Share

Perceraian Dan Pernikahan

Mommy dan Ethan langsung membawaku ke sebuah rumah sakit yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal kami. Aku terbangun dari ranjang yang terbuat dari besi itu setelah seorang dokter perempuan baru saja selesai memeriksa kandunganku.

“Bagaimana hasilnya Dok?” tanya mommy yang begitu tak sabar mendengar jawabannya.

Dokter itu menoleh ke arah mommy lalu tersenyum seolah akan memberikan kabar bahagia namun bencana untukku.

“Selamat, Nyonya, putri anda sedang mengandung,” ucap Dokter itu sambil tersenyum ramah kepada mommy dan juga Ethan secara bergantian.

Mommy langsung melihat ke arahku dengan nanar, aku langsung mengalihkan pandanganku karena tak mau melihat mommy yang sangat marah padaku.

“Saya pamit dulu, untuk obat dan vitamin hamil sudah saya resepkan untuk putri anda,” lanjut dokter seraya keluar dari ruangan itu.

“Mom-“

“Kita pulang!” ucap mommy dengan suara tegas sambil keluar dari ruangan tanpa memperdulikan aku dan juga Ethan.

Ethan menatapku dengan tatapan tidak percaya. “Kau yakin itu anakku?”

Aku membulatkan kedua bola mataku mendengar pertanyaan Ethan. “Apa kau tidak mau bertanggung jawab setelah apa yang kau lakukan padaku?”

Ethan terdiam, ia tidak lagi menjawab pertanyaanku. Bahkan, Ethan tidak lagi memandangku lalu berjalan keluar dari ruangan begitu saja. Sementara aku, hanya bisa meremas tanganku mencoba menenangkan diriku sendiri. Aku pasti bisa melewati semuanya, rencanaku dari awal untuk menjebak Ethan pasti akan berhasil. Rasa sakit ayahku karena ditinggalkan Ethan pun pasti akan segera kubalaskan. Jika memang rencanaku in benar-benar berhasil, seharusnya aku merasa senang, bukan? Namun, kenapa dengan perasaanku ketika melihat raut wajah mommy yang seperti marah bercampur sedih, aku seperti tidak tega melihatnya.

***

Di rumah mommy kembali mengumpulkan kami di ruang tamu. Ia menatapku dan Ethan secara bergantian, sesekali ia menghapus air matanya dengan cepat seolah tidak mau terlihat menangis olehku atau Ethan.

“Aku sudah membuat keputusan yang paling berat selama hidupku. Aku tidak mau anakku hamil tanpa seorang suami di sampingnya. Jadi ... Aku putuskan supaya kau menikahi Kiran dan bercerai denganku,” jelas mommy sambil terisak karena tidak sanggup menahan air matanya lagi.

“Sayang, aku tidak mau bercerai denganmu dan menikahi anakmu!” tolak Ethan yang menatap mommy tidak setuju.

“Ethan, aku mohon. Lakukan apa yang kukatakan demi aku,” balas mommy seraya menatap Ethan dengan sedih. “Aku tidak mau anakku hamil tanpa ada seorang suami di sampingnya!”

“Tidak, Adriani! Aku tidak mau berpisah denganmu, kau tahu sendiri jika aku sangat mencintaimu. Aku tidak mungkin menikahi wanita lain. Apalagi, wanita itu adalah anakmu sendiri,” tungkas Ethan seraya berdiri dari duduknya dan menghampiri mommy.

“Mom, Ethan tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah terjadi. Aku tidak memaksa Ethan untuk menikahiku. Aku juga tidak mau membuat Mommy bersedih hanya karena semua ini. Aku yang bersalah dan tidak bisa menjaga diriku sendiri. Lebih baik, aku gugurkan saja kandungan ini,” ucapku dengan air mata yang berderai dan melihat ke arah mommy dan Ethan secara bergantian.

