“Gina!”
panggilan itu melambai di telinga Georgina ketika mereka hendak masuk ke dalam mobil. Georgina berbalik dan dia melihat Joel melangkah begitu cepat ke arah mereka.
Tulang kaki Georgina goyah ketika Joel semakin dekat. Dia meremas tas di tangannya untuk memastikan pikirannya masih bisa diajak untuk bekerja sama.
“Kamu mengenal dia?” Gabriel bertanya ketika dia melihat Joel dan dia mengembalikan tatapannya kepada Gina.
“Di-dia hanya salah satu temanku sewaktu masih sekolah. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan teman lama di sini,” jawab Gina. Dia sedang berusaha menyembunyikan semua emosi yang menembus dadanya sekarang.
“Oh, dia teman lamamu. Apa kalian dekat?” Gabriel bertanya lagi. Dia melihat Joel dan tatapannya memindai penampilan pria itu.
“Kami adalah---” Joel ingin menjawab tetapi Gina memotong kata-katanya.
“Kami tidak dekat. Kami hanya satu sekolah dan tidak terlalu dekat. Ayo kita pergi dari sini!”
Joel hanya bergeming ketika Georgina mengabaikannya. Bahkan Gina tidak mau mengakui hubungan mereka di masa lalu. Joel melihat mobil itu melesat pergi dari depannya dan dia menghela napas. “Apa dia masih marah padaku?” gumam Joel. Tidak melihat mobil Gabriel lagi, dia pun memutuskan kembali ke pesta.
***
Georgina tiba di apartemennya dan dia melempar tasnya ke dalam sofa. Ketika nanny keluar dari kamar Zion, dia bertanya tentang putranya.
“Baru saja dia tidur, Nona.”
“Baiklah. Aku akan membawanya ke kamarku. Terima kasih sudah menjaga Zion untukku.”
Georgina ke kamar Zion. Dia mengambil putranya dari ranjang lalu membawanya ke kamar pribadinya. Dia membaringkan Zion dengan hati-hati, tidak mau membangunkan putra kecilnya. “Mama sangat mencintaimu. Maafkan mama karena menyembunyikanmu dari ayah kandungmu. Kelak, saat kamu sudah siap, mama akan memberitahumu semuanya. Tapi sekarang mama harus melakukan ini. Mama tidak mau memiliki kedekatan apa pun lagi dengannya. Maafkan mama, sayang.” Gina membungkuk dan dia mencium pipi gembul putranya.
Esok harinya, Georgina bangun tepat waktu. Dia sudah terbiasa bangun jam enam pagi. Dia akan menyiapkan sarapan sebelum Zion bangun dan setelah itu dia juga akan melakukan olahraga ringan. Karena ini hari Minggu, Gina memiliki rencana untuk membawa Zion jalan-jalan. Kebiasaan seperti ini selalu membuat Gina bersemangat karena dia bisa melihat Zion melakukan banyak hal di luar rumah. Jika di tengah minggu, Zion pasti menemaninya di rumah dan butik.
Setelah menyiapkan sarapan, Gina kembali ke kamarnya dan senyuman melengkung di bibirnya ketika melihat Zion masih tidur. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk melakukan beberapa gerakan yoga di kamarnya.
Hampir tiga puluh menit kemudian,
“Mama,” panggil Zion. Suara kecilnya menjadi kehangatan di hati Georgina. Ketika dia menoleh, putra kecilnya sudah duduk.
“Tunggu sebentar, sayang. Mama harus menyimpan karpet yoga dulu,” ucap Georgina sambil tersenyum.
Georgina menyimpan karpet yoganya, dan dia mengulurkan kedua tangannya kepada Zion. “Mama menyiapkan sarapan kesukaanmu. Ayo kita makan!”
Zion dan Georgina sudah ada di meja makan. Pengasuh Zion pun sudah mengambil tempat duduknya di meja yang sama.
“Nona, apakah kita akan keluar hari ini?” tanya Brenda, pengasuh Zion sejak bayi.
“Ini hari liburmu, Brenda. Kamu bisa berkencan dengan kekasihmu atau bersenang-senang dengan temanmu. Aku akan pergi berdua saja dengan Zion.”
“Bagaimana kalau Nona membutuhkan sesuatu?” muncul kekhawatiran di wajah Brenda.
Gina tersenyum ketika meletakkan makanan Zion di baby chair. “Aku bisa mengatasinya, Brenda. Kamu terlalu sering lembur dan aku merasa bersalah padamu.”
“Baiklah. Nona bisa menghubungiku jika membutuhkan sesuatu.”
***
Joel tidak bisa tenang setelah pertemuannya dengan Georgina tadi malam. Setelah tiga tahun berpisah akhirnya mereka bertemu lagi.
