Share

02. Rahim Sewaan

“Jadi, kau perempuan yang bersedia menyewakan rahim dan hamil anakku?”

“T—Tuan Sean ....”

Lidah Valerie berubah kelu, jantungnya berdetak kencang saat menyadari siapa pria yang akan tidur dengannya dan menyewa rahimnya.

Kenapa dunia sesempit ini. Kenapa bosnya di tempat kerja yang harus tidur dengannya?

“Terkejut?” tanya pria itu sambil tersenyum sinis. “Kau memang harus terkejut, wanita murahan. Karena sebentar lagi kau akan tidur dengan bosmu sendiri!”

Suara bass itu kembali mengalung, membuat Valerie benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Rasa takut dan malu menjadi satu, membuatnya hanya bisa menunduk sembari memainkan kuku jemarinya dengan gugup.

Sean langsung mengubah posisi duduknya menjadi tegak, lalu mengangkat dagunya dengan pongah. “Aku baru tahu ternyata ada karyawan Kyler Group juga berprofesi sebagai wanita murahan. Jadi apa yang kau lakukan sehingga butuh uang sebanyak itu, huh?”

Valerie mengangkat pandangannya. “I—itu ... untuk—”

Tak peduli dengan respons wanita di hadapannya itu, Sean kembali berdecak. “Ah sudahlah, wanita muda sepertimu tentu saja suka menghambur-hamburkan uang. Cepat ke sini dan tandatangani perjanjian itu!”

Sebenarnya, Valerie ingin sekali lari dari tempat ini sekarang juga. Bagaimana bisa ia tidur dengan bosnya sendiri?

Namun, Valerie tidak punya pilihan yang lebih baik. Tidak mudah mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Ini adalah satu-satunya jalan yang akan membantunya mendapatkan biaya operasi ibunya.

Memilih untuk patuh, Valerie segera mendekat pada meja di depan sofa itu, mengambil duduk di tempat yang jauh dari Sean sambil membaca surat perjanjian tersebut.

Ketika Valerie fokus pada poin-poin perjanjian, Sean melirik dari sudut matanya, menatap teliti pada wanita di seberangnya.

‘Bagaimana mungkin ada jalang dengan penampilan jelek seperti ini?’ Sean membatin.

Perempuan itu jauh dari kata sempurna. Tidak ada lekuk berarti yang menggoda kaum adam di tubuhnya, dan wajahnya juga tidak terawat.

Kepala Sean mendadak pusing, bagaimana mungkin dia bisa meniduri perempuan ini dan melakukan permintaan istrinya untuk menghamilinya jika perempuan itu tak membuatnya berselera?

Dan jangan lupakan wajah polos yang tak dipoles makeup itu, bahkan lipsticknya sudah pudar. Benar-benar jalang tak profesional. Semuanya semakin terasa sempurna dengan setelan kantor yang sudah tampak lusuh dan membosankan itu.

‘Oh, God! Dari mana Amora menemukan wanita ini? Kenapa bisa dia punya pemikiran untuk menjual diri dengan tampilan yang jauh dari kata menggoda?’

Bahkan belum menyentuhnya saja sudah membuat Sean bergidik ngeri. Gadis di hadapannya ini bukan tipenya sama sekali.

“Tuan, apa bisa saya meminta satu hal?”

Perkataan Valerie yang tampak berani mengangkat pandangannya memecah kesunyian di antara mereka.

Sean yang sudah merasa pusing tak bisa menahan diri untuk tak berdecak. Jangan bilang setelah wanita itu jelek, dia juga menyusahkan!

Sean langsung melepas tangan yang memegangi dahinya, menatap tajam ke arah Valerie. “Katakan!”

Mendapat persetujuan itu, Valerie menghela napas berat. Dia menatap pria itu dengan ragu, namun dari pancaran matanya menyiratkan keteguhan.

“Sebelum meniduriku, aku ingin dinikahi terlebih dahulu, Tuan Sean.”

