Share

Bab 4. Toko Buku

"Lepaskan!" teriak Yura kepada pria itu, sambil berusaha menarik kembali tangannya. Namun pria berambut keriting itu tidak mau melepaskan tangannya, sementara pria yang satunya lagi hanya tertawa sambil melihat perilaku tak pantas temannya itu.

Tiba-tiba terlihat seseorang memegang lengan pria itu. Yura melihat ke arah orang tersebut. Youngjo! Ia datang tepat waktu!

"Paman, tolong lepaskan tangan Nona ini!" pintanya dengan nada tegas.

Kedua pria itu memandangi Youngjo dari atas sampai ke bawah. "Kau siapa?" tanya pria bertopi dengan nada meremehkan.

Youngjo menggunakan tangannya yang satunya lagi untuk mengambil tanda pengenal kepolisiannya dari sakunya, dan menunjukkannya kepada mereka. Ia tidak bisa dengan mudahnya menunjukkan bahwa ia seorang polisi karena ia mengenakan pakaian biasa pada saat itu.

"Lepaskan!" perintah Youngjo sambil menarik tangan pria itu. Kedua pria itu pun ketakutan dan langsung bergegas keluar dari minimarket.

"Lain kali kalau kalian ulangi lagi, aku akan langsung menangkap kalian!" teriak Youngjo memastikan kedua pria yang sedang berusaha kabur itu bisa mendengarnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Youngjo kepada Yura.

"Tidak apa-apa. Aku hanya kaget saja," jawabnya sambil memegang pergelangan tangan kanannya.

Youngjo yang melihat Yura sedang kesakitan pun merasa iba. "Sini aku lihat," pinta Youngjo sambil mengulurkan tangannya.

"Aku tidak ap-," Yura tak dapat menyelesaikan kata-katanya karena seketika itu juga Youngjo menarik tangannya dan memeriksanya. Yura agak terkejut dengan gerakan spontan Youngjo itu. Dilihatnya pergelangan tangan Yura berwarna sangat merah, meninggalkan bekas genggaman tangan pria tadi.

"Aw!" seru Yura mendadak akibat rasa sakit yang ia rasakan.

"Sepertinya kau butuh plester penghilang rasa sakit," kata Yougjo. Ia segera pergi meninggalkan kasir untuk beberapa detik dan kembali membawa sebungkus plester penghilang rasa sakit lalu membayarnya.

"Kau tidak perlu repot-repot," kata Yura.

"Sudah, sini ikut aku," pinta Youngjo. Ia lalu berjalan menuju ke arah tempat duduk yang dikhususkan untuk para pengunjung minimarket sambil memegang tangan Yura yang berjalan di belakangnya.

Yura dan Youngjo kemudian duduk berhadapan dengan posisi Youngjo memegang pergelangan tangan Yura yang sakit, sambil memasangkan plester tadi. Yura diam-diam memandangi wajah Youngjo. Ia mulai merasakan kembali perasaan yang sudah lama tidak dirasakannya. Jantungnya berdegub kencang sambil mengagumi lelaki itu.

Setelah selesai memasangkan plester di tangan Yura, mereka pun mengobrol sambil sesekali Youngjo membalas pesan di telepon selulernya.

Pasti itu Sua, pikir Yura. Ia hanya bisa melihat Youngjo dengan diam dan menahan sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan kecemburuannya.

Dia pasti sudah benar-benar melupakan semua cerita masa lalu itu, batin Yura. 

Tak lama berselang, Sua pun datang memasuki minimarket, terlihat tergesa-gesa. Lalu ia berlari menghampiri Yura.

"Yura kau tidak apa-apa?" tanyanya sambil melihat tangan Yura yang sudah diberi plester.

"Aku tidak apa-apa," jawab Yura sambil tersenyum pada Sua. Sua pun duduk disebelah Youngjo.

"Untung saja tadi aku mampir ke sini dulu. Ah... aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau aku datang terlambat... Yura, besok-besok jika terjadi sesuatu, kau harus langsung menghubungiku," kata Youngjo menasehatinya. Dari dulu sampai sekarang tetap sama, Youngjo adalah seseorang yang suka menolong orang lain dan penuh perhatian. Itu jugalah yang membuat Yura jatuh hati padanya.

"Iya. Atau kau juga bisa menghubungiku. Tempat kerjaku kan jaraknya hanya 5 menit saja dari sini." Sua ikut menasehatinya. Wajahnya benar-benar terlihat cemas.

"Baik, nanti aku akan menghubungi kalian jika terjadi sesuatu," jawab Yura sambil tersenyum.

Sua kemudian melanjutkan pembicaraannya dengan Youngjo, sementara pikiran Yura lagi-lagi terpecah melihat mereka berdua. Meskipun ia melihat mereka berdua sambil tersenyum, ada luka yang ia sembunyikan di balik senyumannya itu.

