"El, hari ini Keysa mau makan malam bareng kita. Kamu jangan lupa masak yang banyak. Masak gulai ikan kakap sama sup iga sapi itu kesukaannya Keysa." Tanpa memperhatikan perasaan hati anak menantunya. Widya memerintah pada Ellena untuk menyiapkan makan malam dengan menyajikan makanan yang menjadi kesukaan tamunya itu. Keysa adalah sahabat dari Ellena, tetapi gadis itu sangat pandai mengambil hati seluruh keluarga Bara.
Rumah yang merupakan kediaman milik Ellena tetapi seolah Ellena yang menumpang hidup pada keluarga Bara. Ellena yang harus patuh pada tamunya. Dengan tanpa tahu malunya tanpa mempertimbangkan apakah El setuju atau tidak. Widya sudah mengambil keputusan untuk memecat dua asisten rumah tangga yang bekerja di rumah tersebut dengan alasan karena Ellena ingin melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga.El, patuh bukan berarti dia bodoh hanya saja sebuah misi balas dendamnya agar sakit hatinya itu bisa terobati.Setelah menikah ..."Mas, rumah ini sepi kalau kita tinggali cuma berdua. Bagaimana kalau kamu ajak sekalian mama kamu untuk tinggal sama kita." Pikir El saat belum mengetahui bagaimana watak dari keluarga barunya itu. Pikirannya polos karena dirinya terbiasa dibesarkan di sebuah keluarga yang selalu berpikir dan ber aura positif."Iya, itu terserah kamu saja. Lagian ini juga rumah milik kamu.""Milik kita, Mas. Kita kan sudah menikah."Jika mengingat kejadian yang sudah berlalu. El rasanya ingin menertawakan dirinya sendiri atas kepolosan yang terbungkus oleh kebodohannya karena membiarkan serta merawat benalu untuk tumbuh subur.Dengan mengendarai mobil milik Bara yang merupakan kendaraan keluaran tahun yang sudah lama. El segera menuju pusat perbelanjaan. Lagi-lagi lukanya yang belum pulih sudah ditindih lagi dengan luka yang baru. Saat ia baru saja memasuki area parkir. Tidak sengaja matanya menangkap sebuah kendaraan yang sangat mirip dengan keadaan miliknya yang kini telah berpindah tangan menjadi kendaraan pribadi Bara.El sengaja mencari jarak antara kendaraan yang ia bawa dengan mobil tempat suaminya parkir."Ngapain mereka masih jam segini sudah berkeliaran."El, baru menyadari. Harusnya sedari lama ia segera memasang GPS serta menyadap ponsel milik suaminya. Oke lah, meskipun terlambat setidaknya El sudah menyadari akan hal itu.El segera menuju pintu masuk tidak lupa masker dan kaca mata yang selaku ia bawa di dalam tas nya ia kenakan. El tindak ingin jika dia tikus itu menyadari keberadaannya.El segera masuk ke toko pakaian muslim. Sebuah kardigan dan juga hijab panjang segera ia bayar dan segera ia kenakan penutup kepala yang selama itu tidak pernah ia pergunakan untuk menutupi mahkotanya."Sempurna," desisnya sambil mematut diri di depan cermin yang tersedia di toko tersebut.El sebenarnya jauh lebih cantik dari pada Keysa. Hanya kepolosannya saja yang ingin mengabdikan diri menjadi seorang istri yang baik untuk suaminya. El, sedikit melupakan dirinya sendiri yang perlu dirawat dan dijaga tidak hanya suami dan juga ibu mertuanya saja yang harus mendapatkan pelayanan yang utama.El segera menyusuri lantai dan lorong-lorong di pusat perbelanjaan itu. Dan mata elangnya kini tertuju pada sebuah toko perhiasan yang ketika itu kondisinya tidak cukup ramai."Mas, aku ingin cincin ini. Aku kepengen cincin seperti yang pernah dipakai sama El." Telinga El mendengar rengekan manja yang baginya terdengar sangat menjijikkan."Kamu pilih saja