Share

Suami untuk Mantan Istriku
Suami untuk Mantan Istriku
Author: Glowing Night

Terpergok Selingkuh

Tok tok tok! 

Tara mengetuk apartemen Martin. Kemudian Martin membuka pintunya dan tersenyum semringah saat melihat Tara di depannya.

“Mengapa aku yang harus datang ke apartemenmu? Kamu bisa kan langsung datang ke tempat praktik?” cecar Tara dengan nada kesal. 

“Maafkan aku,Tara. Aku sebenarnya ingin datang ke tempat praktikmu, tetapi aku sungguh benar-benar tidak bisa ke sana. Aku tidak sanggup berangkat karena sakitku ini,” jawab Martin sambil meringis kesakitan.

“Lalu sebenarnya kamu sakit apa?” tanya Tara lagi.

“Masuklah dahulu, nanti aku akan menceritakan keluhan kesehatanku,” jawab Martin. Tara pun menghela napasnya. Ia lalu masuk ke dalam apartemen Martin. 

Martin kemudian menutup pintu apartemennya. Dia kemudian menyunggingkan senyumnya lagi dan menatap Tara dari ujung kaki sampai ujung kepala.

“Baiklah, Martin. Sekarang apa keluhanmu? Aku segera memeriksamu, setelah itu aku akan memberikan resepnya dan pergi dari sini,” papar Tara.

“Aku merasa tidak enak, jika aku berduaan di apartemenmu,” sambung Tara. Namun Martin tak menjawab, ia malah mendekati Tara.

"Tenang saja, Tara. Aku juga tidak akan membuat suamimu cemburu. Aku hanya ingin kamu memeriksaku, itu saja,” jawab Martin. Lalu Martin berjalan menuju tempat tidurnya, ia kemudian merebahkan tubuhnya di atas seprai berwarna merah.

“Baiklah Tara, kamu bisa memeriksaku sekarang juga!” kata Martin setelah berbaring. Namun Tara terkejut melihat tingkah Martin.

“Tunggu dulu, Martin! Sebenarnya apa keluhan kesehatanmu? Mengapa aku harus langsung memeriksamu dalam kondisi berbaring?” tanya Tara. Martin pun kemudian menatap Tara dengan lekat.

“Sebetulnya dadaku ini terasa sakit dan sesak sekali, Tara. Sudah dua hari ini, kepalaku juga sangat pusing hingga berkunang-kunang. Aku tidak tahu penyakit apa yang ada di dalam diriku,” papar Martin.

Tetapi Tara merasa heran, sebab wajah Martin tidak tampak pucat sedikitpun. Tubuhnya pun tampak segar bugar.

Namun Tara sudah terlanjur datang ke apartemen Martin, dan ia harus bersikap profesional dengan memeriksa kondisi Martin.

“Baiklah kalau begitu!” ucap Tara sambil meletakkan tasnya di atas meja dekat tempat tidur Martin. Setelah itu, Tara mengeluarkan stetoskop dan alat tensi.

Kemudian saat Tara akan memeriksa Martin. Tiba-tiba Martin kemudian mendekap tubuh Tara dan membanting tubuhnya ke tempat tidur. Martin kemudian terbaring  di atas tubuh Tara.

Tara pun sangat terkejut saat Martin malah membuat dirinya dalam posisi terbaring di tempat tidur dan Martin berada di atas tubuhnya.

“Apa yang kamu lakukan, Martin? Cepat lepaskan aku!” seru Tara dengan nada tegas. Ia kemudian berusaha melepaskan cengkeraman Martin dengan meronta-ronta.

Namun Martin malah mencengkeram erat kedua tangan Tara, sehingga membuat Tara tidak berdaya.

Martin lalu terkekeh melihat wajah Tara yang begitu ketakutan. Kini Martin begitu sangat bernafsu untuk bisa menodai Tara.

“Hahaha, aku tidak akan melepaskanmu, Sayang! Sungguh, aku berharap sekali bisa berduaan denganmu,” ujar Martin dengan sorot mata yang begitu penuh nafsu kepada Tara. Tara pun terkejut mendengarnya, darahnya serasa berdesir naik sampai ke ujung kepala.

“Apa yang kamu katakan Martin? Aku ini adalah istri Mada, kamu tidak boleh berbuat begini kepada istri temanmu sendiri,” Peringatan Tara membuat Martin terkekeh lagi.

“Hahaha, memangnya kenapa kalau kamu sudah menjadi istri Mada? Aku masih bisa menjamahmu kan?” balas Martin.. Namun tingkah Martin membuat Tara sangat berang, ia kemudian meludahi wajah Martin.

Cuih!

Martin pun sangat terkejut saat Tara meludahi wajahnya. Namun Martin malah menghapus saliva Tara di wajahnya lalu mengusapkannya pada bibirnya, seolah ia senang jika Tara marah seperti itu.

“Dasar kamu manusia berhati binatang! Kamu malah ingin memperdaya istri temanmu sendiri! Kamu sangat keterlaluan!” gertak Tara, yang membuat Martin merasa  geram saat mendengarnya.

