"Vid, tolong persiapan semuanya. Aku percayakan semuanya sama kamu!" perintah Ellena pada seseorang sebelum ia mengakhiri percakapan. Iya, setelah mengendus kecurangan yang sudah dilakukan oleh suami dan ditambah pula peran dari keluarga Bara membuat Ellena perempuan 25 tahun tersebut meradang.
"El, apakah kamu sudah yakin?" tanya Rara salah satu sahabat baiknya sedari kecil."Iya, tentu saja. Akan aku buat tikus-tikus itu masuk ke dalam perangkap dan mati membusuk di dalam sarang yang sudah mereka buat sendiri.Dua tahun sudah perjalanan rumah tangga antara Ellena dan Bara berjalan. Awal pertemuan mereka adalah di perusahaan milik orang tua Ellena. Ellena yang sengaja bekerja sebagai karyawan magang sedangkan Bara merupakan salah satu karyawan berprestasi dan juga menjadi salah satu orang kepercayaan Danu sebagai pemegang perusahaan untuk sementara sebelum akhirnya akan berpindah pada memilik asli yakni Ellena Gunawan Wijaya.Ellena yang sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Danu menurut atas perjodohan yang diinginkan oleh Danu sebagai pengganti orang tua Ellena."Kalau saja kamu tidak menolong ular dan membawanya pulang. Mungkin nasib kamu tidak akan seperti ini, El.""Percuma meyakinkan lalat jika bunga lebih harum dari pada sampah."Iya, Keysa adalah salah satu sahabat Ellena dan juga Rara. Keysa yang berbeda dari dua sahabatnya itu merupakan anak dari keluarga sederhana. Ellena sengaja menolong dengan memberikan pekerja dan memasukkannya ke dalam perusahaan miliknya. Tanpa sepengetahuan Ellena, Gara tiba-tiba memecat sektretaris kepercayaan yang dipilihkan oleh perusahaan dan menggantikannya dengan Keysa yang notabene adalah karyawan biasa.[El, Bu Nurma tiba-tiba dipecat sama Bara.]Sebuah pesan masuk ke aplikasi perpesanan milik Ellena. Pesan tersebut tidak lain dikirim oleh David salah satu tangan kanan Danu dan juga Ellena.[Yang benar kamu, Vid.][Apa untungnya aku berbohong.][Aku tidak meragukan hubungan mu dengan Bara. Tapi aku menaruh kecurigaan besar pada suami kamu dan sektretaris barunya.][Sekretaris baru? Apa ada karyawan baru di perusahaan?][Tidak ada. Tetapi sahabat kamu sendiri yang sekarang menjadi sekretaris pribadi suami kamu. Aku hanya ingin mengingatkan kamu. Lebih baik kamu waspada. Percaya boleh tapi jangan bodoh dan mudah dibodohi.]Percakapan Ellena dan David beberapa waktu yang lalu.Sebelumnya, Ada sedikit rasa waspada dalam hati Ellena. Suami yang tiba-tiba berubah. Sering pulang telat sering mengabaikan dirinya."Aku cuma bisa mendoakan kamu, El. Semoga kamu baik-baik saja di sana. Kalau urusanku sudah selesai. Aku pasti akan susul kamu ke sana."Ellena dan sahabatnya yang lain sedang menyusun sebuah rencana. Mereka tengah menjalankan misi untuk memberikan efek jera pada manusia-manusia yang tidak tahu balas budi."Iya, Ra. Makasih. Kamu doain saja semua berjalan lancar. Kita biarkan saja mereka sekarang bisa bersenang-senang.""Iya, kita lihat nanti apakah mereka masih bisa tersenyum dan tertawa seperti saat ini. Satu lagi. Jangan lupa kamu awasi ibu mertua dan juga ipar kamu. Aku yakin mereka juga tidak jauh berbeda dari suami kamu."Ellena tidak akan lupa jika atas permintaan rayuan dari ibu mertuanya yang meminta agar ipar dari suaminya itu juga dipekerjakan di perusahaan milik Danu.Ellena juga