Share

Chapter II - Kekuatan Tidak Dikenal

Suara yang berat itu menandakan keberadaan Besim yang sepertinya sudah diprediksi oleh Noah. Dia sudah sangat paham apa yang akan terjadi selanjutnya. Kali ini Noah mencoba untuk tetap tenang dan diam walau tangan dan kakinya sudah tidak lagi kuat menopang tubuhnya.

“Noah. Sepertinya kau memang cari mati ya? Kupikir Vilma menolakku karena dia sedang tidak ingin pacaran. Tapi lihatlah, kini kau mulai dekat-dekat dengannya.”

Saat Noah hendak memutus celotehan Besim, Vilma tiba – tiba berteriak dan menampar Besim. Suara tamparan itu terdengar cukup menyakitkan di telinga Noah dan orang – orang di sekitar yang sedang memperhatikan pertengkaran mereka.

“Apa lagi maumu, preman? Apa kau sudah lupa ya, aku menolakmu jelas-jelas kemarin. Tapi kau masih saja menggangguku, bahkan mengganggu temanku yang tidak tahu apa-apa. Lebih baik kau-“

“Diam kau... dasar perempuan kotor!! Saat ini aku tidak berurusan denganmu.”

Besim membentak Vilma dengan nada yang sangat keras ditambah suaranya yang berat menjadikan suasana di sana makin panas. Noah masih terdiam tanpa kata-kata karena dirinya sendiri mencoba melarikan diri sendirian. Namun entah kenapa, kakinya tidak dapat bergerak sama sekali.

Noah pun mencoba untuk menenangkan pertikaian mereka berdua karena sekarang sudah menjadi tontonan orang-orang sekitar. Tetapi, alih-alih tenang, telapak tangan Besim berada di atas seolah sedang mengambil ancang-ancang untuk menampar Vilma.

Sepertinya kemarahan Besim sudah tidak dapat dibendung lagi, walaupun sebenarnya sumber kemarahannya itu tidak jelas sama sekali, seperti tiada hari tanpa rasa kesal.

Namun kali ini, sasaran rasa kesal itu mulai mengarah kepada Vilma dan Noah, karena tidak terima perasaanya ditolak mentah-mentah. Noah sudah tidak dapat membendung amarahnya, karena lagi-lagi dia ditimpa masalah. Noah sudah lelah, dia tidak sanggup lagi.

Namun hal aneh tiba-tiba terjadi secara singkat. Tubuh Noah terasa panas. Urat-urat di tangannya mulai bermunculan, seolah ada suatu zat di dalam tubuhnya sedang bereaksi. Noah saat itu pun sedikit kesakitan dan kebingungan.

“Ada apa lagi ini? Kenapa tanganku panas sekali? Aghh!”

Noah melihat Besim, Vilma, dan orang sekelilingnya menjadi kaku layaknya manekin. Namun, jika dilihat dengan saksama, mereka bergerak sangat lambat. Namun hal tersebut hanya berlangsung beberapa detik saja. Keadaan sekelilingnya langsung bergerak normal seperti biasa. Namun saat itu tidak ada suara tamparan yang terdengar, karena gerakan tangan Besim memang berhenti dan terdapat tangan Noah yang menahannya.

Sempat terkejut sejenak, Noah langusung cepat-cepat melepas tangan Besim seraya mencoba menjauh. Tetapi, entah bagaimana caranya tubuh Besim tiba-tiba terpental jauh ke belakang bagaikan sehelai kertas yang dihempas oleh angin. Lumayan lama Besim terlempar di udara hingga pada akhirnya dia terjatuh di atas aspal dengan keras dan tidak sadarkan diri.

BUAAGHH..

Orang-orang sekitar yang menonton hal tidak masuk akal itu serentak terdiam dan bingung, tidak terkecuali Noah dan Vilma. Dengan cepat Noah menarik tangan Vilma dan segera meninggalkan Besim yang terkapar sambil dikerumuni oleh keramaian.

“Apa yang kau lakukan pada Besim?”

“Aku juga tidak tahu! Kau pikir aku bisa sekuat itu dalam waktu sehari setelah dihajar oleh dia?”

“Woow. Kau keren sekali Noah! Aku belum pernah melihat ada orang terlempar sejauh itu setelah ditepis tangannya. Haha.”

“Hah?” Noah terheran dengan candaan Vilma yang seperti tidak melihat situasi itu. Noah berpikir dia akan diincar lagi oleh Besim entah nanti atau besok, seharusnya dia tidak akan selamat.

Noah mengesampingkan nasibnya terlebih dahulu. Dia sangat terkejut dan bingung dengan apa yang terjadi barusan. Dia tidak pernah menjadi sekuat itu sebelumnya dan mungkin tidak akan pernah sekuat itu sampai kapan pun. Terlintas di pikiran Noah dengan kejadian yang menimpa dirinya saat berada di pabrik terbengkalai semalam. Hanya itu satu-satunya petunjuk yang bisa membantu Noah.

“Hei, apa kau memikirkan sesuatu? Kenapa melamun?”

