“M-me-mei Li …?!”
Malam itu sepulangnya ia berdagangan bakmi, Zhu Lian pergi ke rumah Song Mei Li, kekasihnya. Akan tetapi, ia melihat. Beberapa mobil SUV mewah terparkir di sana. Sempat menyangka ada kendurian di rumah keluarga Song, ia terkejut. Tatkala, dirinya menyaksikan. Di dalam rumahnya, Mei Li terlihat berada dalam pangkuan lelaki lain. Mereka tampak begitu mesra.“Zhu Lian, mengapa kau datang kemari?” tanya Mei Li tanpa berusaha turun dari pangkuan laki-laki yang yang mendekapnya. Sementara, tangan kanannya melingkar pada pundak pria tersebut.“A-ak-aku—”Membingungkan. Terang saja Zhu Lian datang ke situ untuk menjumpai Mei Li. Tetapi, pacarnya itu malah bertanya seperti itu pada dia. Orang yang bersama Mei Li itu menimpali.“Oh, jadi kamu cowok yang bermimpi untuk menikahi Mei Li? Maaf, Bung. Mimpimu itu tidak akan pernah terwujudkan. Karena, Mei Li telah menjadi calon istriku sekarang!”Zhu Lian hanya bisa mematung. Marah? Pasti. Namun sayangnya, Zhu Lian tidak bisa berbuat banyak. Ia memandangi 4 orang pria lain yang berdiri, seolah tengah mengawal lelaki yang tengah memangku Mei Li. Keempatnya memandangi dia dengan tajam.Pada bagian dada kiri dari jas hitam yang mereka kenakan terdapat simbol gunung dengan gambar buaya. Itulah alasan Zhu Lian tidak mampu berbuat apa-apa. Sekalipun, ia naik pitam melihat tingkah Mei Li.Logo tersebut menandakan bahwa mereka datang dari sekte petualang. Mereka adalah para ahli bela diri dan biasanya, memiliki qi yang kuat.Mei Li tidak mengetahui. Kekasih -mungkin sekarang sudah menjadi ‘mantan pacarnya’- juga menguasai ilmu bela diri. Sayangnya, Zhu Lian sama sekali tidak memiliki qi. Bisa saja dia menantang orang-orang itu. Tapi, percuma. Dia pasti akan jadi bulan-bulanan mereka.Pria yang sedang berpose mesra dengan Mei Li itu berkata lagi. “Perkenalkan. Aku adalah Hu Chen. Putra pemimpin Sekte Buaya Penjelajah. Seandaikan saat ini kau merasa dongkol. Karena, kekasihmu akan segera menikah denganku, silahkan kirim tantangan resmi ke Gedung Telaga Buaya.”Lesu. Itulah yang dirasakan oleh Zhu Lian. Setahun sudah ia mengencani Mei Li. Hu Chen benar. Zhu Lian sudah pernah mengungkapkan keinginannya untuk menikahi Mei Li tahun depan.Waktu itu, Mei Li menyambut dengan riang niat Zhu Lian tersebut. Tapi sekarang, sepertinya rencana dia tidak akan pernah terwujudkan. “Maaf, Zhu Lian … sadarilah. Kamu itu hanya seorang tukang bakmi. Jika penghasilanmu puluhan juta sebulan, barulah aku akan mengizinkan kau untuk terus menjalin hubungan dengan anakku!”“Pergi sana, tukang bakmi ….! Dan jangan kembali lagi kemari. Karena, putriku Mei Li sudah memiliki calon suami sekarang!”Perkataan Tuan dan Nyonya Song itu mendahului hengkangnya Zhu Lian dari rumah mereka. Berjalan menjauh dari sana dengan terus tertunduk, Zhu Lian menitikkan air mata.Sudah pasti, ia merasa sedih kehilangan Mei Ling. Tetapi saat itu, amarah dan kekecewaanlah yang membuat matanya berair. Ia tidak menyangka. Tanpa sepengetahuannya, Tuan Song telah menjodohkan putrinya dengan Hu Chen.“Seandaikan saja …, aku juga memiliki qi yang kuat seperti para pendekar petualang itu, aku … akan menghajar mereka semua tadi. Persetan dengan Mei Li. Aku tetap akan meninggalkan dia …!” geram Zhu Lian berceloteh sendiri sembari sesenggukan.