Share

Bab 5

"Kita sudah mengalahkan nya Liora."   

"Monster pohon? Maksud mu Kleine Boom, kalian cukup beruntung bertemu dengan nya." 

"Beruntung?" 

"Ya, ada dua cara untuk keluar dari Hutan Kematian. Pertama mengalahkan Penguasa Hutan salah satu makhluk terkuat dibenua ini. Kedua dengan mengalahkan Boom Family." 

"Boom Family? Maksud mu keluarga Kleine Boom?"

"Ya, kerena Hutan Kematian yang didominan oleh Pohon Tentu saja Pohon akan tau jalan keluar. Hanya saja tidak mudah untuk menemukan Boom Family mereka pandai bersembunyi dan mereka cukup kuat." 

Madam Sami mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, batu biru yang memancarkan cahaya terang batu yang sangat Raymond kenal.

"Bukankah itu inti dari Kleine Boom yang sudah kami kalahkan? Bagaimana itu ada disini?" 

"Kau yang membawanya bukan pria cantik." 

"Aku? Tidak, jika dipikir- pikir bagaimana kita bisa berada disini?" 

Madam Sami menghela nafas lalu Dia menepuk tangan sebuah kursi muncul dari udara tipis, Mereka bertiga menatap kagum dan penuh rasa ingin tau kearah Madam Sami.

Setelah duduk Masam Sami menatap meraka sekali lagi sebelum membuka suaranya.

"Saat kalian berhasil mengalahkan salah satu dari Boom Family, secara alami kalian akan keluar dari Hutan Kematian. Jantung dari Boom Family bisa kalian gunakan sebagai tiket masuk ke Hutan Kematian jadi lebih baik kalian menjaganya baik-baik." 

Raymond menatap jantung Boom Family di tanggannya, ada satu hal lain yang ingin dia ketahui setelah ragu- ragu sejenak akhirnya Raymond memutuskan untuk bertanya.

"Apa kau tau tentang asap hitam yang keluar dari pohon mati?"

"Maksudmu mana mati? Mengapa kamu menanyakan itu." 

"Saat di Hutan kematian mana  mati itu mencoba memasuki tubuh ku, rasanya seperti jantungku diremas dan  tubuh ku ditusuk ribuan pedang." 

"Aku tidak tau kau pernah di perlakukan seperti itu. Bagaimana rasa Ray?" 

"Itu perumpamaan Liora dan juga jangan lihat aku seperti orang yang harus dikasihani itu menyebalkan." 

Madam Sami Kaget atas pernyataan Raymond yang terbilang agak tidak masuk akal, pasalnya yang dia tau hanya orang- orang tertentu yang bisa  menyerap mana mati.

Karena jika manusia biasa menyerap mana mati, tubuh mereka tidak bisa menahan nya. Dan mereka akan mati dengan organ dalam tubuh mereka berantakan.

Ataukah Raymond termasuk orang- orang itu, Madam Sami menggelang kepala tidak masuk akal Raymond yang bahkan tidak tau mana mati bisa termasuk orang- orang itu.

Tapi kita tidak bisa menilai buku dari sampulnya, Madam Sami mulai merasa sedikit cemas sekarang.

"Ini merepotkan, apa kalian tau apa itu mana?"

Pertanyaan Madam Sami mengakhiri pertengkaran mereka, mereka saling memandang menggeleng kepala tidak tau.

"Mana adalah bentuk energi yang ada dialam dan didalam tubuh manusia, itu adalah sumber dari segala mantra sihir. Ada 2 jenis mana, mana hidup dan mana mati. Tidak seperti mana hidup yang bisa dipakai seluruh makhluk, mana mati hanya bisa dipakai sebagian orang saja." 

Mereka diam mendengarkan dengan cermat perkataan Madam Sami, banyak hal yang tidak mereka ketahui tentang dunia ini.

Seperti Monster yang mereka temui di Hutan kematian, dan kekuatan sihir yang mereka anggap sebagai imajinasi liar kebanyakan Remaja.

Itu semua cukup untuk menarik rasa ingin tau mereka, dunia yang asing dan aneh yang sangat ingin mereka jelajahi.

"Sebagian orang? Siapa mereka." 

Pertanyaan Arion kembali membuat Madam Sami terdiam.

"Hah..... aku benar- benar tidak mau mengatakan ini, tapi jika kalian penasaran akan kuberitau. Mereka adalah orang buangan dengan kata lain orang yang dibuang oleh dewa." 

"Orang yang dibuang oleh dewa? Heh...ini menarik." 

Liora mengedipkan matanya beberapa kali heran atas gumanan Raymond, Liora merasa Raymond sekarang tidak hanya menyebalkan tapi juga gila.

"Apa menurutmu Ray sudah gila Rion?" 

Dari sudut matanya Arion melihat Liora dengan wajah serius berbisik menanyakan hal konyol.

"Mungkin, jika kamu penasaran kenapa tidak tanya saja?" 

Liora menatap Arion seolah mengatakan 'kau gila?', Arion mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti mengapa Liora menatapnya begitu.

"Tidak mau, apa kamu tidak melihat nya tadi Pria cantik itu menarik rambutku dan menendangku hanya karena aku ingin tidur ditempat tidurnya. Dia menyebalkan dan sudah pasti dia gila kan?" 

Arion menghela nafas dia merasa jika dia membantahnya akan terjadi hal yang lebih merepotkan.

"Ya, kalau begitu mulai sekarang dia gila." 

"Berhentilah berbisik- bisik kalian berdua aku bisa mendengarnya dan aku tidak gila."

Kaget atas teriakan marah Raymond, Arion dan Liora melompat dari tempat dudunya. Sedetik kemudian mereka berlari keluar kamar, disusul Raymond dengan marah.

Madam Sami menghela nafas tidak lagi memperdulikan pekelahian mereka. Dia mengeluarkan bola seukuran kepalan tangan Pria dewasa lalu membaca mantra.

Bola itu mulai bersinar lalu wajah seorang anak laki- laki muncul didalam bola.

[Sami ada apa?]

"Tidak, aku hanya ingin memberitaumu mereka sudah sadar dan...." 

Setelah ragu- ragu sejenak Madam sami memutuskan untuk mengatakan nya.

"Salah satu dari mereka bisa menyerap mana mati." 

Anak laki- laki disebrang terdiam sejenak, lalu dia tersenyum penuh arti.

" 'Jangan ikut campur tentang itu sekarang ' itu yang ingin kau katakan bukan? Baiklah untuk saat ini aku tidak akan ikut campur." 

[Hehe.. terima kasih. Ngomong- ngomong Sami apa benar kau ingin mengurus mereka?]

"Ya, ini akan merepotkan."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status