Share

Sang Pengantin Iblis
Sang Pengantin Iblis
Author: Sunrise

Bertemu dengan Axel

Bianca merupakan sosok gadis yang cantik, mandiri, serta sukses. Kecantikannya yang luar biasa, tak sedikit pria meliriknya. Namun, penampilan yang kurang menarik membuat pria sering bosan terhadapnya.

Walau berwajah cantik, pakaiannya serba biasa tak seperti keluarga terpandang yang lain. Tak ada yang tahu jika dirinya gadis yang kaya raya, jika tak mengenal baik latar belakangnya.

Bianca tipe gadis pekerja keras dengan jadwalnya yang padat. Dia menjabat sebagai direktur perusahaan yang bergerak dibidang industri. Sejak perusahaan diambil alih olehnya semakin berkembang seiring berjalannya waktu.

Hanya dalam waktu tiga tahun, ia menjadikan perusahaan itu memiliki profit yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Perusahaan yang berasal dari neneknya itu sempat mengalami penurunan drastis ketika dipegang oleh ayahnya.

Saat itu, ayah Bianca menikah setelah kematian ibunya. Padahal, belum genap satu tahun kematian sang ibu, ayahnya malah membawa seorang wanita untuk dikenalkan sebagai calon ibu baru gadis itu.

Walau ayahnya terlihat mencintai wanita itu, tidak bagi Bianca yang masih sulit menerimanya. Mungkin, karena perbedaan usia menjadi penyebab faktor utama. Wanita yang dinikahi ayahnya tidak jauh beda dengan umurnya. Wanita itu lebih tua tiga tahun dari Bianca.

Dia tidak mengerti, mengapa ayahnya berubah lebih menyukai daur muda daripada seumuran dengan pria itu. Selain itu, sang ayah sudah tidak mempedulikan Bianca. Dia memiliki kesibukan baru yang sulit ia tinggal. Ayahnya terlalu banyak menghabiskan waktu bersama wanita itu, terlebih lagi saat ia melahirkan seorang bayi laki-laki.

Ayah Bianca kurang mengurus perusahaan, menyebabkan beberapa masalah terjadi dan banyak terjadinya penurunan. Beberapa investor mencabut saham mereka. Melihat nasib perusahaan semakin miris, mau tak mau, Bianca mengambil alih perusahaan.

Bianca yang masih belum terlalu mengerti dengan dunia perusahaan, memaksanya untuk terjun kedunia itu. Disamping itu, ia juga mengalami banyak kesulitan untuk memperbaiki perusahaan itu. Tetapi, dengan tekad yang ia miliki serta banyaknya sumber dari internet yang membantunya, ia pun berhasil juga.

Dia membawa kemajuan perusahaan itu dari tahun ke tahun hingga mengalami peningkatan sekitar 30%. Banyak investor yang mendukung perusahaan itu saat berada ditangan Bianca. Kedamaian terjadi pada perusahaannya.

Suatu hari, tanpa sengaja ia berpapasan dengan seorang pria yang memiliki latar belakang biasa. Pria itu hanya memiliki wajah yang tampan serta memiliki bentuk badan sixpack.

Mungkin, pertemuan mereka tak sengaja. Namun, ketidaksengajaan itu mengubah hidup Bianca dengan drastis. Bianca yang tak sengaja menjatuhkan dompetnya membuat pria itu memanggilnya.

Bianca menoleh dan terpana dengan ketampanannya. Pria itu tersenyum memandang Bianca. Kedua mata yang agak lebar, alis yang tebal, hidung yang mancung, serta bibir yang sexy tak ada satu perempuan manapun yang tidak tertarik padanya.

"Terima kasih," ucap Bianca sambil mengambil dompetnya dari tangan pria tampan itu. Bibirnya mengulas senyuman manis.

"It's okay. Lain kali hati-hati ya. Sekarang banyak copet. Gak tahu kedepannya bakal gimana," ujar pria itu. Suaranya pun berat terlihat seksi.

"Iya, lain kali aku bakal lebih hati-hati. Btw, thanks ya sekali lagi." Bianca memasukkan rambut yang ada di depan telinga pada belakang telinganya. Gadis itu gugup. Pria itu tersenyum.

"Namaku Axel. Nama kamu siapa?" tanya pria itu dengan menyodorkan tangannya.

"Bianca."

"Rambut kamu agak berantakan." Axel membetulkan bagian rambut Bianca yang tidak rapi. Gadis itu begitu malu.

"A┄Aku bisa melakukannya sendiri," ucap Bianca gugup. Tangannya bergerak cepat untuk merapikan rambutnya. Pria itu tersenyum lagi. Senyuman yang begitu manis hingga membuat jantung gadis itu meleleh tanpa henti.

"Eh iya, kamu mau kemana?" tanya Axel penasaran.

"Aku mau ke mobil. Habis cari cheesecake di toko roti itu, tetapi aku terlambat, cheesecake nya sudah habis. Akhirnya, aku pulang dengan tangan kosong.

"Yah, sayang banget ya. Kamu suka cheesecake ya?

"Suka bangeet!" seru Bianca begitu antusias. Tanpa sadar, ia bersuara keras. Dia menutup mulutnya karena malu. Axel hanya bisa tertawa kecil.

"It's okay. Aku suka cewek apa adanya," ujar Axel. Hal itu menyebabkan jantung Bianca berdetak kencang. Pikirannya melayang entah kemana.