*** Keesokan malamnya. Dengan tersenyum, Zhu Lian membersihkan gerobak bakminya. Bagaimana dia tidak girang. Akhir-akhir ini, daganganya tersebut selalu habis. Setelah, ia berdagangan di Gang Biru III selama 3 bulan lamanya.“Hei, tukang bakmi!”Tiba-tiba seseorang menghampiri gerobak dagang Zhu Lian. Pria dengan tubuh tinggi besar mendekat padanya, berkata dengan nada yang kasar.“Aku dengar, sudah beberapa minggu ini warung bakmi milikmu ini ramai, ya?” tanya pria itu dengan seringai seperti memandang rendah.Kawasan Gang Biru merupakan salah satu lorong tempat berniaga kenamaan yang berada di pusat kota Great North. Pada kiri kanan gang yang lega itu, terdapat banyak orang berjualan. Gang Biru terdiri dari 5 lorong.Yang paling bergengsi adalah Gang Biru I. Di sana, café dan restoran-restoran kenamaan berdiri. Gang Biru II, tempatnya orang berjualan busana hingga mainan.Zhu Lian beruntung. Ia bisa berdagang di Gang Biru III, yang merupakan pusat kuliner kaki lima. Akan tetapi, ada satu masalahnya. Di sana, pemerintah membiarkan para preman melakukan pungutan liar. Orang yang berkata pada Zhu Lian itu contoh nyatanya. Dia dikenal dengan sebutan Tiger. Konon, mereka juga akan menyetorkan sebagian dari pajak tidak resmi itu pada orang dinas terkait.“Yaaa …, lumayan, Tiger. Tapi—”“Kalau begitu mulai hari ini, setoran untukmu naik seratus ribu!”“Oh, begitu. Baik. Aku akan menyetorkannya padamu … mulai bulan depan,” ucap Zhu Lian menurut.“Enak saja bulan depan …, sekarang, Zhu Lian. Ayo, cepat!” Tiger berkata seraya menjulurkan tangan. Jari-jemarinya bergerak-gerak tanda dia menginginkan uang milik Zhu Lian.Ingin rasanya Zhu Lian melawan. Akan tetapi, kesempatan berdagang di kawasan Gang Biru langka bagi pedagang kecil seperti dia. Menentang Tiger, sama saja dengan membuat dirinya tidak bisa lagi berdagangan di sana.Terpaksa. Zhu Lian mengeluarkan dompet. Lantas, ia mengambil sehelai uang seratus ribu dan menyerahkannya pada Tiger.“Hahaha …! Bagus! Kalau kamu ingin peruntunganmu berlipat-lipat, kau juga harus rajin memberi, Zhu Lian. Karena, seperti itulah hukumnya. Hahaha!”Beranjak dari tempat ia berdagang, Zhu Lian memandang ke arah Menara Nirwana yang berdiri menjulang dekat kawasan Gang Biru.“Bagaimana bisa bangunan ini sekonyong-konyong berdiri di antara kita?” ujar Zhu Lian dalam hati. “Seperti apa rasanya bisa bertualang di dalam sana …”30 tahun yang lalu, ada gempa bumi yang mengguncang seluruh dunia. Yang mengherankan, gempa bumi tersebut tidak sampai merusak sekelilingnya.Sekonyong-konyong, sebuah struktur berwarna putih pudar timbul dari bawah tanah. Gempa tersebut terjadi selama tujuh hari. Setiap hari, bangunan itu semakin bertambah tinggi. Setelahnya, menara yang dari luar nampak terdiri dari tujuh tingkat itu terpancang di sana.Kemudian, para peneliti menemukan. Di dalam setiap lantai dari menara tersebut, terdapat sebuah gapura terbuat dari batu. Yang lebih mengherankan lagi. Ternyata, gapura tersebut merupakan sebuah gerbang menuju ke sebuah dunia baru. Atau lebih tepatnya lagi, dunia lain.“Oh, dalamnya begini. Seperti sebuah gedung bersejarah,” begitu puji Zhu Lian dalam hati.Selama ini merasa Menara Nirwana bukanlah tempat untuk dia, malam itu ia mengunjungi struktur raksasa tersebut untuk pertama kali.Zhu Lian menaiki tangga beton yang membawa dia dari lantai dasar menuju lantai yang berada di atas.
