Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“M-me-mei Li …?!”Malam itu sepulangnya ia berdagangan bakmi, Zhu Lian pergi ke rumah Song Mei Li, kekasihnya. Akan tetapi, ia melihat. Beberapa mobil SUV mewah terparkir di sana. Sempat menyangka ada kendurian di rumah keluarga Song, ia terkejut. Tatkala, dirinya menyaksikan. Di dalam rumahnya, Mei Li terlihat berada dalam pangkuan lelaki lain. Mereka tampak begitu mesra.“Zhu Lian, mengapa kau datang kemari?” tanya Mei Li tanpa berusaha turun dari pangkuan laki-laki yang yang mendekapnya. Sementara, tangan kanannya melingkar pada pundak pria tersebut.“A-ak-aku—”Membingungkan. Terang saja Zhu Lian datang ke situ untuk menjumpai Mei Li. Tetapi, pacarnya itu malah bertanya seperti itu pada dia. Orang yang bersama Mei Li itu menimpali.“Oh, jadi kamu cowok yang bermimpi untuk menikahi Mei Li? Maaf, Bung. Mimpimu itu tidak akan pernah terwujudkan. Karena, Mei Li telah menjadi calon istriku sekarang!”Zhu Lian hanya bisa mematung. Marah? Pasti. Namun sayangnya, Zhu Lian tidak bisa berbu
30 tahun yang lalu, ada gempa bumi yang mengguncang seluruh dunia. Yang mengherankan, gempa bumi tersebut tidak sampai merusak sekelilingnya.Sekonyong-konyong, sebuah struktur berwarna putih pudar timbul dari bawah tanah. Gempa tersebut terjadi selama tujuh hari. Setiap hari, bangunan itu semakin bertambah tinggi. Setelahnya, menara yang dari luar nampak terdiri dari tujuh tingkat itu terpancang di sana.Kemudian, para peneliti menemukan. Di dalam setiap lantai dari menara tersebut, terdapat sebuah gapura terbuat dari batu. Yang lebih mengherankan lagi. Ternyata, gapura tersebut merupakan sebuah gerbang menuju ke sebuah dunia baru. Atau lebih tepatnya lagi, dunia lain.“Oh, dalamnya begini. Seperti sebuah gedung bersejarah,” begitu puji Zhu Lian dalam hati.Selama ini merasa Menara Nirwana bukanlah tempat untuk dia, malam itu ia mengunjungi struktur raksasa tersebut untuk pertama kali.Zhu Lian menaiki tangga beton yang membawa dia dari lantai dasar menuju lantai yang berada di atas.
Satu ekor serigala muncul beberapa meter di hadapan Zhu Lian. Ketika melihat kemunculan hewan tersebut, mata Zhu Lian melebar sejadi-jadinya. Pasalnya, serigala itu sangatlah besar. Mungkin kepalanya mencapai dagu Zhu Lian. Padahal tinggi badannya sudah mencapai 192 sentimeter.“S-se-serigala raksasa …?!” heran Zhu Lian tanpa bersuara.Yang membuat kehadiran sosok serigala itu lebih mengintimidasi lagi adalah karena tepat di tengah dahinya, makhluk tersebut memiliki tanduk.Dalam kegelapan malam, Zhu Lian tidak dapat memastikan. Apa warna bulu dari serigala tersebut. Sosoknya yang ditumbuhi bulu begitu lebat memiliki dua warna. Kemungkinan antara kelabu dengan biru.“Serigala macam apa itu …?!” batin Zhu Lian lagi. Dia mulai merasa khawatir.Srek …, srek …!Lagi, kedengaran oleh Zhu Lian suara-suara langkah. Ia menoleh ke kanan. Satu, dua ekor serigala muncul dari arah sana.Srek …, srek …!Dua ekor hewan yang serupa menampakkan diri dari depan kirinya. Namun, empat ekor serigala itu