Share

2. HAMIL

  Georgina Moore dan Joel Raymond telah berteman sejak kecil karena pertemanan ibu mereka.  Ketika masih kecil, mereka berdua sering bermain peran sebagai pasangan pengantin.  Saat di sekolah, Joel juga sering melindungi Georgina dari bullyan teman-temannya.   Joel berjanji akan selalu menyayanginya, bahkan akan melindunginya sampai mereka tua nanti.

 Sejak kuliah, Georgina pindah ke Italia karena ayahnya.  Orangtuanya berpisah saat usianya masih dua belas tahun, dan saat itu dia lebih memilih untuk tinggal bersama dengan ibunya.  Namun, karena keinginan untuk menjadi seorang perancang busana yang hebat, akhirnya dia menerima tawaran sang ayah untuk dikuliahkan di negaranya.

Meskipun jarak telah memisahkan Joel dan Georgina, namun mereka masih berteman baik.  Tetapi hubungan mereka mulai menjauh ketika orangtua Joel menginginkan Gina sebagai menantunya. Kala itu Georgina merasa sangat senang, berbanding terbalik dengan Joel. Joel merasa tertekan, berpikir jika orangtuanya sangat egois karena terlalu mencampuri kehidupannya.

 Sejak kecil hidup Joel selalu diatur.   Ketika dia ingin dijodohkan, dia merasa tidak terima karena menurutnya cinta seharusnya adalah pilihannya.  Meski hati menolak tetapi Joel tidak berani membantah keinginan orangtuanya.  Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang wanita sederhana yang baik hati.  Sejak hari itu dia bertekat akan menentang keinginan orangtuanya. 

 ***

Georgina telah berpakaian rapi.  Hari ini dia akan mendatangi Joel ke kantornya.  Setelah dua hari tidak melihat Joel, akhirnya Georgina akan menemuinya.  Dia yakin Joel sudah tenang dan ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan masalah mereka. 

 Sesampainya di perusahaan Joel, langkah elegan membawa Georgina ke ruangan tunangannya.  Setelah mengetuk pintu, Georgina masuk dan dia melihat seorang wanita sedang duduk di depan meja kerja Joel.  Hatinya mendadak sakit tetapi dia mencoba untuk mengabaikannya.

 Melihat kedatangan Georgina, Joel meminta asistennya untuk keluar.  Joel meninggalkan kursinya dan dia berdiri di depan Georgina.  “Apa lagi yang kau inginkan dariku?” tanyanya dengan pose tangan dilipat di dadanya.

 “Joel, aku datang ke sini untuk membicarakan tentang pernikahan kita.  Kita sudah melakukannya dan aku ingin pernikahan kita dipercepat,” ucap Georgina tetapi tawa mengandung cemoohan yang dia dapatkan dari Joel.

 “Sekarang aku semakin yakin kalau kamu memang sengaja meniduriku malam itu.  Kamu pasti memanfaatkan keadaanku untuk menjebakku,” jawab Joel.  Senyumannya mengejek dan merendahkan Georgina.

 “Apa?” Georgina tersentak, dan yang membuatnya kecewa adalah perubahan sikap Joel.  Joel tidak pernah merendahkannya dengan kata-kata kasar seperti itu.

“Ckckck!” Joel berdecak sambil mendaratkan tubuhnya di sofa.  Dia mengambil minuman kaleng, meneguknya, dan meletakkan sisanya di atas meja.  “Aku tidak menyangka kalau kau akan sepicik ini.  Demi menikah denganku kamu rela melakukan cara murahan seperti itu.”

 Lutut Georgina goyah, lidahnya kelu, terlalu kecewa membuatnya bungkam.

 “Kau lihat asistenku, kan?” tanya Joel dan Georgina tidak menjawabnya.  “Aku menyukainya dan kau sudah tahu itu.  Aku telah mengungkapkan cintaku padanya dan aku yakin dia akan segera menerimaku.  Setelah itu, aku akan menikah dengannya.  Aku tidak peduli meskipun orangtuaku akan menentang pernikahan kami.”

 Deg!

 Jantung Georgina hampir melonjak dari tempatnya, hatinya sedang digerogoti oleh rasa kecewa yang begitu dalam.

“Joel, kita sudah bercinta dan kau tidak bisa mencampakkanku,” protes Georgina dan Joel melihatnya dengan tatapan jijik.

 “Berapa banyak pasangan di negara ini yang melakukannya? Bercinta di negara ini sudah menjadi hal biasa, bahkan banyak yang melakukannya tanpa cinta.  Bercinta hanya kebutuhan biologis yang harus disalurkan.  Bukankah kau juga sudah mendapatkan kepuasan dariku? Itu sudah cukup, kan?”