yang kamu mau. Apa pun yang kamu pakai aku yakin kamu pasti terlihat lebih cantik," puji Bara pada gundiknya.Andai bukan di tempat umum sudah pasti bogem mentah sudah ia hadiahkan untuk keduanya.Sabar, sabar, El menasehati dirinya sendiri. Mencoba menenangkan emosinya sendiri.El sengaja mengambil posisi tidak jauh dari pasangan tersebut."Apa tidak ada waktu lain sampai-sampai jam kerja mereka justru enak-enakan kelayapan yang aku yakin pasti menggunakan uang perusahaan," rutuk El dalam hatinya.El sengaja berpura-pura memilih perhiasan juga. Cincin yang harganya jauh di atas cincin yang dipilih oleh Keysa yang menjadi pilihannya."Mbak saya mau cincin yang itu!" tunjuk El yang seketika suara menjadi pusat perhatian dua orang yang sedang dimabuk asmara."Selera nyonya sangat berkelas," puji karyawan yang tengah melayani El. Tentu saja perihal perhiasan El sudah tidak bisa di ragukan lagi seleranya. Banyak koleksi miliknya dan juga milik mendingan mamanya yang sengaja ia sembunyikan dari suami dan juga keluarganya."Memangnya berapa harga cincin itu, Mbak," tanya Keysa yang sengaja menyahut karena merasa kesal jika ada yang menyainginya dan berada di atasnya."Itu limited edition, Mbak. Harga 1, 2 M." Mata Keysa dan Bara dibuat melotot bersamaan karena mendengar harga yang fantastis yang baru saja disebutkan oleh karyawan toko perhiasan tersebut."Pasti nyonya ini istri orang kaya," sahut karyawan yang tadi melayani Keysa dan Bara."Mbak salah. Suami saya itu kere tukang selingkuh lagi. Hidupnya dan keluarganya saja masih numpang sama saya. Eh, bisa-bisanya dia piara gundik untuk morotin duitnya saja," sindir El yang sengaja ia tujukan pada suaminya yang tidak jauh dari tempatnya."Berarti asli keturunan anak orang kaya.""Iya, Alhamdulillah.""Kenapa nyonya sudi dinikahi pria kere. Kenapa tidak cari suami yang sama-sama kaya." Para karyawan perempuan itu justru dibuat kepo karena celetukan yang keluar dari mulut El."Itulah kebodohan dan kesalahan terbesar dalam hidup saya. Tapi tenang. Mereka tidak akan happy ending. Saya sengaja ingin menjebak tikus-tikus itu untuk kemudian saya akan musnahkan mereka di sarangnya." Mendengar itu Bara dan Keysa dibuat begidig negeri meskipun mereka tidak tahu jika orang itu adalah El perempuan yang sudah mereka khianati.Malam ini Ellena dan keluarga suaminya akan mengadakan makan malam bersama. Malam ini juga Keysa berencana akan menginap di rumah milik Ellena tentunya rencana itu tanpa sepengetahuan dan juga tanpa izin dari si empunya rumah."El tamunya sudah datang. Cepat siapkan makan malamnya!" teriak Widya menyuruh menantunya untuk melayani mereka.Meski darah di ubun-ubun Ellena hampir pecah. Sebisa mungkin ia menahan emosinya. Untung saja Rara datang tepat waktu. Ia datang lebih awal karena kabar dari El sahabatnya yang juga membuatnya ikut geram."El, suara mak lampir, tuh!" Rara dan El sedang bersantai di taman belakang."Biar saja. Biar tenggorokannya putus sekalian.""Mampus dong kalau putus.""Itu keinginan ku kalau mungkin bisa terjadi. Ya, sudah bantu aku menyiapkan makan malam mereka, Ra!" El mengajak Rara untuk menyiapkan makan malam keluarganya."Tunggu, El." Rara beranjak dari kursi goyang yang ia duduki. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana."Apa itu, Ra?" tanya El