Joel tidak konsentrasi ketika memakan sandwich di tangannya. Bahkan dia tidak bisa menikmati rasanya. Pikirannya masih berkeliaran, mempertanyakan banyak hal tentang Georgina. “Aku harus bertahan selama beberapa hari lagi di sini. Aku harus bertemu dengan Gina lagi.” Joel membuat keputusan dan tekadnya tidak bisa diubah lagi.
Joel membuka ponselnya. Mungkin dia bisa menemukan informasi tentang Georgina di media sosial. “Percuma aku mencari sosial media Gina. Dia sudah memblokir akunku sejak lama.” Joel mengusap wajahnya dengan kasar.
“Tristan!” nama itu tiba-tiba muncul di kepala Joel. “Dia mengundang Gina ke pestanya. Mereka pasti saling mengenal dan aku akan meminta kontak Gina darinya.”
Joel menghubungi Tristan. Dia bertanya apakah mereka bisa bertemu dan Tristan tidak keberatan dengan ajakannya.
***
Georgina mengajak Zion ke pusat permainan. Di sana dia menemani Zion bermain. Seperti orangtua yang lain, Gina pun masuk ke kolam bola untuk bermain dengan putranya. Zion tampak sangat bahagia dan Georgina selalu lega setiap kali mendengar putranya tertawa.
Puas bermain di kolam bola, Zion juga mengajak Georgina untuk mengendarai mobil mainan. Georgina mengambil alih sebagai pengemudi di boom boom car. Zion bertepuk tangan, dia antusias ketika Gina memakaikan sabuk pengaman untuknya.
Beberapa permainan mereka lakukan, dan akhirnya keduanya kelelahan. “Mama, haus.” Zion mengusap tenggorokannya.
Gina melihat botol minuman putranya, tidak ada lagi air di dalamnya. “Kita harus membeli air mineral, sayang.”
Georgina menyampirkan backpack kecil di punggung Zion dan dia menggendong putranya keluar dari pusat permainan. Setelah membeli air mineral, mereka kembali ke mobil. Georgina akan mengajak putranya untuk makan siang di sebuah restoran kesukaannya.
Sesampainya di restoran, Georgina membantu putranya turun dari mobil. Dia tidak menggendong Zion lagi. Jarak dari parkiran ke restoran tidak jauh jadi mereka akan jalan kaki bersama.
“Tunggu sebentar!” Joel memegang pundak Tristan, membuat pria itu menunda keinginannya untuk menyalakan mobilnya. Mereka baru saja hendak meninggalkan restoran setelah menikmati beberapa makanan di sana, dan sekarang mereka berdua ada di parkiran.
“Ada apa?” tanya Tristan.
“Aku melihat seseorang yang kukenal. Aku akan menemuinya dan aku bisa pulang dengan taksi.” Joel melepaskan sabuk pengamannya dan dia keluar dari mobil tanpa mendengar jawaban Tristan.
Joel masuk lagi ke restoran. Celingak celinguk mencari seseorang, akhirnya dia menemukannya. Semangat membawanya ke meja itu, namun panggilan anak kecil di depan Gina begitu mengganggu telinganya. “Mungkinkah Gina sudah menikah?” Joel bertanya-tanya ketika anak kecil itu memanggil Georgina ‘mama’.
“Kamu mau Frittata?” Gina bertanya dan anaknya mengangguk dengan semangat. “Mama tahu kamu menginginkan makanan itu. Mama akan memesannya.”
Frittata adalah makanan Italia dengan bahan dasar telur yang mirip dengan telur dadar. Biasanya akan dicampur dengan gading, keju, dan sayuran.
“Dia menyukai makanan itu?” Joel tidak bisa bergerak dari tempatnya ketika dia mendengar obrolan Gina dengan Zion. Tiba-tiba banyak hal yang muncul di pikirannya. “Aku juga menyukai makanan itu,” tambah Joel ketika otaknya sedang berpikir.
“Ma, apakah dia temanmu?” Zion bertanya sambil menunjuk ke belakang Georgina. Sejak tadi dia memperhatikan Joel, dan Zion merasa aneh karena pria dewasa itu tak melepaskan pandangannya dari mereka.
Georgina berbalik badan, dia menelan air liurnya, dan rasanya otaknya seperti berhenti untuk berpikir. “Joel?” dia tersentak melihat pria yang bergeming di belakang kursi.
Joel mengembalikan konsentrasinya yang tersebar di udara. Dia melangkahkan kakinya ke meja Georgina dan matanya memperhatikan Zion.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Georgina. Dia gugup dan takut ketika Joel melihat putranya. Dia tidak mau Joel mengenal Zion.
“Ini tempat umum. Aku tidak sengaja melihatmu di sini. Apakah aku boleh bergabung dengan kalian?”
Sekali lagi Gina menelan air liurnya, dia masih mencerna apa yang sedang terjadi, dan dia tidak bisa menjawab permintaan Joel.