"Biasanya cowok suka cewek yang rapi dan tidak berperilaku ceroboh."

"Siapa bilang? Bagi aku gak berlaku. Kalau aku sih, gak penting siapa ceweknya, yang penting membuatku merasa nyaman dan nyambung saja. Soal penampilan itu hanyalah nomer sekian," ujar Axel. Bianca semakin salah tingkah.

"Aku kira semua cowok sama."

"Belum tentu. Mungkin pikiran mereka begitu kolot atau semacamnya. Bagiku cewek yang bersikap apa adanya itu terlihat sexy, apalagi kamu."

"A┄Aku sexy darimana?" kata Bianca gugup. Baru kali ini, ada pria yang memujinya. Ia terlihat salah tingkah.

"Dari segala sisi. Kamu begitu sexy saat rambutmu berantakan. Apalagi saat aku merapikan rambutmu. Rambutmu yang wangi dan ditiup angin, membuatku ingin merapikannya," bisik Axel, nafasnya terasa pada telinga Bianca.

Gadis itu semakin gugup. Kedua tangannya gemetar. "Aku suka itu," bisik Axel hingga nafasnya terasa di telinganya, sekujur tubuh Bianca kaku. Axel menatap Bianca, hatinya seakan menari-nari di langit yang ketujuh.

"A┄Aku akan kembali ke mobil dulu, ya. Sudah malam. Aku pulang dulu!" Bianca mempercepat langkahnya agar segera meninggalkan Axel. Berada didekat pria itu, membuatnya tak bisa berpikir jernih.

"Tunggu!" Axel menarik Bianca hingga jarak diantara keduanya sangat dekat.

"Ke┄Kenapa?" tanya Bianca.

"Apa kamu hanya sendirian?"

"Tadi ada sopirku. Tetapi, sekarang aku gak tau dia ada dimana.

"Ya sudah, aku temani, ya. Ini sudah malam. Gak baik perempuan pulang sendirian. Biar aku yang anter," ucap Axel tanpa memalingkan wajahnya. Senyumannya yang lembut menenangkan hati Bianca seketika. "Tetapi… Aku gak bawa mobil. Boleh pakai mobilmu?" tanya Axel tanpa membuat Bianca curiga.

Seolah tersihir, Bianca menganggukkan kepala. Axel menggandeng tangannya sambil memperhatikan jalanan yang ramai. Ketika sampai di mobil Bianca, Axel memasangkan sabuk pengaman pada Bianca. Wajah mereka yang begitu dekat, membuat wajah Bianca memerah. Axel tersenyum melihat Bianca salah tingkah. Bahkan, pria itu menatap Bianca tanpa berkedip.

"A┄Ada yang salah dengan wajahku?" tanya Bianca. Axel menggelengkan kepala. "La┄Lalu kenapa melihatku begitu?"

"Karena kamu cantik," puji Axel. Bianca menundukkan kepala karena tersipu malu. Walaupun dia seorang direktur perusahaan, dia bisa seperti anak abg lainnya.

"Aku sangat membosankan. Apanya yang cantik?" bibir Bianca mengerucut lucu.

"Aku gak bohong. Kamu beneran cantik."

"Awalnya begitu. Tetapi, lama-lama semua pria sama saja. Melihat penampilanku yang bi┄" Sebelum melanjutkan kata-katanya, Axel menutup mulut gadis itu dengan jari telunjuknya.

"Kamu itu manis dan cantik. Mereka saja yang buta, gak bisa lihat kamu."

"Thanks." Bianca memasukkan rambut pada belakang telinganya. Padahal, bagian rambut yang ia masukkan, telah berada pada belakang telinganya. Hatinya kacau. Pikirannya seakan terbang entah kemana. Axel tersenyum manis. 

"Ya udah, aku akan antar kamu pulang, ya."

"Tetapi ini mobilku. Gimana dengan kamu?" tanya Bianca.

"Aku kan cowok. Cowok kan gampang. Kamu gak usah khawatir." Axel menatap agak lama sebelum melajukan mobil Bianca.

Kedekatan mereka merupakan suatu awal untuk menjalin hubungan yang lebih dekat. Axel yang bersikap manis dan selalu memperlakukan Bianca dengan baik, membuat Bianca terus memikirkan pria itu. Ini pertama kalinya, gadis itu jatuh hati.

Padahal, ditempat kerja, Bianca dikenal sebagai gadis yang serius, tegas terhadap bawahannya, serta selalu mengedepankan pekerjaan apapun didunia ini. Tetapi mengenal Axel, menyebabkan perubahan sedikit demi sedikit. Bianca lebih terbuka serta hatinya yang dingin terasa hangat.

Sosok Axel mengubah hidup Bianca. Bianca menjadi sosok yang periang. Dulu, dia memang periang. Hanya saja, kematian ibunya mengubah kepribadiannya secara perlahan. Ia tak sadar jika dirinya telah berubah. Bianca mulai jatuh cinta pada pandangan pertama.

Hatinya terisi oleh sosok Axel, cowok tampan yang hanya berlatar belakang biasa. Pria itu begitu misterius. Akankah ia tulus mencintai Bianca, seorang wanita karir yang tak terlalu mengurus dirinya sendiri? Inilah awal dari perjumpaan mereka dengan setiap tingkah dan mulut manis Axel.

Sunrise

Hai. Ini novel pertama saya di goodnovel. Salam kenal semua,

| 1

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status