tidak lupa bagaimana perubahan sikap dari istri iparnya itu---Tamara yang gemar berbelanja barang bermerek padahal sebelumnya suaminya hanya pekerja biasa dengan gaji yang tidak sepadan dengan gaya mereka."El, tolong siapkan baju dinas aku. Mungkin tiga hari ini aku tidak akan pulang. Aku ada perjalanan dinas di luar kota."Bara baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggang. Pria berkulit bersih memamerkan dada bidangnya. Jika sebelumnya darah Ellena akan berdesir tetapi tidak untuk kali ini.Sudah cukup sekali Ellena dibuat sakit hati dan merasa dipermalukan karena keinginannya sebagai haknya seorang istri ditolak mentah-mentah oleh Bara karena alasan sakit. Tentu saja itu hanya alasan belaka. Yang sebenarnya terjadi adalah dirinya sudah mendapatkan kehangatan dari perempuan lain.Ellena tersenyum kecut. Lagi-lagi dia dibodohi oleh pria berstatus sebagai suami tersebut. Ellena telah mengetahui jika suaminya itu akan berlibur dengan gundiknya di luar negeri dan parahnya keluarnya juga diikut sertakan kecuali dirinya.Hati istri mana yang tidak perih mendapatkan perlakuan dsn pembalasan yang menyakitkan dari suami dengan sebuah kebohongan dan penghianatan.Masih ingat di telinga Ellena percakapan antara ibu mertua dan juga suaminya beberapa waktu yang lalu yang diam-diam ia curi dengar."Kamu pokoknya harus jaga sikap kamu, Bara. Jangan sampai pak Danu, Om nya si El mengetahui kelakuan kamu.""Mama tenang saja. El sudah bucin banget sama Bara. Pasti apa pun yang Bara minta akan dituruti sama dia. Kalau saja dia bukan keponakan kesayangan pak Danu sudah dari dulu Bara tolak perjodohan ini. Tapi ada untungnya juga. Bara nikah sama si El dan karir Bara tiba-tiba bisa melesat sampai sekarang ini.""Mama cuma mau mengingatkan kamu.""Iya, Ma. Makasih. Ingatin juga mbak Tamara biar nggak boros karena hobi belanja melulu. Bisa-bisa El curiga dan lapor sama Om nya.""El, hari ini Keysa mau makan malam bareng kita. Kamu jangan lupa masak yang banyak. Masak gulai ikan kakap sama sup iga sapi itu kesukaannya Keysa." Tanpa memperhatikan perasaan hati anak menantunya. Widya memerintah pada Ellena untuk menyiapkan makan malam dengan menyajikan makanan yang menjadi kesukaan tamunya itu. Keysa adalah sahabat dari Ellena, tetapi gadis itu sangat pandai mengambil hati seluruh keluarga Bara.Rumah yang merupakan kediaman milik Ellena tetapi seolah Ellena yang menumpang hidup pada keluarga Bara. Ellena yang harus patuh pada tamunya. Dengan tanpa tahu malunya tanpa mempertimbangkan apakah El setuju atau tidak. Widya sudah mengambil keputusan untuk memecat dua asisten rumah tangga yang bekerja di rumah tersebut dengan alasan karena Ellena ingin melakukan perannya sebagai ibu rumah tangga. El, patuh bukan berarti dia bodoh hanya saja sebuah misi balas dendamnya agar sakit hatinya itu bisa terobati.Setelah menikah ..."Mas, rumah ini sepi kalau kita tinggali c