Satu ekor serigala muncul beberapa meter di hadapan Zhu Lian. Ketika melihat kemunculan hewan tersebut, mata Zhu Lian melebar sejadi-jadinya. Pasalnya, serigala itu sangatlah besar. Mungkin kepalanya mencapai dagu Zhu Lian. Padahal tinggi badannya sudah mencapai 192 sentimeter.“S-se-serigala raksasa …?!” heran Zhu Lian tanpa bersuara.Yang membuat kehadiran sosok serigala itu lebih mengintimidasi lagi adalah karena tepat di tengah dahinya, makhluk tersebut memiliki tanduk.Dalam kegelapan malam, Zhu Lian tidak dapat memastikan. Apa warna bulu dari serigala tersebut. Sosoknya yang ditumbuhi bulu begitu lebat memiliki dua warna. Kemungkinan antara kelabu dengan biru.“Serigala macam apa itu …?!” batin Zhu Lian lagi. Dia mulai merasa khawatir.Srek …, srek …!Lagi, kedengaran oleh Zhu Lian suara-suara langkah. Ia menoleh ke kanan. Satu, dua ekor serigala muncul dari arah sana.Srek …, srek …!Dua ekor hewan yang serupa menampakkan diri dari depan kirinya. Namun, empat ekor serigala itu
Kembali kebingungan, sekarang Zhu Lian mengerjap-ngerjapkan mata. Ada sebuah tampilan layaknya papan digital di pelupuk matanya. Walau demikian, tampilan berwarna biru terang tembus pandang tersebut sama sekali tidak mengganggu penglihatannya. Ia masih bisa melihat sekeliling dengan jelas.[Sistem Kesatria Langit diaktifkan. Kondisi host: prima. Olah fisik terdeteksi: lari. Aura spiritual: +350]“Sistem … Kesatria … Langit …?”Dalam benaknya, Zhu Lian bertanya-tanya. Meski begitu, ia tidak mau banyak berpikir. Otaknya langsung mengolah semuanya dengan cepat. Sedangkan, sistem yang sekonyong-konyong muncul dalam dirinya memberikan instruksi.[Cara mengerahkan qi: tenangkan pikiran, bernapaslah menggunakan diafragma. Konsentrasi. Rasakan embusan udara. Hirup aroma tumbuh-tumbuhan dan tanah basah. Berpijaklah dengan kokoh. Satukan apa yang kau rasakan dalam pikiranmu]Zhu Lian melakukan apa yang dititahkan oleh sistem tersebut. Siapa yang menyangka. 25 tahun tidak ada yang memberitahu d
[Ya]Sistem yang berada dalam diri Zhu Lian bereaksi terhadap jawabannya. Yang membuat dia ingin menerima tantangan tersebut adalah karena poin aura spritualnya akan naik.Pada dasarnya dengan menggunakan qi, seseorang akan membangkitkan kekuatan spiritual atau biasa lumrahnya disebut: tenaga dalam. Kemampuan spiritual seseorang didapatkan dari pengerahan qi yang menangkap energi unsur-unsur alam. Aura spiritual merupakan indikator pancaran enersi spiritual dalam diri seseorang. Singkatnya: semakin aura spiritual meningkat, itu menandakan seberapa besar kekuatan spiritual individu tertentu.Menemukan pintu masuk Kuil Cadas, Zhu Lian mulai melangkah menyusuri lorong dari bangunan tersebut. Pada tembok-temboknya terdapat obor yang memberikan penerangan seadanya.[Saat aura spiritual mencapai 1000 poin. Anda dapat membuka: teknik Tinju Geledek Longma dan Tendangan Halilintar Longma]“Bagus! Itu dia yang aku tunggu-tunggu!” sambut Zhu Lian dalam hati, ketika sistemnya memberikan penjelas
