat Alea menghembuskan nafas pelan. Jika begini terus, bagaimana ia bisa menyelesaikan tugas negara. Alea memang harus mengontrol emosinya dengan baik.Ia pun keluar dari tenda untuk menuju salah satu warung yang berjejer. Melihat minuman kemasan kopi favoritnya membuat Alea tersenyum. Ia pu
Ternyata pemandangan yang ini lebih indah dari alam - Davichi Park____________________Mata Alea masih mencuri-curi pandang ke arah Davichi. Pria itu entah kenapa menjadi akrab dengan Alvin. Apa terjadi sesuatu diantara mereka saat ia tidur? Patut dicurigai."Uda lama bergelung di dunia acting?" Alea mengalihkan matanya ke arah Alvin. Kenapa sih pria itu sok kenal dengan si iblis. Ia kan jadi kesal karena tidak diperhatikan sejak tadi."Lumayan, sekarang masuk tahun ke tujuh" ucap Davichi sambil mengaduk mienya. Ingin rasanya Alea menumpahkan mie itu ke rambut aktor gila. Duuh, ia masih belum bisa mengatur emosinya.Alvin hanya mengangguk paham. Tenyata lumayan asyik juga bercengkrama dengan pria ini. Ia mengalihkan matanya ke arah Alea. Gadis itu hanya diam sejak tadi sambil memakan mie. Ia jadi sangsi kalau Alea sedang bertengkar dengan Davichi."Woy, diem aje lo" Alea hanya menatap Alvin malas kemudian kembali memakan mie nya. Ia sedang
Malu itu berat, mending pingsan saja - Alea Zahira____________________Alea menghembuskan nafas kesal. Bodoh memang. Bagaimana bisa ia tidak hati-hati dan terpeleset. Jadi basah kuyup kan bajunya. Untung saja ia jatuh ke sungai, kalau ini bebatuan pasti kepalanya sudah hancur.Dan lagi, kenapa iblis itu ikut menertawakannya. Memangnya lucu kalau ia terkena musibah seperti ini. Ah lupa, pria itu kan memang suka melihatnya tersiksa."Syukurin, pake ngga mau segala sih" kurang ajar sekali kan temannya itu. Ia kan sudah berniat tidak mandi hari ini. Kalo kejebur begini mana mungkin ia tidak sekalian mandi. Ah, Alea mageeeer."Gue mau beli cemilan dulu" Alea hanya mengangguk pelan. Pasti Alvin membeli makanan micin. Itu tuyul memang tidak bisa lepas dari snake, eh snack maksudnya.Karena sudah kepalang basah, ia pun memutuskan untuk bermain air. Aaaah, segarnya. Airnya dingin dan sangat jernih. Padahal sungai bagian sini memang untuk mandi. Tapi A