Share

Bab 16 Semakin Berkembang

Ting.

Sebuah pesan dari Aina, masuk digawai ku. Baru saja aku pulang dari toko kue, dan ingin rebahan.

[Nel, sibuk nggak? jalan yuk. Ke cafe atau nongki dimana gitu,]

[Ihh, kamu kek masi bujang aja, Ingat udah punya anak.]

[Biarin, anakku lagi dirumah neneknya sama ayahnya, aku bosan sore - sore gini dirumah sendiri.]

[Yaudah Ayok, mumpung aku nggak sibuk. Jemput ya,] sebenarnya, aku mau istirahat tapi karena akhir - akhir ini aku jarang bertemu Aina, jadinya aku iyakan saja.

[Okey. Sepuluh menit lagi aku otw.]

Sepuluh menit, lima belas menit berlalu, Aina tak kunjung datang. 'Dasar, jam karet!' umpaetku.

"Nel, Nelaa!!" teraik Aina sambil mengetuk pintu kamar ku. Sudah biasa, kalau Aina main ke rumah dan menuju ke kamar. Apalagi, bi Ijah sudah mengenal Aina.

"Apa sih teriak - teriak, kamu lama banget sih,"

"Sorry, Macet parah,"

"Yaudah ayok,"

Aku dan Aina lalu berjalan ke mobil, dan menuju ke cafe, mau nongki ala - ala anak remaja gitu.

Sesampainya di cafe, kita memesan makanan dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status