Share

4. Permainan belum dimulai

Malam ini Ellena dan keluarga suaminya akan mengadakan makan malam bersama. Malam ini juga Keysa berencana akan menginap di rumah milik Ellena tentunya rencana itu tanpa sepengetahuan dan juga tanpa izin dari si empunya rumah.

"El tamunya sudah datang. Cepat siapkan makan malamnya!" teriak Widya menyuruh menantunya untuk melayani mereka.

Meski darah di ubun-ubun Ellena hampir pecah. Sebisa mungkin ia menahan emosinya. Untung saja Rara datang tepat waktu. Ia datang lebih awal karena kabar dari El sahabatnya yang juga membuatnya ikut geram.

"El, suara mak lampir, tuh!" Rara dan El sedang bersantai di taman belakang.

"Biar saja. Biar tenggorokannya putus sekalian."

"Mampus dong kalau putus."

"Itu keinginan ku kalau mungkin bisa terjadi. Ya, sudah bantu aku menyiapkan makan malam mereka, Ra!" El mengajak Rara untuk menyiapkan makan malam keluarganya.

"Tunggu, El." Rara beranjak dari kursi goyang yang ia duduki. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Apa itu, Ra?" tanya El yang penasaran dengan barang yang dibawa oleh sahabatnya tersebut.

"Aku tidak ikhlas sama kelakuan mereka sama kamu. Mereka sudah kamu pungut dan kamu pelihara tapi kelakuan mereka sama kamu justru sebaliknya," geram Rara yang ia tunjukkan pada El.

"Kamu gila? Apa ini nggak bahaya? Kalau mereka mampus bagaimana?"

"Bagus kalau mereka mampus sekalian. Tapi, kamu tenang saja. Obat ini cuma untuk pelajaran biar mereka sedikit kapok."

Dua orang sahabat itu segera melangkah menuju dapur. Masakan yang sudah selesai mereka olah segera mereka susun di atas meja makan berwarna putih berbahan marmer.

"Loh, Ra kamu ada di sini juga?" Keysa yang terkejut melihat keberadaan Rara.

"Tentu saja. Aku di sini di undang pemilik rumah sendiri." Rara tersenyum miring sambil melanjutkan membantu El menata makanan.

"El, siapkan kamar untuk Keysa karena Keysa mau menginap di sini. Kebetulan besok pagi-pagi sekali aku dan Keysa ada perjalanan dinas keluar kota selama beberapa hari." El tidak menolak. Toh semua ini ia lakukan untuk menyenangkan mereka sebelum semuanya merasakan balasan yang sepadan seperti yang di rasakan oleh Ellena.

Rara sudah diberitahu semuanya oleh El. Gadis itu memilih diam dan duduk manis di sebelah sahabatnya.

Saat makan makan di mulai.

"El, ambilkan aku sop iganya dong!" Keysa bak seorang putri yang meminta untuk dilayani.

El tidak menolak tapi tatapan tajam dan emosi ditunjukkan oleh Rara atas kelakuan sahabat yang satunya itu.

"Ma, aku juga besok kebetulan mau pergi menjenguk keluarga mas Kevin. Mas Kevin juga sudah izin cuti dari perusahaan." Tamara bersuara.

"Kok, bisa kebetulan sekali sih. Mama juga mau ada acara sama teman-teman arisan mama. El, kamu nggak apa-apa kan di rumah sendiri." El menanggapinya dengan anggukan.

'Dasar parasit! Kalian kira aku bodoh! Aku tahu kalian semua sudah bersekongkol di belakangku.'

Ketika acara makan telah usai. Tamara dan Kevin---suaminya segera berpamitan. Anak dan menantu Widya itu hanya numpang makan di rumah orang.

"Sayang, kamu istirahat saja dulu. Besok pejalan kalian pasti melelahkan. Meja dan peralatan makan biar El saja yang bereskan soalnya El sudah terbiasa karena tidak ada pekerjaan lain. Iya, kan El?Widya menyuruh Keysa. Sementara El hanya tersenyum samar justru Rara yang seolah tidak terima dengan perlakuan Widya pada menantunya sendiri.

"Benar kata mama, Key. Biar El saja yang bereskan. Kamu kan tamu di rumah ini." Bara mendukung ibunya bukan memihak pada istrinya sendiri.

Usai semua tamu berpamitan pulang. Mereka masuk ke kamar masing-masing.

"Mas, kamu kenapa?" tanya El penasaran karena melihat suaminya yang bolak balik keluar kamar kecil.

"Aku juga nggak tahu, El. Perut aku tiba-tiba mules banget."

'Syukur in kamu!' El menertawakan suaminya dalam hati.

El dan Rara sengaja bersekongkol. Keduanya sengaja memberikan obat pencahar pada minuman Bara dan juga Keysa.

Di dalam kamar tamu. Keysa berkali-kali menghubungi nomer kekasihnya namun nihil karena ponsel milik Bara telah dimatikan oleh istrinya dan nomer Bara juga berhasil disadap oleh Ellena.

"Dasar perempuan gatal. Rasakan saja sedikit pembalasanku ini. Percuma tidak akan ada orang yang menolong mu." El sengaja mengganti kunci kamar tamu agar El tidak bisa keluar kamar pun sebaliknya Bara tidak bisa mengunjungi gundiknya yang sedang berada di kamar tamu. Tidak lupa serbuk gatal sudah El taburkan di atas ranjang yang ditempati oleh Keysa dan bisa dibayangkan selain menderita sakit perut akibat obat pencahar ditambah lagi gatal-gatal yang saat ini sedang menyerang kulitnya yang tidak pernah telat perawatan klinik kecantikan menggunakan uang milik Ellena.

Iya, Ellena tahu aneh hal itu karena tempat perawatan kecantikan Keysa adalah tempat biasa El juga melakukan perawatan sebelum dirinya disibukkan untuk mengurus rumah, suami, dan juga ibu mertuanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status