Sean menatap wanita itu dengan tatapan tidak percaya, lalu disusul dengan kekehan yang membahana.

“Apa kau tengah bercanda? Perempuan murahan sepertimu ingin menikah denganku?!”

Hati Valerie mencelos mendengar hinaan itu secara langsung dari mulut Sean. Sungguh, kalimat itu sungguh menyakiti hatinya.

“Sa—saya hanya tidak ingin anak ini lahir menjadi anak haram. Karena itu—”

“Kau dibayar untuk melahirkan anakku! Jadi, kau tidak ada hak untuk menuntut apa-apa dariku, apalagi meminta sebuah pernikahan. Orang miskin sepertimu tidak pantas untukku!”

Sean benar-benar tak percaya dapat keberanian mana wanita itu sehingga mempunyai pemikiran untuk dinikahi terlebih dahulu. Sean adalah pria terhormat, dan dia tidak akan sudi memiliki istri jalang seperti Valerie. Hanya Amora yang sepadan untuknya, bukan yang lainnya.

Valerie sudah mulai menangis sesenggukan. “Aku mohon, tolong jangan biarkan anakku punya ibu yang berdosa, Tuan!”

Sean mengalihkan pandangannya, ia tak menampik jika dirinya merasa sedikit iba. Tetapi memikirkan Amora, membuat hatinya tak tergerak.

“Amora! Istri saya yang akan menjadi ibunya, bukan kau!” desis Sean mengingatkan.

Terisak pilu, Valerie kembali mencicit, “Saya tahu, Tuan. Tetapi bagaimanapun itu tidak akan mengubur fakta bahwa saya ibu kandungnya.” Dengan berani, Valerie berusaha menatap Sean dengan hati yang teguh. “Saya tidak akan melanjutkan perjanjian ini jika tidak ada pernikahan.”

Sean mendengus tak percaya. “Jadi kau mengancamku?!”

“Ini bukan ancaman, hanya satu syarat yang saya minta.”

Amarah langsung menguasai Sean, dengan kekuatan penuh dia melempar berkas perjanjian itu ke arah Valerie.

“Cepat tanda tangani ini dan jangan banyak menuntut, sialan!”

“Tidak!” balas Valerie tak kalah kerasnya.

Dengan gelap mata, Sean langsung menarik lengan Valerie kasar dan membawanya memasuki ruangan dengan pintu bercat putih.

“Apa yang Anda lakukan—”

Ucapannya langsung terputus karena tubuhnya sudah melayang akibat dari dorongan Sean dan berakhir di tengah ranjang mewah yang luas.

“Aku akan membuatmu sadar bahwa wanita seperti dirimu harus diperlakukan seperti apa. Wanita murahan tidak pantas untuk pernikahan, melainkan dengan cara yang hina seperti ini.”

Sadar akan bahaya yang mengancam, Valerie segera bergerak menjauh. Namun, bajunya sudah ditarik paksa oleh Sean dan mengakibatkan beberapa kancing kemejanya terlepas dengan cara mengenaskan.

“Jangan lakukan ini, Tuan! Aku mohon!” jerit Valerie dengan frustasi.

“Sudah terlambat!”

Dan setelah kalimat itu mengalung, Sean membungkam bibir Valerie dengan bibirnya. Sean juga begitu cepat mengunci pergerakan kedua tangan Valerie ke dalam genggamannya.

Baru saja Sean ingin bergerak lebih jauh, tiba-tiba wajah Amora muncul dan mengembalikan kewarasannya. Seketika nafsu yang tadi menguasainya padam seketika, terlebih lagi saat melihat wajah lusuh milik Valerie yang sudah dibanjiri air mata.

Wajah kumal itu memadamkan nafsu Sean. “Benar-benar menjijikkan! Keluar dari sini, sialan!”

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Julisa Hiriani
sean akan menyesal setelaah tau kalau vallery masih perawan,,
goodnovel comment avatar
Dina0505
jangan menghina Sean. nanti semua berbalik loh. kamu bakal ngejar si Vallery
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status