Share

Pernikahan Sepupu

"Rudii, sini mampir dulu, untuk minum kopi!" perintah Paman.

 

"Buru-buru, Man, besok lagi." sahut Mas Rudi, sambil mengegas motor.

"Enggak bawa durian?" selidik Paman.

"Besok kalau pas hari repsepsinya aku bawakan durian. Mau berapa buah, Paman?" ujar Mas Rudi.

"Berapa saja, yang penting gratis." sahut Paman, sambil tersenyum.

"Okay lah, aku pulang dulu takut kemalaman di jalan." ujar Mas Rudi.

"Iya hati-hati!" pesan Paman.

Ndroooon .....ndrooon, droooon.

Mas Rudi pun gergegas pulang ke kebun. Dengan mengendarai motor gunungnya, yang gelepotan tanah merah.

 Mereka semua memuji dan menyanjungku, yang memiliki suami baik hati. Memiliki kebun durian, yang luasnya sampai berhektar - hektar. Setiap perkataan mereka, aku hanya mampu menjawabnya dalam hati, sambil  tersenyum untuk menutupi luka di hati.

Rere sudah terlelap. Mungkin dia merasa capek dan badannya pun sedikit demam. Mungkin

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status