 Amarah dan kekecewaan menguasai Georgina.  Dia merasa direndahkan oleh pria yang selama ini dia kagumi.  Georgina mendekat dan dia menampar wajah Joel.  “Itu tidak akan cukup untuk membayar semua hinaanmu, Joel!” Setelah mengatakan itu dia keluar dari ruangan Joel.

 Joel merasa bersalah tetapi dia harus melakukan ini.  Dia harus berkata kasar agar Georgina menyerah pada hubungan mereka.  Joel tidak ingin menikah dengan wanita pilihan orangtuanya meskipun wanita itu adalah Georgina.

 ***

Hari lepas hari, minggu pun terus berlalu, dan sudah satu bulan Georgina tidak melihat Joel.  Hatinya masih sakit meskipun sejujurnya dia merindukan pria itu. 

Georgina terbangun dari tidurnya dan dia merasakan dorongan yang sangat kuat dari perutnya.  Dia segera ke kamar mandi ketika mual di perutnya semakin menyiksa.

Huek! Huek! Huek!

Georgina memuntahkan semua makanan yang dia konsumsi tadi malam.  Perutnya benar-benar tidak nyaman, dia merasa lemas, dan kepalanya sangat berat.  Merasa perutnya sudah lega, Georgina kembali ke ranjang.

“Ada apa denganku? Sudah dua hari aku seperti ini,” gumam Georgina.

Akhirnya Georgina memutuskan untuk memeriksakan tubuhnya ke rumah sakit.  Dia akan kembali ke negara ayahnya dan dia harus memastikan kesehatannya sebelum naik pesawat.

“Bagaimana, Dokter? Kenapa aku muntah terus?” tanya Georgina setelah melewati pemeriksaan dokter.  Dia masih berbaring di ranjang sambil melihat layar monitor yang membuatnya bingung.

“Anda tidak sakit, Nona.” Dokter itu tersenyum. “Selamat atas kehamilan Anda, Nona Moore,” tambahnya.

“Ha-hamil?” Georgina tersentak mendengar fakta baru yang diberikan oleh dokter padanya. 

“Iya, Nona.  Coba perhatikan gambarnya!” Dokter menunjuk layar monitor dan pointer di tangannya tertuju pada titik kecil yang ada di rahim Gina.  “Itu adalah anak Anda. Dia sehat dan masih sangat muda.”

Georgina meneteskan air matanya.  Dia bahagia ketika memiliki anak Joel di dalam rahimnya. Dia berpikir, mungkin saja kehamilannya bisa memperbaiki hubungannya yang telah rusak dengan Joel.  Mungkin Tuhan sengaja mengizinkan dirinya hamil agar Joel menerimanya kembali.

“Saya akan meresepkan obat untuk Anda,” ucap dokter dan Gina hanya mengangguk.

Georgina memperbaiki pakaiannya dan dia duduk di depan dokter.  “Apa yang harus saya lakukan, Dokter?”

“Anda tidak perlu cemas, Nona.  Kehamilan Anda sangat sehat dan Anda hanya perlu menjaga pola makan dan jangan kelelahan.” Dokter memberikan nasihat dan reflek tangan Georgina meraba perutnya.

“Aku pasti akan melakukan yang terbaik untuknya,” ucap Georgina.

***

Georgina masih merahasiakan kehamilannya dari ibunya.  Dia berpikir akan memberi tahu Joel terlebih dahulu.  Ayah bayinya berhak menjadi orang pertama yang mengetahui kehamilannya.

Georgina mengambil ponselnya, dan dia mencari kontak Joel.  Georgina harus menghela napas ketika membaca nama kontak di ponselnya.  “Priaku?” ucapnya dengan tawa getir ketika membaca nama kontak Joel di ponselnya.

Setelah panggilannya terabaikan beberapa kali, akhirnya dia mendengar suara Joel. 

“Ada apa, Gina? Apa kau belum merenungkan kesalahanmu? Seharusnya kau sadar diri dan jangan menghubungiku lagi.”

Georgina menahan rasa sakitnya.  Dia harus mengalah demi bayi di dalam perutnya.  “Maafkan aku, Jo.  Tapi, bisakah kita bertemu?” tanya Gina.

“Untuk apa? Aku sudah muak dan aku tidak mau bertemu denganmu lagi,” jawab Joel dengan nada dingin.

“Ada hal penting yang harus aku katakan padamu.  Aku mohon, Jo.”

“Baiklah.  Kita bertemu di restoran langganan kita saja.  Aku tidak punya waktu untuk menjemputmu.”

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status