Malam ini Ellena dan keluarga suaminya akan mengadakan makan malam bersama. Malam ini juga Keysa berencana akan menginap di rumah milik Ellena tentunya rencana itu tanpa sepengetahuan dan juga tanpa izin dari si empunya rumah."El tamunya sudah datang. Cepat siapkan makan malamnya!" teriak Widya menyuruh menantunya untuk melayani mereka.Meski darah di ubun-ubun Ellena hampir pecah. Sebisa mungkin ia menahan emosinya. Untung saja Rara datang tepat waktu. Ia datang lebih awal karena kabar dari El sahabatnya yang juga membuatnya ikut geram."El, suara mak lampir, tuh!" Rara dan El sedang bersantai di taman belakang."Biar saja. Biar tenggorokannya putus sekalian.""Mampus dong kalau putus.""Itu keinginan ku kalau mungkin bisa terjadi. Ya, sudah bantu aku menyiapkan makan malam mereka, Ra!" El mengajak Rara untuk menyiapkan makan malam keluarganya."Tunggu, El." Rara beranjak dari kursi goyang yang ia duduki. Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana."Apa itu, Ra?" tanya El
Sampai pagi harinya. El sengaja membiarkan suaminya sampai tertidur di kamar mandi, mungkin karena kecapean bolak balik ke toilet hingga Bara menjadi tidak sadar. El masa bodoh setelah mengetahui fakta bagaimana melakukan orang yang sudah dengan tulus ia berikan kasih sayang dan cintanya namun justru sebaliknya yang ia dapatkan. Penghianatan. El tidak mengkhawatirkan kondisi dari suaminya karena obat tersebut tidaklah berbahaya. Rara---sahabatnya juga tidak akan mungkin setega itu. Sebelumnya dia juga sudah berkonsultasi dengan petugas penjual obat tersebut."El, sudah jam berapa ini?" Bara keluar dari kamar mandi dengan kondisinya yang kacau. El sengaja pura-pura masih tidur padahal sudah dari tadi perempuan itu terjaga dari tidurnya.El pura-pura mengucek matanya dan mengeluarkan seolah ia memang benar baru bangun dari tidurnya."Mas, kamu kok berantakan seperti itu?" Bara sedikit lebih pucat mungkin karena banyak cairan tubuhnya yang terkuras.Bara segera melihat jam didinding ya
Vid, sudah kamu bereskan semuanya? Bereskan jangan sampai ada yang tersisa. Mereka semuanya sudah pergi." El sedang berbicara dengan seseorang di seberang sana.Sementara suami dan keluarganya serta gundiknya bersenang-senang dan menikmati uang perusahaan milik keluarganya. El berserta tim nya sedang bekerja keras untuk membereskan para benalu yang tidak tahu diri tersebut."Kamu serahkan semuanya sama aku. Aku juga sudah konfirmasi sama om Danu perihal masalah yang tengah kamu hadapi ini." "Terserah kamu, Vid. Semoga om Danu tidak keberatan karena kamu tahu sendiri pernikahan ku dan juga Bara atas perantara nya karena om Danu sangat menaruh harapan pada pria brengsek itu. Tapi syukurlah kalau kamu mau membantu untuk membuka kedok siapa sebenarnya Bara dan keluarganya itu."Di tempat lain. Tujuan awal Bara dan keluarganya adalah tempat kelahiran Keysa. Di sana mereka sedang menggelar acara pernikahan yang sedang mereka sembunyikan dari El. "Alhamdulillah sekarang kita sudah sah jadi
"Ma, coba mama hubungi nomer Bara. Siapa tahu Bara bisa bantuin kita dari pada kita disuruh cuci piring semalaman. Nggak banget dan pasti bikin kita hilang muka." Tamara meminta pada ibunya menghubungi nomer adik bungsunya."Iya, Ma. Benar kata Tamara. Coba mama telepon nomer Bara.""Iya iya sebentar mama mau hubungi ke nomer Bara." Widya segera mencari kontak milik putra semata wayangnya. Setelah menemukan nomer tersebut dari deretan nomer yang tersimpan di aplikasi kontak miliknya.Sudah beberapa kali Widya mencoba untuk menghubungi nomer tersebut namun nihil tidak ada balasan dari seberang."Bagaimana, Ma?" tanya Tamara dengan raut cemasnya karena sedari tadi ia melihat ekspresi ibunya yang berdecak kesal.Widya menggelengkan kepalanya. "Belum nyambung. Apa mungkin pesawat mereka belum sampai atau ponsel mereka masih mati."Tamara terlihat gusar. "Terus nasib kita bagaimana ini? Bagaimana ceritanya kartu ATM mama dan milik mas Kevin barengan nggak bisa dipakai?" Tamara mulai menaru
