(NOT) PERFECT BOYFRIEND

(NOT) PERFECT BOYFRIEND

Oleh:  holipehh  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
70 Peringkat
23Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dinda Maessa Adriani, seorang yang mungkin terlihat sangat beruntung bisa berpacaran dengan Ardzan Dirgantoro, CEO muda pemilik hak waris Toro Grup, perusahaan Proverty terbesar di Asia. Namun siapa siangka, justru Dinda berada dibawah tekanan Ardzan! Ardzan ternyata seorang yang punya penyakit mental, bahkan Dinda selalu menjadi sasaran empuk Ardzan ketika ia punya banyak masalah. Tubuh Dinda penuh dengan bekas luka memar, akibat sering dipukulin oleh Ardzan, tetapi entah mengapa sampai saat ini Dinda masih bertahan dengan Ardzan.

Lihat lebih banyak
(NOT) PERFECT BOYFRIEND Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
risa putri
Dua kata baca ini "EMOSI"........ sm kelakuannaya Ardzan, GEREGETAN sm sikapnya Dinda
2021-11-04 22:22:08
0
user avatar
Perindu Surga
ayo Thor.. beri jalan keluar
2021-06-14 13:38:21
0
user avatar
Aililea (din din)
Ardzan kijim imit, ah aku kesel, tenang Dinda aku dibelakang mu 🤭
2021-06-13 20:36:12
0
user avatar
SURIYANA
Huhuhu. Semoga ada jalan keluar yang bikin Dinda bahagia dan bisa keluar dari "siksaan" Ardzan.
2021-06-13 01:04:37
0
user avatar
Veedrya
Sambil kritik dikit boleh? Semoga g menyinggung yaaa... Perusahaan Property, bukan proverty Keep it up Kakak.... Semoga ide ngalir terus, it's a nice story!!!
2021-06-12 19:42:38
0
user avatar
Elpit
Orang-orang mengira Dinda beruntung berpacaran sama Ardzan, tapi kenyataannya belum tentu seperti ini. Orang hanya bisa melihat luarnya saja, nggak tau aslinya kayak gimana
2021-06-12 19:27:31
1
user avatar
MissDey
Gak ada yang perfect kok di dunia ini. Kamu tenang aja 🤭 btw smngat nulis buat author.
2021-06-12 11:54:35
0
user avatar
Crearuna
Blindy by love! Go get out
2021-06-12 11:39:30
0
user avatar
Annabella Shizu
Ardzan perlu diberi pelajaran nih, seenaknya aja mukul2 cewek! 😤 Terus berkarya buat author, semangat!
2021-06-11 22:03:20
0
user avatar
Pida golan
Huhu, kesian Dinda nya thor:) semoga Dinda bisa dpat kebahagiaan, semangat up nya
2021-06-04 01:00:25
1
user avatar
Si Mendhut
bagus THooor ceritanya 🥰
2021-06-03 23:37:39
1
user avatar
Rainfall
semangat thor
2021-05-30 16:44:44
1
user avatar
Rainfall
semangat thor
2021-05-30 16:44:16
1
user avatar
Rossystories
Ceritanya unik dan menarik Kak. Aku suka idenya... Semangat dan banyak" belajar yah🤭🤭😁
2021-05-29 16:26:17
1
user avatar
Iqbaal Dhiram
Seharusnya Dinda ngelepasin ardzan, buat apa cowok posesive yang bisanya mukul dipertahanin? Kalau masih punya akal sehat sih meding tinggalin!