Itulah yang ditangkap Zhu Lian pada saat makhluk yang ia tebak merupakan pemimpin para Goblin tersebut saat dia bersuara. Karena tentu saja, Zhu Lian tidak memahami bahasa Goblin.Ia hanya bisa terdiam menilik makhluk tersebut. Dibanding rekan-rekannya yang lain, nampak jelas kulitnya sudah berkeriput.Goblin memiliki rambut. Rambut sosok yang berada di hadapan Zhu Lian tertata acak dan kesemuanya putih. Sebuah kalung yang terdiri dari untaian belulang, kemungkinan juga gigi, mungkin kuku hewan dan entah apalagi tergantung pada lehernya. “…!” Goblin tersebut membentak. Ia membawa sebuah tongkat dan mengacungkannya pada Zhu Lian. “ …!”Lagi-lagi, si pimpinan Goblin berceloteh dalam bahasa janggalnya. Suaranya begitu berat dan bernada tegas.Saat itu, Zhu Lian ingin tahu. Apa sebenarnya yang dimaksud oleh si tetua Goblin. Sebelum, ia akan bertindak. Tahu-tahu saja, Goblin yang lain mendekat padanya da
Terkena sambaran energi asing si goblin, sontak tubuh Zhu Lian menjadi lemah. Badannya terasa berat. Ada rasa nyeri yang menusuk hingga ke tulang. Lututnya pun otomatis lunglai. Sehingga, membuat ia lemas dan bertelut di atas hamparan tanah kuil.“Hiehehehe …! ” Goblin tua itu berbicara dalam bahasanya. “!”Usai berkata-kata menggunakan tutur cakapnya yang janggal, makhluk itu melangkah menerjang ke arah Zhu Lian. Kemudian, ia menghantamkan ujung tongkatnya yang membentuk lengkungan padat ke dada musuh.Zrakhhh …! Sama sekali tidak disangka oleh Zhu Lian. Tongkat kayu Goblin tersebut ternyata begitu keras. Lalu, pancaran kekuatan yang sebelumnya mendera Zhu Lian kembali muncul pada saat tongkat itu mengantam dadanya. Disertai pengerahan energi asing miliknya, sang tetua Goblin membuat tubuh Zhu Lian terlempar ke arah belakang.“Uaaakh
Mendengar suara dari dua wanita yang mulutnya terbekap tersebut, membuat Zhu Lian buru-buru mendatangi mereka.“Maafkan aku, nona-nona. Aku barusan … wow …!” Zhu Lian berkata-kata. Lucu. Dia sempat bersuara tanda kagum. Karena, melihat kemolekan tubuh para pendekar perempuan yang ada di hadapannya.Kocak dan canggung sejurus. Jika saja ada orang yang melihat Zhu Lian dan kedua wanita tersebut, bisa-bisa menyangka bakal terjadi hal-hal yang tidak senonoh di antara mereka.Sang adam bertelanjang dada di hadapan dua perempuan yang terikat dalam keadaan telanjang bulat. Pun, mereka berada dalam posisi mengangkang.Sorot mata wanita-wanita itu bagai berharap agar Zhu Lian segera bertindak. Meski begitu, kulit wajah kedua gadis itu juga memerah. Karena, merasa malu pastinya. Maklum. Yang berdiri di hadapan mereka adalah seorang pria jangkung bertubuh atletis nan tampan berhidung bangir.Rambut Zhu Lian memiliki potongan bergaya poni. Juga, bak tertata acak dengan sembarangan. Sedangkan ia m
Dalam hatinya, Zhu Lian terkaget-kaget. Bukan apa-apa. Semakin seseorang berada di tingkat yang lebih tinggi dari Menara Nirwana, tingkat kesulitan wilayah yang berada di dalamnya semakin rumit, tergantung dari lapisannya.Setiap tingkat dari Menara Nirwana memiliki wilayah yang dibagi dalam 7 daerah atau biasa disebut dengan: ‘Lapis’.Ia belum menyadari. Ternyata malam itu, entah bagaimana caranya, sistem Kesatria Langit membawa Zhu Lian langsung masuk lebih jauh ke dalam lapisan ke empat dari lantai 1 Menara Nirwana.Lapisan pertama biasanya diisi oleh makhluk-makhluk atau monster yang tidak agresif. Semakin jauh ke dalam, makhluk-makhluk yang ada di sana semakin buas dan berbahaya.Sekarang, Zhu Lian baru mengetahui. Ia berada di Lapis 4. Tidak mengherankan apabila dia berhadapan dengan makhluk-makhluk seperti Seriga Tanduk yang bagai enggan diganggu. Juga, para Goblin yang memiliki ritual vulgar. “Aku memang memiliki kekuatan spiritual. Namun selama ini …, aku memilih untuk tidak