Share

Bab 1

Seorang Pria yang tengah berdiri diam menatap sekelilingnya ada banyak pohon yang tinggi dan besar.

Terdengar suara air disebelah kirinya tanpa harus menoleh pria itu dapat melihat dengan jelas pemandangan yang menakjubkan.

Air sungai yang jernih yang dikelilingi bebatuan dan bunga- bunga yang indah.

jika bukan karena Gerombolan Serigala yang siap memakannya, Pria itu ingin lebih lama tinggal didekat sungai menikmati keindahan alam yang manakjubkan itu.

"Sial, jika aku menemukan mu akan ku bunuh kamu L."

Teriakan nya malah membuat Para Serigala mengejarnya lebih cepat, nafasnya sudah tak menentu kakinya pun mulai sakit.

Pria itu terus berlari kedalam hutan semakin lama dia terlari Pepohonan disekeliling nya semakin besar dan tinggi.

Kelelahan terliat jelas diwajah nya, sesekali dia akan tersandung akar pohon larinya pun semakin melambat.

Tapi Para Serigala tak peduli semua itu, dengan giginya yang tajam dan larinya yang kencang mereka terus mengejarnya

Pria itu terus berlari sekencang mungkin salah satu kakinya tak sengaja tersandung akar pohon membuatnya terjatuh dan merintih kesakitan.

Tepat dibelakang nya para serigala mulai mendekat, dia mencoba berdiri tapi sia sia kakinya terlalu sakit dan lelah karena lari terus menerus.

Saat Para Serigala mendekat, tak sengaja dari surut mata nya dia melihat gua kecil di antara pohon.

Pria itu menggulingkan dirinya melewati akar pohon yang besar hingga pintu masuk gua, Para Serigala mulai mendekat.

Dengan kekuatan terakhirnya. Pria itu masuk kedalam gua dia mendorong pintu gua, salah satu serigala melompat dengan mulut terbuka memamerkan gigi tajam nya.

Dengan putus asa pria itu mendorong pintu gua, tepat didepan nya gigi tajam Serigala hanya 5 cm di wajahnya Pria itu mengerahkan seluruh kekuatan nya.

Hingga akhirnya pintu berhasil ditutup.

"Raymond kau berhasil, kamu masih hidup Raymond."

Gumam nya terdengar cukup keras di gua sepi ini, Raymond terjatuh seluruh tenaganya habis dia bahkan tidak dapat menggerakan satu jari pun.

Diluar gua hujan turun deras hari pun semakin gelap para serigala sudah tak terlihat lagi di depan pintu gua, banyak pasang mata menatap pintu gua tapi tidak ada yang berani mendekat.

Hewan akan takut pada sesuatu yang jauh lebih kuat dari nya itu semacam insting.

Keesokan harinya, Raymond yang semalam pingsan kelelahan perlahan membuka matanya, dinginnya gua membuat raymond menggigil kedinginan dia hanya memakai baju tidur bergambar spongebob warna kuning.

Kaki kanan yang semalam keseleo semakin membengkak, Raymond menyandarkan tubuhnya kedinding gua menyeret tubuhnya yang kelelahan.

Sedari tadi perutnya terus berbunyi minta diisi tapi apa daya tidak ada apapun digua hanya batu, ranting dan tanah.

Sudah cukup lama dia berjalan tapi ujung gua tak kunjung terlihat, rasa sakit dikakinya semakin parah dia terjatuh.

Nafasnya tak menentu penglihatannya pun mulai kabur, dari kejauhan dia samar samar mendengar langkah kaki yang mendekat Raymond mencoba menggat kepalanya.

Melihat bayangan hitam didepan nya lalu dia pingsan.

"Permisi Tuan Nona jangan tidur disini nanti sakit."

Raymond mendengar dengan jelas suara lembut yang dingin itu sebelum benar benar pingsan.

•••••

"Hangat, tapi juga panas."

"Tentu saja panas kau tepat di depan api."

Suara lembut itu membuatnya tersadar, Raymond terlahan duduk kaki nya sekarang tidak terlalu sakit, api unggun di depan membuatnya merasa hangat.

"Permisi, Tuan Nona."

Sadar akan sesuatu yang jauh lebih penting, Raymond menatap Wanita didepan nya. Dia Wanita yang cantik mata biru keabuannya yang unik, kulit nya pucat dengan rambut hitam bergelombang membuat Wanita itu jauh lebih cantik.

"Hello.. nama ku Liora siapa nama mu tuan nona?"

"Oh.. hello aku Raymond terima kasih sudah menolong ku."

Liora mengagukan kepalanya, dia menyicitkan matanya mengamati penampilan Raymond. dia memiliki rambut pirang tidak emas dengan mata sebiru lautan dia termasuk Pria tampan

Lebih tepatnya, dia Pria cantik wajahnya yang cantik seperti Perempuan itu terkadang membuat Liora salah mengira dia Wanita.

Tak satu pun dari mereka yang bicara suasana menjadi canggung, hanya suara ranting yang dimakan api dan benturan dari lubang disebelah kanan Raymond yang terdengar.

Merasa tidak nyaman, Raymond mencoba bicara tapi tak satu pun kata keluar dari mulutnya malah membuat suasana semakin canggung.

Benturan yang keras menarik perhatian mereka, ada sesuatu yang datang dengan sangat cepat dari lubang di samping Raymond.

Sebelum sempat menghindar, Raymond tertindih oleh sesuatu yang besar dan berat. Tubuhnya yang masih sakit akibat dikejar Para Serigala membuat Raymond merintih kesakitan

Liora menatap Buaya besar dan berat diatas tubuh Raymond dengan tatapan lapar, mata nya terbinar, buru- buru Liora merai ekor Buaya dan memindahkannya hingga siap dibedah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status