Share

Perjanjian Kerja

Sejak membuka mata pagi tadi, entah kenapa Starla merasa ada suatu perasaan yang membuatnya tidak enak dan juga sangat malas. Rasanya seperti akan terjadi susuatu hal buruk yang akan menimpanya pada hari ini.

Dan Starla tahu. Itu semua pasti berhubungan dengan Bos barunya yang bernama Revanno itu. Bahkan sejak semalam Starla tidak bisa tertidur pulas hanya gara-gara memikirkan nama Bosnya yang super mesum itu.

Sungguh, belum merasakan bekerja dengan pria itu saja Starla sudah merasa begitu kesal. Bagaimana nanti jika ia sudah terikat kerja dengan Revanno? Jangan-jangan setiap hari nanti Starla akan di buat kesal oleh pria itu.

Hari ini, Starla berangkat dengan memakai dress yang melekat dan membentuk pas lekuk tubuhnya. Tidak lupa ia juga mengenakan blazer berwarna putih untuk memberikan kesan formal sebagai pekerja kantoran.

Hari pertama Starla bekerja, Vania dengan baik hati mengantar Starla ke kantor menggunakan mobilnya. Wanita itu melambaikan tangan ketika Starla sudah berjalan masuk ke gedung mewah yang bernama Nexus.

“Good luck, My Starla!” Teriak Vania.

Sementara Starla hanya membalas dengan lambaian tangan saja. Ia segera masuk ke dalam lift, dan menekan nomor lantai yang ingin ia tuju. Lantai dimana ruangan Bosnya berada.

Perasaan Starla mulai bercampur aduk ketika kini ia sudah berdiri, dan membuka pintu yang ia ketahui sebagai ruangan Bos barunya yang bernama Revanno tersebut.

Hal pertama yang bisa Starla lihat adalah senyum Revanno langsung mengembang begitu melihat kedatangannya yang tepat waktu.

“Aku kira, kamu akan melarikan diri,” cibir Revanno.

Starla mendengus. “Niatnya sih memang begitu tadi. Tapi—“

“Tapi apa?” Revanno menyela cepat lalu mendekati Starla. Menatap lekat tubuh wanita itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Seketika Revanno langsung menelan ludahnya. ‘Sial! Dia sangat seksi,’ ujarnya dalam hati.

“Tapi kamu nggak bisa jauh dari orang tampan sepertiku, kan?” Sambung Revanno yang tersenyum percaya diri.

Apa?! Bagaimana bisa ada pria yang begitu sombong dan besar kepala seperti Revanno?

“Sepertinya kamu sakit ya, sakit jiwa!” Tukas Starla yang justru membuat Revanno terkekeh.

Tidak butuh waktu lama, Revanno segera menjelaskan secara singkat tugas dan pekerjaan yang akan di lakukan Starla selama menjadi sekretarisnya.

Revanno bahkan secara sengaja juga memindahkan meja sekretarisnya menjadi satu di dalam ruangannya. Padahal dulu ia tidak pernah mau satu ruangan dengan orang lain, termasuk sekretarisnya. Karena bagi Revanno itu sangat mengganggu. Dan entah kenapa gara-gara Starla ia bisa langsung berubah pikiran begitu saja.

“Ini peraturan sekaligus perjanjian kerja yang harus kamu taati selama bekerja menjadi sekretarisku,” ujar Revanno seraya menyerahkan selembar kertas kepada Starla. “Dan ingat, aku nggak akan segan-segan memberikan hukuman jika kamu berani melanggar salah satu yang tertulis di sana,” imbuhnya tersenyum miring.

Starla hanya bisa menatap sebuah kertas yang ada di genggamannya dengan mata melotot. Apa benar ia harus menaati semua yang tertulis di kertas ini?

√ Bos atau atasan selalu benar.

Point pertama itu memang hal yang cukup lazim karena semua Bos memang selalu bersikap seperti itu.

√ Semua perintah Atasan harus di lakukan sekretarisnya tanpa ada pengecualian dan penolakan.

√ Sekretaris harus selalu cekatan dan handal dalam menangani semua tugas yang berikan oleh Bosnya.

√ Sekretaris harus selalu siap siaga dua puluh empat jam dengan Bosnya. Kapanpun Bos membutuhkan, sekretaris harus selalu ada di sampingnya tanpa pengecualian. Walaupun itu di luar jam kerja.