2021-05-29 02:49:52
2
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
23 Bab
Prolog
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Dinda, ia memegang pipinya dan merintih kesakitan, tetapi laki-laki itu kembali menamparnya, kali ini pipi bagian kanan Dinda."Zan, sakit..." rintih Dinda.Ardzan Dirgantoro, kekasihnya."KALAU LO MASIH NGELAWAN PERINTAH GUE? LO TAU SENDIRI AKIBATNYA!" Bentak Ardzan tepat di telinga Dinda.Ardzan mendorong tubuh Dinda dengan kasar, hingga Dinda terpental.Ardzan tersenyum dengan sinis menatap Dinda, lalu keluar dari ruangan kerja Dinda, Ardzan menggebrak pintu dengan sangat keras.Sedangkan Dinda, ia hanya bisa menangis sambil merintih kesakitan. Hanya karena Dinda menolak makan siang dengan Ardzan, padahal Ardzan tahu sendiri kalau alasannya karena kerjaan Dinda belum selesai. Ardzan memang selalu seperti ini ketika Dinda menolak permintaannya, tak peduli hal itu besar maupun kecil.Dinda bekerja di perusahaan milik papanya Ardzan, sebagai staff Administrasi. Sedangkan Ardzan sebagai
Baca selengkapnya
Bukan pacar brengsek
"Gue mau kita liburan bulan depan," kata Ardzan."Tapi Zan, kerjaan aku numpuk," balas Dinda.Ardzan menggebrak meja, "Gue gamau tau!"Dengan deru nafas yang berhembus dengan kasar Ardzan menatap Dinda dengan membulatkan matanya, Ardzan tidak boleh dibantah!"Tapi, Zan-" ucapan Dinda Terpotong.Ardzan menarik degan paksa rambut Dinda, dengan sangat keras, ia tak peduli Dinda meringis kesakitan, yang terpenting tidak ada yang berani terhadapanya."Zan--sakit..." rintih Dinda kesakitan.Ardzan semakin kencang menarik rambut Dinda, "Gue gak peduli!"Ardzan selalu saja seenaknya, seolah-olah Dinda tidak punya perasaan, tidak punya rasa sakit, Ardzan selalu mementingkan dirinya sendiri, ia tidak peduli bagaimana hati dan pikiran Dinda.Ardzan melepas tarikannya dari rambut Dinda, kali ini ia beralih ke rahang Dinda, ia mencengkram dengan kasar dan sangar kencang rahang milik Dinda.Ardzan membulatkan matanya, menatap Dinda denga
Baca selengkapnya
Vionita?
Setelah pekerjaan hari ini telah selesai, Dinda memutuskan untuk segera bergegas pergi dari kantor agar bisa pulang lebih awal.Di tempat Parkir terlihat Ardzan tengah beridiri di depan mobil mersi putih miliknya, Ardzan melipat tangannya di dada, wajahnya yang sangat tampan serta gayanya yang cool membuat Ardzan diperhatikan oleh karyawannya yang berada disekitaranya.Dinda menghampiri Ardzan, "Kamu gak pulang duluan?""Masuk," Ardzan berlalu dari hadapan Dinda, ia masuk ke dalam mobilnya.Sesuai perintah Ardzan, Dinda masuk ke dalam mobil Ardzan."Kenapa?" Tanya Dinda pelan.Ardzan memukul kemudinya dengan kasar, "Lo tahu gak sih gue nungguin lo berapa lama?!"Dinda menggeleng, karena jujur Dinda tidak mengetahui kalau Ardzan menunggunya pulang.Ardzan menatap Dinda dengan tatapan yang sangat tajam, matanya seperti akan keluar."SATU JAM GUE NUNGGUIN LO!" bentak Ardzan, dengan deru nafas yang terengah-engah."Maaf, tadi a
Baca selengkapnya
Tidak Mengerti Sama Keadaan
