Share

Bab 11 Jatuh Talak

Pukul dua belas siang, dua orang turun dari mobil yang diparkir di garasi rumah, lalu berjalan beriringan menuju pintu utama dan menekan bel.

"Mas, aku deg-degan, nih!"

Nela meremas kedua jemarinya.

Lelaki berkulit sawo matang yang masih dipenuhi kekhawatiran itu hanya tersenyum, ia pun sedang mengontrol debaran jantungnya yang berpacu cepat. Memikirkan bagaimana respon Hilma, membuatnya sedikit tegang.

Walau sebelum berangkat ia sudah meneguhkan hati, jika istrinya tidak mengizinkan, ia akan tetap menikah. Tentu Hilma tak akan membantah dan memilih mengalah.

"Eh, Mbak Nela," sapa Tanti ketika membuka pintu.

Mereka seolah-olah tak berjumpa lama, cipika cipiki dengan pekik kegirangan lalu berjalan ke ruang tamu sambil mengobrol.

Bahkan, ia menambahkan kata 'Mbak' pada perempuan yang memakai dress selutut dengan rambut dibiarkan terurai, untuk memberi kesan menghormati walau usia mereka s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status