Noah sempat lupa kalau dia sedang bersama Vilma, namun dia juga harus merahasiakan hal ini kepada siapa pun yang berada di dekatnya. Bukannya untuk berlagak menjadi pahlawan, justru dia mencoba untuk tidak terlibat masalah lagi.

“Ah, tidak apa-apa. Sepertinya aku terlalu emosi sehingga tanpa sadar kekuatanku lepas kendali. Haha.”

“Ya bagus. Kau memang harus memberikan pelajaran seperti itu kepada Besim agar dia tidak akan mengganggumu lagi.”

Sepertinya Vilma terlalu meremehkan betapa bengisnya Besim. tentunya dia tidak akan melupakan Noah begitu saja. Noah hanya perlu mencari jalan pulang yang aman agar tidak berpapasan dengan dia lagi. Noah juga perlu mencari petunjuk lain dari hal tidak masuk akal yang dialaminya, dan petunjuk itu pasti ada di pabrik itu.

Tujuh jam kemudian, kuliah berakhir dengan normal. Noah segera meninggalkan kampus, dan mengendap-endap mencari jalan yang ramai dan aman agar tidak ditemukan oleh Besim dan kawan-kawannya. Di keramaian jalanan pusat kota Kakanj, Noah berjalan dengan cepat seraya memperhatikan sekitar. Dia menghindari jalan yang jarang orang dan langsung menyusul dan mengikuti orang-orang yang berjalan secara berkelompok.

“Kenapa aku seperti sedang lari dari kejaran polisi ya, ah sialan!”

Noah mengambil ponsel miliknya di dalam tas, dan mencoba melakukan pencarian di G****e terkait pabrik obat yang terbengkalai di Papratno. Setelah 5 menit tidak mendapatkan hasil, Noah mendapat petunjuk penting salah satu akun reddit yang tidak dikenal. Akun tersebut menjelaskan bahwa pabrik di Papratno itu adalah sebuah pabrik obat yang dijalankan mulai tahun 1985 dan sudah berhenti beroperasi sejak tahun 2013 karena sebuah ledakan yang tidak diketahui penyebabnya.

Noah seketika teringat, bahwa ledakan itu terjadi sembilan tahun yang lalu, saat itu dia sempat mendengar berita bahwa ada ledakan di kota Kakanj, dan karena sesuatu beberapa informasi lainnya tidak terekspos di media pada saat itu mengakibatkan peristiwa tersebut langsung terlupakan.

“Pemerintah Bosnia berusaha membuat obat yang dapat mengubah dunia?”

Mata Noah langsung berfokus ke suatu tulisan di akun Reddit bernama ruination yang menjelaskan bahwa pemerintah diam – diam membuat suatu obat yang nantinya dapat dijadikan sebagai senjata. Apakah akan terjadi perang? Noah sendiri bertanya – tanya apakah yang dilihatnya itu dapat dipercaya atau tidak.

Sedang fokus menatap ponselnya, Noah tidak sengaja menabrak orang yang ada di depannya.

“Ah saya minta maaf karena sedang fokus menatap-“

Noah terkejut saat melihat orang yang ditabraknya. Orang itu langsung menggapai tangan pemuda itu dan menahannya agar tidak pergi.

“Apa yang akan kau lakukan? Gerak-gerikmu itu terlalu mencurigakan Noah. Mau ke mana kau sebenarnya?”

Itu adalah Vilma yang ternyata curiga dengan niat Noah karena dia terlihat aneh hari ini, walaupun tiap hari anak itu memang aneh, tapi tidak ada yang lebih aneh daripada melihat orang aneh yang mengendap – endap seperti orang aneh, memang sungguh aneh bukan?

“Aku sedang dalam perjalanan pulang, kenapa kau membuntutiku hah?”

“Rumahmu kan arah sebaliknya, kenapa kau ke sini?”

“Lah! Sejak kapan kau tahu tempat tinggalku?”

Noah sangat mewaspadai kemampuan Vilma sebagai penguntit. Dia terheran mengapa wanita ini tiba-tiba selalu mengikuti dirinya. Sesaat Noah mulai berkhayal ada wanita yang mulai tertarik kepadanya, lima detik kemudian khayalan itu langsung sirna seolah dirinya ditampar oleh kenyataan. Sejak kapan wanita cantik seperti Vilma menyukai pria aneh, korban perundungan, dan tidak pandai merawat diri seperti Noah ini?

Vilma pun mulai mengikuti ke mana pun Noah pergi. Noah yang sudah mulai risi kemudian berbalik seraya ikut membalikkan posisi Vilma yang berhadapan dengannya.

“Lebih baik kau pulang! aku tidak ingin kau mengikutiku dan justru menambah masalah untukku.”

Seolah tidak gentar dengan teguran Noah, Vilma justru berbalik lagi dan berkacak pinggang. Alisnya yang tebal bergerak seakan membentuk huruf V dan sorotan mata tajamnya menatap dalam mata Noah. Noah pun tertegun dengan reaksi Vilma.

“Baiklah, aku tidak akan mengikutimu setelah ini. Tapi aku akan mengadukan keanehanmu kepada ibumu. Bersiaplah!”

“...”

Noah pun berangkat menuju pabrik terbengkalai dengan membawa rekan berpetualangnya dengan sedikit rasa pasrah.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status