Di saat-saat seperti itulah ia mulai menyadari bahwa ia sendirian, tidak ada orang yang benar-benar akan selalu ada di sana untuk terus bersamanya dan melindunginya. Youngjo sudah pasti akan lebih mendahulukan Sua, kekasihnya. Saat mereka sedang bertiga, saat itulah di mana Yura selalu teringat bahwa sebenarnya ia kesepian.

Setelah semua kejadian itu, mereka berjalan pulang bersama. Terlihat Yura melambaikan tangan kepada Youngjo dan Sua di persimpangan jalan. Mereka mengarah ke halte yang berbeda. Youngjo akan mengantarkan Sua pulang ke rumahnya, sementara Yura hendak menuju ke toko buku langganannya. Saat ia sedang sedih ataupun resah, ia akan menuju ke toko buku untuk membeli buku atau sekedar menumpang membaca buku yang dipajang di sana, tergantung bagaimana kondisi keuangannya saat itu.

Sampai di tujuannya, Yura turun dari bus dan berjalan menuju toko buku bernama Toko Buku Yeokhwa yang konon dinamakan sesuai nama pemiliknya. Namun sampai saat ini, ia belum pernah bertemu dengan pemiliknya walaupun ia sudah menjadi pengunjung setia selama bertahun-tahun.

Ia berjalan menuju rak buku favoritnya dengan papan bertuliskan Fiksi diatas raknya. Seperti yang sudah kalian ketahui, Yura sangat menyukai cerita dongeng.

Ia mengambil buku yang menarik perhatiannya satu persatu, membaca sinopsisnya, lalu melihat harganya dan mengembalikannya lagi ke rak. Ia menyusuri rak tersebut sampai ditemukannya buku berjudul "Putri Tidur" yang menarik perhatiannya. Sebenarnya ia sudah memiliki buku dengan tema yang sama, tapi belum memiliki versi dari penulis yang ini. Ia pun mengambilnya dan hendak menuju ke kasir.

Untuk menuju ke kasir, ia harus melewati rak buku bagian Kisah Nyata, namun ia tidak pernah mengambil satu pun buku dari rak itu. Tiba-tiba saat ia berjalan melewati rak itu, terjadi suatu hal yang menarik perhatiannya.

Ia pun berhenti.

Tunggu, apa itu tadi? Yura membatin.

Karena penasara, ia pun berbalik arah dan mendekati rak buku tersebut. Dilihatnya sebuah buku berjudul "Seperti yang Kau Inginkan" dengan sampul berwarna ungu muda bergambar mahkota di tengahnya. Ukuran buku tersebut lebih besar dari buku-buku lain yang terletak di rak yang sama, tebalnya kira-kira 200-an halaman.

Apa aku tidak salah lihat? Sepertinya tadi ada cahaya yang keluar dari arah buku ini, batinnya. Ia terheran-heran dan merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Sungguh mustahil dan di luar nalar sebuah buku bisa memancarkan cahaya.

Ia pun mengambil buku bersampul ungu muda tersebut, lalu dibacanya judul buku itu.

"Seperti yang Kau Inginkan..." Ia bergumam pada dirinya sendiri,  kemudian membaca sub judulnya. "Kisah yang akan membawamu menuju dunia yang lain, menjadi seperti yang kau inginkan."

Karena masih penasaran, ia pun membalik buku tersebut dan membaca kata-kata yang tertulis di sampul belakangnya pelan-pelan, "Perpaduan yang indah antara sebuah kisah fiksi dan sebuah kisah kerajaan Korea?" tanyanya pada diri sendiri merasa aneh.

Novel Sageuk. Tapi kenapa buku Fiksi ada di rak buku Kisah Nyata? Apa pegawai di sini salah meletakkannya?  Yura berpikir sambil memiringkan kepalanya sedikit.

Akhirnya ia merasa tertarik membeli buku itu karena buku dengan judul tersebut belum pernah ia lihat sebelumnya. Dilihatnya beberapa buku yang berjudul sama namun dengan warna sampul yang berbeda-beda disusun rapi di belakang buku tadi. Ia berpikir, mungkin ada beberapa seri dari buku tersebut yang dijual di sana.

Setelah menimbang-nimbang, ia pun memutuskan untuk membeli buku yang berwarna ungu muda yang tadi dipegangnya. Sambil membayar di kasir, ia masih memikirkan kejadian aneh yang tadi ia alami. Sebuah buku memancarkan cahaya? Apakah ia tadi berhalusinasi? Ah, mungkin ia hanya kelelahan.

Tia Kim

Hai hai hai! Kalau kamu suka sama ceritanya, jangan lupa masukkan novel ini ke Daftar Pustaka ya! Ikuti terus kelanjutan kisah para tokoh dengan segala konflik dan intrik yang akan semakin memanas nantinya. Pastinya akan seru! 🔥🔥 Jangan lupa juga untuk kasih rating dan komentar kamu ya tentang novel ini. Thank you dan sampai jumpa di bab-bab selanjutnya ya ❤️

| Like

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status