El sengaja pulang lebih awal karena dirasa semua urusannya telah usai. El sudah mengetahui perihal kepulangan dari ibu mertuanya tinggal suami dan juga madunya yang masih menjadi gelandangan di negeri orang. El tahu semua tentang keluarganya itu karena orang sewaannya yang senantiasa memata-matai suami dan juga keluarganya."El, sepertinya nenek sihir sudah sampai di rumah." Taksi online yang El dan Rara tumpangi sudah memasuki pelataran rumah El."Sepertinya.""Kira-kira mereka bakal curiga kamu datang seperti ini apa tidak? Atau sekalian saja kamu balik ke rumah ini nunggu si ulet bulu dan suami tidak tahu dirimu itu pulang dulu." Rara memberikan pertimbangan pada sahabatnya."Ada benarnya juga. Kurang spesial kalau aku langsung datang seperti ini. Pasti nanti mereka keenakan lagi menghabiskan uangku. Kalau seperti ini kita masih bisa mengerjai mereka.""Aku ada ide." Rara membisikkan sesuatu ke telinga sahabatnya.El mengangguk mengerti apa ide yang diberikan oleh Rara.El segera
Keysa segera berlari keluar kamar. Ia segera mencari Bara yang sedang berada di kamarnya."Mas buka pintunya!" seru Keysa sambil mengetuk pintu kamar tersebut. Wanita itu nekat karena tahu jika El sedang tidak berada di rumahnya."Mas ini, Aku. Cepat buka pintunya!" Keysa yang sudah panik tidak bisa mengontrol emosinya."Kamu ini kenapa sih Key?" desis Bara sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. Pria itu khawatir jika El tiba-tiba saja datang dan memergoki mereka."Kamu itu, Mas! Lihat ini!" Keysa segera mendorong tubuh Bara untuk masuk ke dalam kamar dan segera menunjukkan ponsel miliknya pada pria tersebut."Kamu dapat foto ini dari mana?" "Bukan cuma itu. Tapi, lihat ini juga!" Keysa menunjukkan foto yang lain selain foto mereka berdua.Mata Bara membola sama halnya saat Keysa pertama kali melihatnya. "Ini bukannya foto mama dan juga mbak Tamara? Kenapa mereka bisa seperti ini?""Aku juga mana tahu. Bukan hanya foto tapi ada juga videonya. Video kita juga mama kamu." Bara menatap Ke
Pagi hari di rumah Ellena. Keadaan masih sama. Rumah akan tetep kotor dan berantakan jika bukan dirinya sendiri yang bergerak untuk membersihkannya. Ibu mertuanya hanya ongkang-ongkang kaki di rumah tersebut tanpa ingin sedikit pun membantu menantunya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaan rumah tersebut. Sebelumnya, El memperkenalkan dua orang asisten rumah tangga. Tetapi setelah kedatangan Widya, perempuan itu bertindak seolah dialah penguasa di rumah tersebut. Dua asisten rumah tangga yang dipekerjakan oleh El dipecatnya tanpa izin dari Ellena. Ellena tidak keberatan pikirnya ia ingin tulus berbakti untuk melayani suami dan juga ibu mertuanya sebelum dirinya mengetahui belang dari keluarga suaminya tersebut."El kenapa meja makan masih kosong? Kamu juga pagi-pagi sekali sudah rapi. Mau pergi lagi, Kamu?" sungut Widya karena kesal di saat perutnya kosong. Dirinya tidak menemukan satu apa pun di atas meja makan."El sibuk, Ma. Ada urusan penting.""Kamu jangan sok-sokan deh, El.