“Kiran, bayi yang kau kandung tidak memiliki kesalahan apa pun. Apa kau akan tega untuk mengugurkannya? Jika begitu, kau sama dengan membunuh darah dagingmu sendiri!” balas mommy yang tidak setuju dengan rencanaku yang memang sengaja aku katakan untuk memancing mommy mau pun Ethan semakin bertengkar dan membuat rencanaku berhasil.

“Adriani, apa yang dikatakan Kiran ada benarnya. Tidak ada yang tahu jika Kiran hamil, bukan? Kita bisa menggugurkannya tanpa ada orang yang tahu. Setelah itu, kita bisa hidup seperti biasa lagi,” timpal Ethan mencoba menyetujui ucapan dariku.

Aku hanya tersenyum miris mendengar jawaban Ethan. Bisa-bisanya ia menyetujui untuk menggugurkan kandunganku. Aku saja tidak pernah berniat untuk menggugurkannya sedikit pun, itulah kenapa aku membuat rencana untuk menjebakmu menjadi suamiku, Ethan.

Mommy menatap Ethan dengan pandangan tidak percaya. Ia benar-benar tidak habis pikir jika Ethan menyetujui untuk menggugurkan kandunganku. “Ethan, sejak kapan pikiranmu menjadi seperti ini? Apa kau benar-benar tidak malu dengan perbuatanmu yang sudah meniduri Kiran. Dan dengan mudahnya, kau ingin Kiran untuk menggugurkan darah dagingmu juga? Kau tidak mau bertanggung jawab, Ethan?”

“Sayang, bukannya aku tidak mau bertanggung jawab setelah apa yang terjadi. Aku hanya tidak mau berpisah denganmu dan menikah dengan Kiran. Kita bisa merawat Kiran dam juga bayi yang dikandungnya tanpa aku harus bertanggung jawab, bukan?” ucap Ethan mencoba berbagai cara agar mommy terbujuk dan membatalkan rencananya untuk menikahkan Ethan denganku.

“Lalu bagaimana dengan masa depan Kiran yang memiliki seorang anak tanpa ayah?” tanya balik mommy sambil menatapku dan juga Ethan secara bergantian.

“Aku tidak mau membuat Mommy merasa malu. Jadi, izinkan aku untuk menggugurkan bayi ini, mom. Ethan juga tidak mau mempertanggung jawabkan semuanya,” ucapku disela-sela mereka berdua terdiam.

Mommy dan Ethan kembali menoleh ke arahku. Kemudian, mommy menggelengkan kepalanya tetap tidak setuju dengan ucapanku.

“Tidak, Kiran. Mom tidak mau bayi yang tidak bersalah itu mati begitu saja hanya karena kesalahan kalian berdua,” ucap mommy sambil beringsut mundur dan berlari ke arah dapur.

“Adriani,” panggil Ethan sambil berlari ke dapur menyusul mommy. Begitu pun denganku yang berlari di belakang Ethan.

“Mommy!” ucapku saat melihat mommy memegang sebuah pisau yang sudah siap untuk menggores pergelangan tangannya.

“Adriani, apa yang kau lakukan?!” tanya Ethan sambil membulatkan matanya. “Sayang, kau tidak perlu melakukan hal seperti ini!”

“Ethan, aku benar-benar akan melakukannya jika kau tidak menikahi Kiran! Aku tidak mau masa depanku anakku hancur hanya karena kau, Ethan! Lebih baik, aku mati saja daripada harus melihat Kiran hamil tanpa seorang ayah untuk bayinya!” teriak mommy sambil menggores pergelangan tangannya membuat darah segar mengalir begitu saja ke lantai.

“Mommy!”

“Adriani!” Ethan langsung merebut pisau itu dengan cepat dari tangan mommy dan melemparkannya begitu saja membuat mommy tidak bisa meraih lagi. “Baiklah, aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan. Tapi jangan mati dan membuatku tak bisa melihatmu lagi.”

Seketika air mata mommy pecah, ia ambruk ke lantai begitu pun dengan Ethan yang terus memeluk mommy dengan erat. Ethan beberapa kali mencium pucuk kepala mommy dengan air mata yang berderai.

Akhirnya, aku akan menikah dengan Ethan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status