Sampai pagi harinya. El sengaja membiarkan suaminya sampai tertidur di kamar mandi, mungkin karena kecapean bolak balik ke toilet hingga Bara menjadi tidak sadar. El masa bodoh setelah mengetahui fakta bagaimana melakukan orang yang sudah dengan tulus ia berikan kasih sayang dan cintanya namun justru sebaliknya yang ia dapatkan. Penghianatan. El tidak mengkhawatirkan kondisi dari suaminya karena obat tersebut tidaklah berbahaya. Rara---sahabatnya juga tidak akan mungkin setega itu. Sebelumnya dia juga sudah berkonsultasi dengan petugas penjual obat tersebut."El, sudah jam berapa ini?" Bara keluar dari kamar mandi dengan kondisinya yang kacau. El sengaja pura-pura masih tidur padahal sudah dari tadi perempuan itu terjaga dari tidurnya.El pura-pura mengucek matanya dan mengeluarkan seolah ia memang benar baru bangun dari tidurnya."Mas, kamu kok berantakan seperti itu?" Bara sedikit lebih pucat mungkin karena banyak cairan tubuhnya yang terkuras.Bara segera melihat jam didinding ya
Vid, sudah kamu bereskan semuanya? Bereskan jangan sampai ada yang tersisa. Mereka semuanya sudah pergi." El sedang berbicara dengan seseorang di seberang sana.Sementara suami dan keluarganya serta gundiknya bersenang-senang dan menikmati uang perusahaan milik keluarganya. El berserta tim nya sedang bekerja keras untuk membereskan para benalu yang tidak tahu diri tersebut."Kamu serahkan semuanya sama aku. Aku juga sudah konfirmasi sama om Danu perihal masalah yang tengah kamu hadapi ini." "Terserah kamu, Vid. Semoga om Danu tidak keberatan karena kamu tahu sendiri pernikahan ku dan juga Bara atas perantara nya karena om Danu sangat menaruh harapan pada pria brengsek itu. Tapi syukurlah kalau kamu mau membantu untuk membuka kedok siapa sebenarnya Bara dan keluarganya itu."Di tempat lain. Tujuan awal Bara dan keluarganya adalah tempat kelahiran Keysa. Di sana mereka sedang menggelar acara pernikahan yang sedang mereka sembunyikan dari El. "Alhamdulillah sekarang kita sudah sah jadi
"Ma, coba mama hubungi nomer Bara. Siapa tahu Bara bisa bantuin kita dari pada kita disuruh cuci piring semalaman. Nggak banget dan pasti bikin kita hilang muka." Tamara meminta pada ibunya menghubungi nomer adik bungsunya."Iya, Ma. Benar kata Tamara. Coba mama telepon nomer Bara.""Iya iya sebentar mama mau hubungi ke nomer Bara." Widya segera mencari kontak milik putra semata wayangnya. Setelah menemukan nomer tersebut dari deretan nomer yang tersimpan di aplikasi kontak miliknya.Sudah beberapa kali Widya mencoba untuk menghubungi nomer tersebut namun nihil tidak ada balasan dari seberang."Bagaimana, Ma?" tanya Tamara dengan raut cemasnya karena sedari tadi ia melihat ekspresi ibunya yang berdecak kesal.Widya menggelengkan kepalanya. "Belum nyambung. Apa mungkin pesawat mereka belum sampai atau ponsel mereka masih mati."Tamara terlihat gusar. "Terus nasib kita bagaimana ini? Bagaimana ceritanya kartu ATM mama dan milik mas Kevin barengan nggak bisa dipakai?" Tamara mulai menaru
El sengaja pulang lebih awal karena dirasa semua urusannya telah usai. El sudah mengetahui perihal kepulangan dari ibu mertuanya tinggal suami dan juga madunya yang masih menjadi gelandangan di negeri orang. El tahu semua tentang keluarganya itu karena orang sewaannya yang senantiasa memata-matai suami dan juga keluarganya."El, sepertinya nenek sihir sudah sampai di rumah." Taksi online yang El dan Rara tumpangi sudah memasuki pelataran rumah El."Sepertinya.""Kira-kira mereka bakal curiga kamu datang seperti ini apa tidak? Atau sekalian saja kamu balik ke rumah ini nunggu si ulet bulu dan suami tidak tahu dirimu itu pulang dulu." Rara memberikan pertimbangan pada sahabatnya."Ada benarnya juga. Kurang spesial kalau aku langsung datang seperti ini. Pasti nanti mereka keenakan lagi menghabiskan uangku. Kalau seperti ini kita masih bisa mengerjai mereka.""Aku ada ide." Rara membisikkan sesuatu ke telinga sahabatnya.El mengangguk mengerti apa ide yang diberikan oleh Rara.El segera
