Share

Dua Set Perhiasan Baru

Part 5

Dua Set Perhiasan Berlian Baru

 

Tok tok tokkk

"Ma...lagi ngapain?!" 

Teriakan Rangga dari luar itu, tak ayal membuatku terbangun dari lamunan. Gegas kubuka pintu kamar, sebelum putraku itu menangis, mungkin tadi aku terlalu lama di dalam kamar, hingga dia mencariku.

"Ma, ngapain sih kok pintunya dikunci dari dalam?" tanya Rangga lagi, polos.

"Tadi habis dari toilet, lalu mama mau ganti baju, mangkanya pintunya ditutup gitu," bohongku sambil menggendongnya menuju ke ruang keluarga.

"Tapi kok, ini bajunya tetap sama kayak yang tadi sih?" tanyanya lagi.

"Iya, kan tadi pas mama mau ganti baju, Rangga ketok-ketok pintu, nggak jadi deh," jawabku sambil tersenyum.

Rangga hanya mengangguk, anggukan kepala mendengar ucapanku barusan. Diumurnya yang sekarang ini, memang dia terlalu aktif dan serba ingin tahu, rasa penasarannya amaat tinggi.

"Mama mau kemana sih sekarang? Kok ganti baju?" tanyanya lagi.

"Mama mau keluar sebentar, ada urusan yang harus di selesaikan nih Sayang. Rangga di rumah sama Bik Nurma sebentar saja ya?"

"Iya deh...tapi jangan lama-lama ya Ma, dan saat pulang, jangan lupa  kalau pulang bawain Rangga anggur ya Ma, tadi kulihat di kulkas habis loh..." 

Rangga memang pecinta buah-buahan, setiap hari harus tersedia berbagai macam buah di kulkas untuk persediannya.

"Siap, Bos! Ya sudah Rangga main lagi sama Bik Nurma, jangan lupa nanti siang bobok ya. Mama sekarang mau ganti baju dan langsung berangkat," ucapku yang dibalas anggukan olehnya, lalu kuciumi wajah malaikat kecilku itu, dan meniggalkannya .

"Bik, nanti siang jangan lupa di tidurin ya Rangga, paling sore aku sudah pulang. Nanti misal kalau dia rewel, hubungi aku saja," ucapku pada Bik Nurma yang dibalas juga dengan anggukan juga.

Aku pun kemudian bergegas menuju kekamar dan ganti baju, kemudian keluar rumah dengan menggunakan motor matic mungil keluaran pabrikaan Italia ini. Tujuanku kali ini tentu saja untuk membeli mobil dengan uang yang tadi di kirim Mas Satrio, namun sebelumnya aku ingin shoping dulu, demi menghilangkan rasa sakit hatiku karena saat ini suamiku juga telah sibuk menghabiskan uang bersama selingkuhannya itu.

Sudah sejak setahun yang lalu sebenarnya Mas Satrio memberikanku kartu kredit dengan limit ratusan juta rupiah ini kepadaku, tepatnya saat ulang tahunku tahun lalu.

"Ma, pakailah kartu kredit ini, gunakan sesukamu, tapi ingat jangan boros-boros bunganya banyak banget. Dan tetap harus ingat, jadi istri itu harus pintar menghemat dalam segala hal, jadi wajib digunakan seperlunya saja," ucap Mas Satrio kala itu.

Namun, sekali lagi aku ini memang bodoh sekali, tak pernah sekalipun aku menggunakaan kartu kredit ini. Karena kupikir ini hanya akan pemborosan saja, dan seperti perkataan Mas Satrio aku harus jadi istri yang pintar  menghemat dan menghandle keuangan keluarga, jadi sebisa mungkin ingin kutunjukkan padanya jika aku bisa.

Dan karena hal itulah, aku tak pernah menggunakan kartu ini, setiap keinginanku aku selalu menggunakan uang belanjaku sendiri. Dan memang karena "kehematanku" inilah, Mas Satrio selalu menyanjungku sebagai istri yang pintar dan hebat. 

Ketika kini aku tahu jika Mas Satrio menghburkan uang yang sudah kuhemat bersama selingkuhannya, maka jangan salahkan aku jika limit dari kartu kredit ini akan kuhabiskan hari ini, kebetulan tanggal jatuh tempo pembayarannya masihlah tanggal lima belas bulan depan, jadi waktu masih panjang. Dan ketika semua miliknya nanti sudah berpindah kepadaku, hal ini pasti akan menjadi kejutan dan pukulan tersendiri baginya.

Kini aku telah sampai ditujuanku, sebuah toko perhiasan emas dan berlian yang berada di pusat perbelanjaan terbesar di kotaku ini. Segera aku membeli dua set perhiasan berlian dengan total harga delapan ratus juta rupiah. Kemudian aku langsung keluar dan tujuanku kemudian adalah pegadaian, tentunya untuk menyimpan perhiasan berharga wow yang barusan kubeli tadi. Karena tak ada lagi tempat penyimpanan yang lebih aman selain di sana menurutku. 

Sebelum berangkat tadi, aku juga sudah membawa serta perhiasan milikku, dan nantinya akan kutitipkan bersama perhiasan-perhiasan ini. Mas Satrio dulu bilang jika limit kartu ktedit yang diberikan padaku ini adalah satu miliar, jadi aku masih punya uang berlebih. Aku masih punya ide lain untuk menghabiskan uang itu. 

Biarin deh nanti Mas Satrio akan menanggung banyak bunganya, biar kapok.   Hemmm kenapa sih aku tak dari dulu memakai karu kredit ini, mungkin jika sejak setahun yang lalu kugunakan, aku pasti sudah punya banyak simpanan.

Setelah mengamankan semua perhiasan milikku, aku bergegas menuju showroom mobil, pilihanku jatuh pada merk mobil dengan simbol huruf H, aku pun segera membeli mobil sesuai budjet yang diberikan oleh Mas Satrio tadi. Sebenarnya aku ingin membeli mobil dengan jenis yng lebih baik, tentunya dengan harga yang lebih mahal, namun rasanya sayang sekali jika aku harus mengeluarkan tabungan pribadiku hanya untuk sebuah mobil, mendingan uangku kugunakan untuk investasi property dan emas saja nanti, yang harganya tak surut di makan waktu, malah makin menaik saja.  

Aku segera membayar lunas dan memberikan alamatku untuk pengantaran unitnya, sementara aku akan mampir sebentar ke supermarket untuk membelikan pesanan bos kecilku tadi.

Sore ini, aku pulang ke rumah dengan hati yang bahagia, meski tahu saat ini suamiku sedang main gila sama perempuan lain sih, rasa sakit itu sedikit terobati karena aku juga sedikit telah memoroti uang suamiku itu. 

Nanti malam, rencananya aku akan menyelidiki lebih jauh tentang si Karen itu, untuk membuat rencana kedepannya, tentunya untuk mempermalukan mereka berdua di pesta pernikahannya tanggal dua puluh nanti.

 

 

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status