Share

Bab 18

POV Ibu Rohim.

Apa yang kukhawatirkan akhirnya terjadi sudah. Menantu yang begitu menyayangiku, merawatku dengan begitu baik, kini tahu rahasia yang selama lima tahun ini kamu sembunyikan. Bangkai yang kami tertimbun, akhirnya tercium sudah.

Rumi, menantuku pergi meninggalkanku. Bahkan saat aku pingsan dan masuk rumah sakit pun ia tak berniat mengunjungiku. Sesakit itu kah hatinya?

Rasa bersalah terus menghantui. Ada rasa tak tega memperlakukan Rumi yang begitu baik, dengan begitu kejamnya. Namun apa boleh buat, hanya itulah jalan satu-satunya.

"Mana Rumi? Kamu nggak berhasil bawa menantuku kesini?" tanyaku pada Rohim. Dia baru saja datang menghampiriku yang sedang tergolek lemas di atas ranjang pasien. Bukannya menjawab, Rohim malah diam. Namun, tanpa di jawab pun aku tahu hasilnya. Pasti ia tak sanggup membawa Rumi untukku. Kuhela napas panjang.

"Ibu pinjam ponselmu," ucapku pada anak lelakiku. Kedua netranya menyipit. "Untuk apa, Bu?"

"Biar Ibu hubungi menantu Ibu. Ibu sudah hapal
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status