Share

Aku juga Hamil

"Mas Indra, cepat bangun antar aku ke rumah Bu Bidan!" perintahku pada Mas Indra, yang masih tertidur pulas.

"Sebentar, aku ngantuk sekali!" sahutnya tanpa membuka mata.

Aku beranjak bangun dari pembaringan, membuka pintu koridor, kemudian duduk di teras kamar. Pandanganku menyapu ke penjuru angkasa, menampakkan awan biru yang unik. 

"Sangat indah," gumamku.

Bulir-bulir bening kembali mengalir dari sudut mata yang sembab milikku. Pikiranku meronta-ronta membayangkan setiap malam, suami yang tercinta bercinta dalam jeratan setan. Banyak perempuan di dunia ini. Namun, mengapa harus dengan dia, ibu tirinya sendiri? Ah, pikiran ini begitu menyiksa jiwa, bahkan sepertinya bisa membuat perempuan yang tidak kuat rohaninya bisa gila.

'Mengapa aku selalu terjebak pada lelaki berengsek? Apakah dosa yang telah aku lakukan di kehidupan sebelumnya, sehingga harus memiliki nasib seperti?'

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status