Joel menarik kursi, dia mengambil tempat duduk di samping Zion ketika Gina masih memikirkan pertanyaannya. Meskipun Gina melarangnya, Joel tidak akan pergi dari sana.“Aku akan tinggal selama seminggu di sini. Aku tidak memiliki teman selain Tristan dan dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Aku membutuhkanmu untuk menemaniku selama tinggal di sini,” ucap Joel. Dia melihat Georgina sebentar dan mengembalikan pandangannya kepada Zion. Ada getaran yang terjadi di dadanya namun Joel tidak mengerti kenapa dia merasakan hal aneh seperti itu.“Aku tidak punya waktu untuk menemanimu. Mungkin kamu bisa membayar seorang pemandu jalan,” jawab Gina setelah dia berhasil mengisi pikirannya yang kosong. Georgina harus tetap waspada agar Joel tidak bertanya tentang siapa ayah putranya. Dia benar-benar belum siap untuk mengatakan kebenaran pada pria itu. Kejadian tiga tahun lalu masih membekas di hatinya dan itu menyakitkan.“Bukankah kita teman lama? Kamu mengatakan seperti itu kepada kekasi
Georgina tidak bisa fokus bekerja ketika putranya berada di tempat yang tidak aman menurutnya. Meninggalkan buku gambar yang ada di depannya, Gina keluar dari ruang kerjanya. Dengan buru-buru dan ditemani hati gelisah dia pergi ke ruang bermain. Tempat itu kosong, membuatnya semakin panik.Georgina hendak menghubungi Brenda, namun dia tersadarkan ketika ponselnya tertinggal di meja kerjanya. Dia kembali masuk ke ruangannya dan segera meraih alat komunikasi jarak jauh yang ada di mejanya.“Di mana kamu? kenapa ruang bermain Zion kosong?” Georgina memberikan pertanyaan tanpa menyapa Brenda. Dia panik, hanya itu yang dia rasakan sekarang.“Kami di taman bermain, Nona. Maafkan saya karena tidak memberi tahu Anda, tetapi Zion baik-baik saja di sini.”Marah, itu yang Gina rasakan sekarang. Dia menutup percakapan mereka secara sepihak dan dia bergegas ke taman bermain.Sesampainya di sana, Georgina mendesah ketika melihat putranya sedang berada di pangkuan Joel. Joel sedang duduk di
“Tunggu aku di coffee shop lantai satu! Aku akan menemuimu setelah aku menidurkan putraku.” Tidak punya pilihan lain, akhirnya Georgina mengalahkan egonya dan mau memenuhi permintaan Joel. Jika dia menolak, Joel tidak akan pernah menyerah. Lebih baik dia mengakhirinya lebih cepat.“Baiklah. Aku akan menunggumu di lantai satu.” Joel melihat Georgina sambil mendesahkan napas berat. “Aku akan pergi sekarang.” Joel keluar, menutup pintu, hilang dari pandangan Georgina.Setelah Joel meninggalkan rumahnya, Georgina segera ke kamar Zion. Putranya telah gosok gigi dan memakai piyama saat bermain dengan Brenda. “Mau tidur sekarang?” tanya Gina dan putranya mengangguk. Zion mendekati Georgina dan mengulurkan kedua tangannya yang kecil tetapi berisi.Georgina menggendong Zion, membawa anak itu ke ranjang. “Mama, siapa pria itu?” Zion bertanya ketika Gina membuka buku cerita anak.“Apakah yang kamu bicarakan sekarang adalah Joel Raymond?” tanya Gina dan Zion mengangguk dengan tatapan pena
Esok harinya, Georgina sudah siap untuk berangkat kerja. Putranya sudah tampan dan mereka akan meninggalkan apartemen. Namun, ketika membuka pintu, Georgina harus mendesahkan napas berat ketika melihat Joel di depan unit apartemennya. Serafina berpikir, pembicaraan mereka tadi malam akan membuat Joel menjauh namun sebaliknya pria itu semakin gencar untuk menemuinya.“Aku tidak punya kegiatan hari ini. Aku akan menjaga putramu selama kamu bekerja,” ucap Joel dan Gina hanya melihatnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.Georgina menggendong Zion dan meminta Brenda membawa tas mereka. Ketika mereka berjalan ke lift, Joel bergegas mengikuti mereka dari belakang.Zion melingkarkan kedua tangannya di leher Georgina tetapi matanya tertuju kepada Joel. Joel menyadari hal itu dan dia tersenyum.“Apa kamu suka es krim? Kita akan membelinya nanti,” ucap Joel dan detik kemudian dia mendapatkan tatapan tajam dari Georgina.“Tentu saja kita akan membelinya setelah mendapatkan i