Dinda memainkan ponselnya, membuka aplikasi sosial media miliknya, instagram.Dinda tersenyum ketika melihat fotonya dengan Alisya, Dalvin dan Dirinya. Mereka bertiga memang sudah sahabatan semenjak duduk di bangku SMP, Alisya yang  tomboy, Dalvin yang pintar walau nakal, dan Dinda yang tidak terlalu banyak bicara.Dulu ketika masih sekolah, mereka hampir setiap hari menghabiskan waktu bersama, tidak pernah ada kata bosen mengganggu pikiran mereka. Tetapi, mereka terpaksa harus berpisah, ketika Dalvin memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Australia, jarak yang sangat jauh. Hingga, tiga tahun yang lalu Dinda mendapat kabar kalau Dalvin balik lagi, dan menjalin hubungan yang cukup serius dengan Alisya.Dinda tersenyum, ia sungguh tidak menyangka kedua sahabatnya ini bejodoh, ia ikut bahagia melihat mereka berdua akan segera melaksanakan pertunangan. Tetapi ia juga bingung, bagaimana caranya ia membucarakan hal ini kepada Ardzan, sedangkan Ardzan pasti m
Baca selengkapnya
Karena Hati Sudah Terlatih
Hari ini Dinda berangkat lebih pagi ke kantor, karena ia ingin segera menyelesaikan pembicaraannya dengan Ardzan. Setelah sampai di kantor, Dinda langsung masuk ke ruangan Ardzan. Ardzan tidak terlalu menyukai yang namanya ramai, itu sebabya ruangan Ardzan hanya berwarna putih, di tambah tidak ada pajangan apapun di ruangan ini, hanya terlihat satu foto kebersamaannya Dinda dan Ardzan yang terpajang di meja kerja Ardzan.Dinda duduk di sofa yang sengaja kantor sediakan untuk klien yang sedang meeting atau berbicara khusus dengan Ardzan, sambil menunggu Ardzan datang Dinda memainkan ponselnya membuka beberapa koleksi foto kebersamaannya dengan Ardzan, tetapi itu foto lama bahkan sangat lama. Karena satu tahun ini mereka tidak pernah foto berdua, bukan karena mereka terlalu sibuk dengan dunia kerja, tetapi karena Ardzan yang menolaknya.Pintu ruangan Ardzan terbuka, sekretaris Ardzan memasuki ruangan Ardzan sambil tersenyum melihat ke arah Dinda.Vionita
Baca selengkapnya
Boneka bukan pacar?
Ardzan mengumpulkan seluruh karyawannya di lobby kantor, karena ada hal yang ingin dia sampaikan kepada seluruh karyawannya.Setelah seluruh karyawannya berkumpul, termasuk Dinda, Ardzan langsung memulai pembicaraan."Oke, saya mengumpulkan kalian disini karena ada hal yang ingin saya sampaikan," kata Ardzan dengan wajah yang terlihat serius.Memang kalau Ardzan berbucara dengan orang lain Ardzan bisa cool seperti ini, bahkan pasti tidak ada yang mengira kalau Ardzan itu pemarah kalau lagi sama Dinda.Seluruh karyawan mengangguk.Ardzan kembali melanjutkan pembicaraannya, "Untuk bulan depan, karena papa saya masih tugas di luar negeri  dan saya serta Dinda akan liburan ke bali. Jadi, seluruh wewenang perusahaan saya alihkan kepada sekretaris saya, Vionita."Alisya menatap Dinda dengan sinis, padahal baru saja kemaren Dinda bilang kalau mereka ke Bali buat kerjaan, tetapi kenapa Ardzan bilang untuk liburan.Setelah Ardzan selesai
Baca selengkapnya
Dalvian Prasetyo
Sudah hampir seminggu Dinda tidak masuk kerja, karena tubuhnya masih memar akibat ulah Ardzan yang memukulinya tanpa jeda. Dinta tidak berobat, ia takut nantinya akan menjadi masalah karena luka nya tidak biasa. Dinda hanya tidak ingin memperpanjang masalah, apalagi nantinya pasti ia lagi yang akan kena imbasnya oleh Ardzan.Dinda sendirian di rumah, karena papa nya masih dirawat dirumah sakit. Dinda juga tidak menengok papa nya karena keadaan Dinda yang tidak baik.Saat Dinda mau memejamkan matanya, suara ketukan pintu terdengar, dengan langkah pelan karena menahan sakit disekujur tubuhnya, Dinda membuka pintu rumahnya.Ternyata Ardzan yang datang, Ardzan tidak sendiri tetapi bersama dengan Vionita, sekretarisnya di kantor.Dinda tersenyum, walaupun baru kali ini Ardzan menengoknya, mungkin Ardzan sedang banyak kerjaan, sehingga baru menyempatkan menengok dirinya.Ardzan dan Vionita duduk bersebelahan, sedangkan Dinda duduk berhadapan dengan mereka ber
