Share

Takdir Yang Membawamu
Takdir Yang Membawamu
Penulis: Yasmin_imaji

1. Luka Hati

BRAK!

Terdengar suara keranjang yang berjatuhan dan berserakan di kejauhan.

"Heh, ngaca dong, Bu! Masa orang macam kamu mau berbesanan sama saya? Mimpi kamu ya?"

"Anak kamu nggak ada disini, ya? Sekalian aja tolong nanti anaknya dikasih tahu ya, Bu. Jangan lagi deketin anak saya, Deva. Anak saya sudah punya jodoh sendiri. Dan yang pasti bukan anak dari tukang sayur macam Ibu, nggak pantes! Ngaca dong!"

Suara keributan di depan mataku ini kusaksikan dengan jarak hanya beberapa meter saja dari hadapanku. Aku hanya bisa berdiri dan terdiam saat melihat di depan sana Bu Ratna sedang marah-marah kepada ibuku. Sedangkan ibuku, hanya bisa menundukkan kepala sembari memunguti beberapa sayuran yang berceceran di bawah kakinya. Dengan perlahan, ibu menaruh kembali sayuran-sayuran itu ke dalam keranjangnya.

Dadaku bergemuruh kencang ketika mendengar itu semua. Aku yang baru saja menyusul ibuku ke pasar untuk mengantarkan makan siang, sungguh sangat terkejut saat melihat Bu Ratna datang ke lapak ibu sambil berteriak dan mencaci maki ibuku di depan khalayak ramai seperti itu.

Entah apa alasannya, tetapi ada sebuah luka di dalam hati ini saat melihat ibuku diperlakukan seperti itu, bahkan dengan santainya tangan Bu Ratna menunjuk-nunjuk ke arah ibu.

"Sekali lagi saya peringatkan ya, Bu Wati. Detik ini, dan hari ini juga saya batalkan perjodohan anak kita. Iya, dulu memang kita yang menjodohkannya. Tapi sekarang, hah. Tidak lagi!"

"Dulu dan sekarang sudah berbeda Bu, sudah nggak bisa disamakan lagi. Saya nggak sudi dan nggak mungkin lagi mau berbesan dengan kamu. Camkan itu!"

Bu Ratna kembali memaki bahkan sekarang dengan nada sedikit mengancam.

Ckrak!

Hatiku rasanya sudah patah, sakit sekali rasanya saat melihat ibuku menangis tertunduk di sana. Sedangkan para penjual yang ada di sekitarnya malah saling berbisik-bisik membicarakan ibuku, beberapa juga ada yang hanya menyimak. Sedangkan orang-orang lainnya sebagian berdiri disana memperhatikan, meski ada beberapa orang yang tidak perduli dan memilih berjalan melewati tubuhku yang berdiri di tengah jalan.

Ah, slllaps ...

Aku hanya bisa mendengus kasar dengan mengusap sedikit air mata yang tertumpah di pipi ini dengan kasar. Aku bisa menangkap tentang apa yang dipermasalahkan oleh Bu Ratna dari sepenggal kalimat yang keluar dari mulutnya tadi.

Sedari tadi aku hanya melihat saja, tapi sekarang aku sudah tidak dapat berdiam diri lagi melihat semua hal itu. Kulangkahkan kakiku lebar-lebar dan bergegas menghampiri mereka berdua. Bu Ratna yang usianya sepantaran dengan ibuku ini menoleh. Begitupun dengan ibu. Seorang wanita yang telah melahirkan ku. Dia pun tak bisa lepas menatapku yang tiba-tiba datang.

"Ah! Akhirnya datang juga kamu!" Bu Ratna berteriak di tengah ramainya orang yang melihatnya, berseru seolah aku ini adalah seorang narapidana yang datang untuk menyerahkan diri kepada polisi.

"Ada apa ini Bu? Kenapa ibu membuat keributan di sini, dan kenapa ibu marah-marah kepada ibu saya?" Tanyaku dengan nada yang masih sopan.

Aku masih mengingat semua amanah dari almarhum bapak. Semua nasehatnya masih tersimpan jelas dalam memori otakku. Bapak selalu menyuruhku mengedepankan adab dan sopan santun kepada orang yang lebih tua. Dan sudah jelas bahwa Bu Ratna juga orang tua bukan?

"Denger ya, Kinara, saya tadi hanya menyampaikan pada ibumu bahwa pertunangan kamu dengan Deva saya batalkan!" ucap Bu Ratna lantang sambil menunjuk ke arah ibu.

"Dan mulai sekarang, tidak ada lagi hubungan antara kamu dan juga Deva!" sambungnya.

----

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Putry Mariyam
god ceritanya, I like it ...
goodnovel comment avatar
Alyssa Putri Riswandi
seru, aku suka...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status