Georgina kembali ke butik di saat putranya sedang mencoret-coret kertas di atas meja. Melihat kedatangan dan senyumannya, Zion turun dari kursi dan berlari ke arah Gina. “Apakah paman sudah pulang ke negaranya?” tanya Zion ketika Georgina jongkok dan posisi mata sejajar. “Belum, sayang. Dia hanya pulang ke hotel. Apa kamu ingin bertemu dengannya lagi?” Georgina berdiri dan memegang tangan Zion. Mereka berjalan menuju kursi dan Gina membiarkan Zion duduk di pangkuannya.“Dia menemaniku bermain, Mama. Aku menyukainya.”Georgina mencium kepala Zion dan menghirup aroma rambut putranya. Dia tidak mengatakan apa-apa kepada Zion tetapi kepalanya sedang berpikir tentang hubungan Zion dan Joel. Mereka tidak tahu hubungan mereka yang sebenarnya tetapi secara alami mereka bisa saling menyukai meskipun baru saling mengenal.***Ponsel Joel berbunyi ketika dia sedang memeriksa beberapa email yang masuk. Peneleponnya adalah Harold, sang ayah.“Halo, Pa.” Joel menyapa ketika jari-jarinya
Joel berbaring di ranjangnya setelah berbicara beberapa menit dengan orangtuanya. Diane masih harus istirahat dan dia tidak mau berbicara terlalu banyak dengannya.Joel melihat langit-langit rumah sambil memikirkan Zion. “Apakah dia menyukai mainan yang aku belikan?” Joel berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri.Tidak mendapatkan jawaban, akhirnya Joel memutuskan untuk duduk dan dia mengambil ponselnya dari atas nakas. Dia menghubungi Tristan dan beberapa detik kemudian dia mendengar suara pria itu.“Kau sudah mengirimkan mainannya, kan?” tanya Joel. Dia sangat berharap mobil mainan itu bisa mengambil sedikit kekecewaan di hati Zion dan Gina. Tiba-tiba Joel merasa menjadi pria paling buruk karena selalu merusak janjinya.Ketika Joel di ruang tunggu bandara, dia mengingat Zion. Wajah anak itu sangat mengganggu pikiran dan hatinya, akhirnya Joel menghubungi Tristan.“Aku mendadak pulang karena ibuku sakit. Tapi aku harus melakukan satu hal. Bisakah kau membantuku?” tanya Joel
Tiga hari tinggal di Rosetown, akhirnya Joel memutuskan untuk pulang ke Shadowfall. Cuti terlalu lama tidak baik untuk pekerjaannya meskipun dia adalah CEO sekaligus pemilik Raymond Company.Diane mendekat dan dia memeluk Joel. “Jaga kesehatan meskipun pekerjaanmu banyak. Mama tidak suka saat kamu lupa makan karena kesibukan,” pesan Diane sebelum putranya pergi.“Iya, Ma. Aku pasti akan menjaga kesehatan. Aku tidak boleh sakit karena aku memiliki tanggung jawab yang besar.”Harold mendekat dan dia memberikan pelukan singkat dan tepukan ringan di punggung Joel. “Jika kamu menemukan wanita yang tepat untukmu, jangan menyia-nyiakannya lagi. Kami ingin melihatmu menikah, Jo.”“Iya, Pa. Aku tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi.” Joel tidak yakin akan benar-benar jatuh cinta lagi. Dia kehilangan dua wanita di waktu bersamaan dan rasanya mustahil jika dia akan memiliki kesempatan itu lagi. Joel juga menyadari jika sikapnya terlalu kejam kepada Georgina.“Bagus! Papa yakin
Joel sedang bekerja di kantornya ketika Raisa masuk membawa tumpukan berkas. “Ada proposal dari panti asuhan dan yayasan kanker, Tuan. Anda mungkin ingin membacanya,” ucap Raisa sambil meletakkan berkas-berkas di meja Joel.“Terima kasih, Raisa.” Joel menyentuh berkas-berkas di atas meja dan membukanya.“Iya, Tuan.” Raisa hendak keluar namun dia melihat Joel menguap sambil menepuk-nepuk mulutnya yang terbuka lebar. Mata bosnya juga terlihat berat, seperti tidak tidur selama beberapa hari. “Apakah Anda membutuhkan kopi? Saya akan membuatkannya,” tanya Joel.“Iya, aku sangat membutuhkannya. Beberapa hari ini aku tidak bisa tidur nyenyak,” jawab Joel. Dia merasa kosong sejak kembali ke Shadowfall. Pertemuannya dengan Georgina dan Zion selalu merasuki pikirannya namun dia tidak bisa memaksa Georgina untuk memaafkannya. Bahkan saat minum alkohol pun, yang dia pikirkan adalah mereka.Biasanya Joel selalu meminta americano, namun hari ini dia memesan caramel macchiato dan cookies jah