Keysa segera berlari keluar kamar. Ia segera mencari Bara yang sedang berada di kamarnya."Mas buka pintunya!" seru Keysa sambil mengetuk pintu kamar tersebut. Wanita itu nekat karena tahu jika El sedang tidak berada di rumahnya."Mas ini, Aku. Cepat buka pintunya!" Keysa yang sudah panik tidak bisa mengontrol emosinya."Kamu ini kenapa sih Key?" desis Bara sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. Pria itu khawatir jika El tiba-tiba saja datang dan memergoki mereka."Kamu itu, Mas! Lihat ini!" Keysa segera mendorong tubuh Bara untuk masuk ke dalam kamar dan segera menunjukkan ponsel miliknya pada pria tersebut."Kamu dapat foto ini dari mana?" "Bukan cuma itu. Tapi, lihat ini juga!" Keysa menunjukkan foto yang lain selain foto mereka berdua.Mata Bara membola sama halnya saat Keysa pertama kali melihatnya. "Ini bukannya foto mama dan juga mbak Tamara? Kenapa mereka bisa seperti ini?""Aku juga mana tahu. Bukan hanya foto tapi ada juga videonya. Video kita juga mama kamu." Bara menatap Ke
Pagi hari di rumah Ellena. Keadaan masih sama. Rumah akan tetep kotor dan berantakan jika bukan dirinya sendiri yang bergerak untuk membersihkannya. Ibu mertuanya hanya ongkang-ongkang kaki di rumah tersebut tanpa ingin sedikit pun membantu menantunya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaan rumah tersebut. Sebelumnya, El memperkenalkan dua orang asisten rumah tangga. Tetapi setelah kedatangan Widya, perempuan itu bertindak seolah dialah penguasa di rumah tersebut. Dua asisten rumah tangga yang dipekerjakan oleh El dipecatnya tanpa izin dari Ellena. Ellena tidak keberatan pikirnya ia ingin tulus berbakti untuk melayani suami dan juga ibu mertuanya sebelum dirinya mengetahui belang dari keluarga suaminya tersebut."El kenapa meja makan masih kosong? Kamu juga pagi-pagi sekali sudah rapi. Mau pergi lagi, Kamu?" sungut Widya karena kesal di saat perutnya kosong. Dirinya tidak menemukan satu apa pun di atas meja makan."El sibuk, Ma. Ada urusan penting.""Kamu jangan sok-sokan deh, El.
Bara dan Keysa sudah dalam perjalanan menuju tempat kerja mereka. Keysa bersikap manja pada Bara selama mereka dalam perjalanan. Tangannya tidak mau lepas dari lengan pria yang sekarang menjadi suaminya.Berbeda dengan Keysa. Bara justru pikirannya sedang tidak pada tempatnya. Meskipun raganya bersama dengan Keysa. Pikiran pria tersebut sibuk memikirkan tentang sikap istrinya yang mulai berubah dan seolah berusaha untuk menghindari dirinya. Bara merasa jika ada yang sengaja disembunyikan oleh Ellena."Mas, kira-kira nanti kita akan bulan madu kemana?" Keysa masih bergelayut manja sambil menatap nakal ke arah Bara yang fokus kemudikan kendaraannya. "Aku nanti juga mau ganti mobil baru pokoknya. Oh iya, Mas. Kamu habis beliin El tas baru lagi? Aku baru tas baru yang dipakai El tadi pagi. Itu tas mahal loh, Mas. Kenapa kamu beliin tas untuk El tapi tidak beli untuk aku juga." Keysa mulai protes dan merajuk. Pagi tadi Keysa memang sempat memperhatikan penampilan El yang berubah dari pad