Baca selengkapnya
Metromini
Setelah seminggu Dinda tidak masuk kerja, hari ini Dinda memutuskan untuk bekerja. Karena Dinda tidak ingin mengecewakan atasannya yang sekaligus kekasihnya itu, padahal kalau boleh jujur tubuh Dinda masih merasakan sakit, tetapi Dinda mencoba melupakan rasa sakitnya itu dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja di depan banyak orang.Dinda memasuki kantornya ditemani oleh Alisya, karena Dinda ditawarin ngantor bareng oleh Alisya, awalnya Dinda kira Alisya masih marah karena persoalan kemaren, ternyata Alisya tidak marah hanya saja Alisya kecewa, karena Dinda tidak jujur kepadanya.“Din, istirahat bareng gue ya?” tanya Alisya.Dinda mengangguk, “Oke, nanti gue ke ruangan lo, Lis.”Alisya pergi ke ruangannya, sedangkan Dinda masuk ke dalam ruangannya.“Ardzan?” Dinda sedikit terkejut melihat Ardzan yang duduk di kursi kerjanya dengan tangan yang Ardzan lipat di dada.Ardzan menghampiri Dinda, “Lo bila
Baca selengkapnya
Masa lalu vs Masa depan
Setelah seluruh pekerjaan selesai, Dinda diminta Ardzan untuk mengirim laporan hasil presentasi minggu lalu ke anak perusahaan Toro Group, karena akan ada meeting ulang besok pagi. Dinda pergi sendiriian, karena Ardzan masih ada jadwal meeting berdua dengan Vionita katanya, Dinda hanya bisa mengangguk mengikuti perintah Ardzan, mau bagaimanapun Ardzan adalah bosnya, Dinda harus mengikuti perintah Ardzan.Dinda berjalan menyusuri kantor anak perusahaan Toro Group, perusahaan ini tidak sebesar Toro Group, tetapi lebih dari kata mewah untuk ukuran anak perusahaan. Karyawan disini semuanya telah mengenal Dinda yang berstatus sebagai kekasih Ardzan, mereka kagum terhadap Dinda, karena bisa menaklukan Ardzan, anak pemilik Toro Group. Mereka mengira kehidupan Dinda sangatlah Bahagia, menyenangkan, karena adannya Ardzan, Ah! Mereka mungkin akan menarik kata-kata itu jika mengetahui sifat asli Ardzan yang menakutkan.“DINDAA!” Panggil seorang Laki-laki dibelakang Di
Baca selengkapnya
Sahabat yang baik
Dengan Langkah terburu-buru Dinda memasuki kantornya, beberapa karyawan terlihat memperhatikan Dinda, menatapnya dengan tatapan keheranan, mungkin mereka kebingungan melihat Dinda yang seperti lagi dikejar seseorang, padahal kenyataannya Dinda yang mengejar seseorang. Iya, Dinda mengejar kedatangan Ardzan, karena ia takut jika Ardzan datang lebih dulu pastinya Dinda kena omel lagi.Dinda membuka laptopnya, melihat beberapa file yang masuk ke emailnya, terlihat sekali begitu numpuk! Dengan terpaksa Dinda membuka satu persatu file tersebut, untung saja Dinda mengerti isi filenya karena Dinda pernah berada diposisi Vionita dulu. Lagian kenapa begitu mudahnya Vionita mengeoper alihkan pekerjaannya, memangnya segitu sibuknya apa meeting mereka berdua, tidak! Dinda hanya bisa bergumam dalam hatinya, dan terus mengerjakan tugas yang Ardzan berikan kepadanya.Suara telpon Dinda berdering.Dengan cepat Dinda mengambil ponselnya di saku celananya, tertera nama Da
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status