Namun Martin masih bernafsu saat melihat kecantikan Tara dan juga keindahan tubuhnya. Martin kemudian mencoba menodai Tara. Tara pun begitu terkejut saat Martin hendak mencium semua anggota tubuhnya.

Tara sangat ketakutan saat dia sedang dinodai oleh Martin. Bahkan Martin berusaha untuk membuka pakaian Tara.

“Jangan lakukan ini, manusia jahanam! Tolong tolong!” jerit Tara. Namun tak ada seorang pun yang mendengar teriakan Tara sehingga Martin bebas untuk menyentuh Tara. Bahkan kini jas putih Tara sudah terlepas dari tubuhnya.

Tara sangat terkejut, saat ia kini ini tampak memakai kaus putih yang begitu ketat dan membuat Martin semakin berhasrat kepadanya. Martin kembali ingin menjamah Tara.

Tentunya Tara semakin memberontak. Ia tidak mau jika kesetiaan dan harga dirinya sebagai seorang istri tercabik-cabik karena Martin ingin menodainya.

Tara merasa menyesal karena ia memutuskan  pergi menemui Martin. Padahal ia tahu kalau Martin sangat menyukainya dari dulu. Tetapi Tara menolak cinta Martin dan ia memilih menikah dengan Mada.

Kini Martin nekat untuk berbuat hal yang tidak senonoh kepada Tara. Tara masih terus berusaha melepaskan dirinya dari cengkeraman Martin.

"LEPASKAN KEPARAT! TOLONG! TOLONG!" Tara terus berteriak dan memberontak dan juga berdoa dalam hatinya agar ada seseorang yang menyelamatkannya.

Sedikit lagi Martin akan bisa melucuti pakaian dalam Tara. Tetapi saat Martin akan melakukannya.

Bruak!

Tiba-tiba ada seseorang yang datang dengan membuka pintu apartemen dengan keras.

“KETERLALUAN KALIAN!” seru seseorang itu. Martin pun kaget saat melihat ada sosok pria di depan pintu dan kemudian menghampiri dirinya dan Tara. Tara juga sangat terkejut ketika melihat ada seseorang yang datang.

“Mada!” seru Tara. Ia kemudian berusaha untuk mendorong tubuh Martin, sehingga Martin jatuh terjengkang ke belakang. Tara kemudian segera menutupi tubuhnya dengan jas dokter miliknya dan ia kemudian berlari menghampiri suaminya.

Namun saat Tara ingin memeluk Mada. Mada malah menghindar dan menahan tubuh Tara agar tidak menyentuhnya.

“Kamu sangat keterlaluan, Tara! Kamu bilang, kamu akan pergi menemui pasien. Tetapi kamu malah berselingkuh dengan pria ini. Bahkan sedang melakukan hal yang menjijikkan," tuding Mada. Tara pun terkejut mendengarnya.

“Tidak, Sayang! Justru Martin lah yang menipuku dan malah ingin menodaiku,” tangis Tara. Namun Mada tidak percaya begitu saja kepada istrinya.

“Aku tidak percaya lagi kepada istri peselingkuh seperti kamu!” amuk Mada dengan emosi tinggi. Matanya memerah menyiratkan kemarahan dan kekecewaan yang begitu besar. Tara pun terperangah mendengar jawaban dari Mada.

“Sungguh, Mada! Aku sama sekali tidak selingkuh dengan Martin. Bahkan dia yang mengundangku ke apartemen ini. Sebab dia mengaku kalau dirinya sedang sakit," jelas Tara.

"Tetapi saat aku berada di apartemen ini dia malah ingin menodaiku,” sambung Tara. Ia berusaha memberi penjelasan kepada suaminya itu.

Namun Mada sudah sangat tersulut emosi, dan ia tidak mau lagi mendengar apa yang dikatakan oleh Tara.

“Cukup! Aku sudah muak dengan sikapmu. Sekarang aku baru tahu kelakuanmu. Dengan perselingkuhan ini, kamu telah mengkhianati cintaku dan pernikahan kita,” sahut Mada dengan nada tinggi.

Tara merasa terkejut mendengarnya, dia tidak sangka kalau Mada menuduhnya berselingkuh dengan Martin. Martin hanya terdiam sambil tersenyum penuh kemenangan.

Martin sebenarnya ingin menjebak Tara agar Mada bisa memergokinya dan mengira kalau mereka berselingkuh.

Sebab Martin ingin menghancurkan mahligai pernikahan Tara dan Mada, dan akhirnya kini ia berhasil melakukannya.

Tara berusaha untuk  menjelaskan bahwa tidak bersalah. Namun Mada tetap tidak mau mendengar apa yang dikatakan Tara.

“Hentikan tangisan buayamu, Tara! Aku sudah muak denganmu, dan aku akan menceraikanmu,” Mada memutuskan hal yang tidak pernah Tara duga.

“DENGAN TALAK TIGA SEKALIGUS!” Perkataan Mada membuat Tara seperti tersambar petir, hatinya begitu hancur saat Mada memutuskan bercerai dengannnya dengan talak tiga sekaligus.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status