Starla semakin menatap horor isi kertas yang di pegangnya itu.

√ Bos boleh melakukan apa saja terhadap sekretarisnya yang telah melakukan kesalahan, dan tidak boleh ada pembantahan.

√ Jika sekretaris keberatan dan tidak mau melayani dan melakukan perintah Bos, maka Bos berhak memberi hukuman berupa lisan maupun tertulis kepada sekretarisnya.

√ Sekretaris tidak boleh melakukan hal yang tidak di ketahui oleh Bosnya.

√ Sekretaris wajib memberi laporan ketika hendak melakukan hal yang tidak melibatkan Bosnya. Dan jika melanggar maka Bos berhak memberi sanksi.

Starla hanya bisa menelan ludah ketika ia baru saja selesai membaca point yang terakhir.

“Ada satu lagi sebenarnya yang belum tertulis di situ.”

Starla langsung menatap ke arah Revanno yang tengah duduk bersandar di mejanya sambil bersedekap.

“A-apa?” Tanya Starla. Entah benar atau salah ia bertanya seperti itu? Tapi lebih baik ia mengetahuinya sekalian daripada harus menunggu nanti.

Revanno menyeringai, lalu berjalan mendekat dan berhenti tepat di hadapan Starla. Dari posisi berdirinya kini, Revanno bisa melihat dua buah bukit menonjol milik Starla yang begitu padat dan juga menggemaskan. Membuat Revanno jadi ingin sekali meremasnya.

Sial! Lagi-lagi pikirannya berkelana ketika berhadapan dengan Starla.

Perlahan Revanno menunduk, mensejajarkan wajah ke telinga Starla. “Sleep with me,” bisiknya sensual.

“M-maksud kamu?” Starla memelotot.

“Kamu harus bersedia melayaniku tentunya,” ujar Revanno santai.

Mata Starla membulat sempurna ketika mendengar hal tersebut. “Yang benar saja?! Kalau kamu hanya mencari seseorang yang bisa melayanimu, kenapa kamu mencari sekretaris? Bukankah seharusnya kamu mencari pelayan saja, Ck!”

“Hei, siapa Bosnya di sini?” Revanno mengangkat kedua alisnya. “Lagi pula, yang aku mau itu pelayanan dari kamu, Starla. Pelayanan ... Ranjang.” Lagi-lagi Revanno berbisik dengan nada menggoda.

Starla segera menatap Revanno tajam. Ia ingin sekali memukulnya.

“Brengsek—“ Starla tersentak saat Revanno dengan cepat menangkap pergelangan tangannya. Pria itu mendorong tubuh Starla hingga punggungnya menghimpit tembok.

“Jangan munafik. Kamu belum lupa dengan apa yang sudah pernah kita lakukan di klub malam itu, kan? Aku tahu kamu menyukainya,” bisik Revanno dengan suara seraknya yang seksi.

Seketika Starla merasa napasnya menjadi berat. Ia bahkan juga kesusahan untuk menelan ludah. Apa orang ini benar-benar serius berkata seperti itu? Revanno sedang tidak mengerjainya, kan?

Tangan Revanno mulai bergerak membelai dada Starla yang sedikit terekspose, karena belahan depan dress yang wanita itu pakai cukup terbuka.

“Kamu akan mendapatkan semua yang kamu inginkan, jika kamu bersedia menyanggupi semua point yang tertulis di kertas tadi. Termasuk point tak tertulis yang baru saja aku katakan.” Tangan Revanno masih bergerak-gerak abstrak di atas dada Starla, membuat wanita itu nyaris tidak bisa bernapas. “Sebenarnya masih ada banyak lagi yang belum aku katakan. Tapi … itu gampang. Aku bisa memberitahumu nanti. Setelah kamu menyetujui semua point yang aku berikan hari ini.”

“A-apa saja yang akan kamu berikan?” Tantang Starla berani.

“Segalanya,” jawab Revanno tanpa keraguan. Mata Starla langsung melebar ketika mendengarnya. “Kamu mau apa saja, aku bisa memberikannya. Uang? Mobil? Tempat tinggal? Gaji yang besar? Semuanya, Starla. Semua itu bisa kamu dapatkan, asal … kamu bersedia menyetujui satu syarat tak tertulis yang tadi aku sebutkan.”

Gleg.

Leher Starla terasa kering. Jujur ia memang tidak bisa munafik tentang hal itu. Siapa sih yang tidak ingin uang di dunia ini?

Bahkan sejak dulu Starla selalu mati-matian mencari yang namanya ‘uang’. Dan percayalah, hal itu tidak semudah orang membalikkan telapak tangan.

Lalu sekarang, jika ada orang yang dengan suka rela menawarkan semua hal yang begitu Starla butuhkan, apa Starla bisa menolaknya begitu saja? Tentu tidak. Starla tidak bisa menolak keuntungan ini. Persetan dengan harga dirinya!

Ia sudah sering di jamah oleh pria selama bekerja di Klub malam. Walaupun sejauh ini Starla belum pernah sampai tidur bersama mereka. Karena Starlalah yang biasanya sering menidurkan mereka terlebih dahulu.

Mungkin kali ini tidak akan apa-apa jika ia menerima tawaran Revanno. Walaupun tawaran yang pria itu minta adalah harus tidur dengannya. Toh, Starla juga punya sejuta cara untuk membodohi Revanno. Jadi tidak akan mudah bagi Revanno untuk mendapatkan tubuhnya.

Starla tersenyum dalam hati.

Starla segera mendongak dan menatap Revanno. “Aku setuju,” ujarnya yakin.

Di luar dugaan, ternyata Starla menyetujui persyaratan Revanno. Revanno tidak menyangka kalau akan semudah ini mendapatkan Starla. Ia segera tersenyum penuh kemenangan.

“Bagus,” ujar Revanno tepat di hadapan Starla. “Mulai hari ini kamu bukan hanya sekedar sekretarisku saja. Tapi kamu juga … My Sexcretary, miss Starla,” bisik Revanno sambil meremas bokong Starla dengan gemas.

Starla hanya diam, terkejut dengan aksi yang Revanno lakukan.

Revanno sudah merasa menang kali ini. Ia juga tidak tahu kenapa dirinya begitu menginginkan Starla, hanya karena Starla menolaknya saat di Klub malam itu. Di matanya Starla memiliki daya magnet tersendiri yang bisa membuat hasratnya bangkit begitu saja.

Sementara itu, Starla hanya bisa tersenyum dalam hati. Ternyata hari ini tidaklah seburuk yang ia pikirkan tadi. Ia akan mengikuti permainan Revanno. Dan lihat saja apa yang akan ia lakukan.

“Lalu sekarang, di mana ruanganku?” Tanya Starla dengan tenang.

Revanno menunjuk sebuah meja yang sudah lengkap dengan perlengkapan kerja yang berada tepat di dekat pintu masuk ruangannya.

“Jadi kita berada di satu ruangan? Kenapa? Bukankah bisanya ruangan sekretaris berada di luar?” Starla merasakan ada aura ganjil dari senyum Revanno.

“Tentu saja supaya kita bisa dengan mudah bercinta,” jawab Revanno dengan seringai nakal yang membuat Starla menatapnya tajam.

“Kamu!” Starla menunjuk pria yang kini sudah resmi menjadi Bosnya. “BERENGSEK!”

Tidak di sangka ternyata Revanno benar-benar licik. Starla yang awalnya percaya diri bisa mengelabuhi Revanno kini perlahan mulai ragu. Starla mulai berpikir apakah dirinya benar-benar sanggup berhadapan dengan pria gila yang berotak mesum ini?

“Bukankah lebih baik jika seorang bawahan nggak berkata yang nggak sopan begitu kepada atasannya? Apa kamu nggak takut kalau mendapat hukuman?” Kata Revanno santai.

Starla hanya berdecih. Pria di depannya ini suka sekali dengan sengaja menekan kata bawahan dan bos dalam kalimatnya.

“Aku nggak takut mendapat hukuman. Di pecatpun nggak masalah bagiku, bahkan aku akan menganggap itu sebagai anugerah,” balas Starla enteng.

Namun, Revanno malah terkekeh setelah mendengar perkataan Starla. Dia mulai menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan Starla.

“Bukan hukuman seperti itu. Jika kamu mengatakan kata yang nggak sopan padaku, maka hukumannya adalah satu kata ... satu kali bercinta.”

Starla memelotot. “DASAR GILAAA!” Teriaknya kesal.

Revanno tersenyum. “Sepertinya nanti malam akan menjadi malam yang panas untuk kita, karena kamu akan mendapat hukuman atas kata yang kamu ucapkan barusan.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status