Share

Bab 5. Terungkap

Di saat itu, tiba-tiba saja Alberto mendengar suara pintu diketuk oleh seseorang dari luar ruangan. Muka Alberto langsung merasa pucat. Jantungnya berdebar kencang.

Alberto merasa sangat panik dan bingung. Ia melihat seluruh ruangan itu, tapi ia merasa tidak ada tempat untuk bersembunyi. Apa yang harus Alberto lakukan? Itu adalah yang Alberto pikirkan.

"Apa yang harus aku lakukan?" Alberto meminta pendapat Vega.

"Cari tempat bersembunyi, Alberto!" perintah Vega.

"Di mana?" Alberto meminta Vega untuk memberi tahu tempat yang spesifik.

“Di belakang lemari!” perintah Vega.

“Oke.” Alberto langsung berusaha untuk mencari tempat.

Vega langsung berdiri dari kursinya, tapi tiba-tiba saja pintu telah terbuka. Mereka langsung melihat ke pintu. Nafasnya tidak beraturan. Tidak lama kemudian, mereka melihat Lorena yang berada di depan pintu. Muka Alberto langsung pucat.

Matanya melotot. Jantungnya berdebar kencang dan tidak beraturan. Jari jemarinya mendingin. Ia merasa takut jika Lorena mengetahui mereka telah berkencan.

“Alberto!” ucap Lorena dengan suara yang hampir berteriak, mukanya yang pucat, dan matanya yang melotot.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Mata Lorena pun masih melotot dengan dirinya yang terpatung di tempatnya. Alberto langsung mencoba untuk berbohong.

“Aku penanggung jawab pelajaran Anatomi Manusia dan Fisiologi Manusia. Jadi, aku dan Vega ada di sini?”

"Tapi, kenapa kamu melakukan itu, Bert?" Lorena berkata seperti dirinya yang menahan tangis, karena ternyata suara yang ia dengar tadi adalah suara Alberto dan Vega. Lorena ingin menangis, tapi dia berusaha untuk tegar dan menahan semua kesedihannya.

"Apa?" Alberto mengernyitkan dahi. Ia berpura-pura bingung dan tidak mengerti maksud dari kata-kata Vega.

"Kenapa kamu ...?" Lorena ingin menanyakan alasan Alberto berselingkuh dengan Vega, tapi Vega yang langsung paham dengan maksud kata kata Lorena langsung memotong kata Lorena dan ikut dalam perbincangan tersebut.

“Maksudmu, kenapa Alberto berhubungan seks denganku tadi?” Perkataan tersebut membuat Lorena dan Alberto menatap ke arah Vega.

"Apa? Apa kamu berhubungan seks dengan Profesor Vega, Alberto?" Lorena menatap Alberto dengan tatapan tak percaya, karena tak percaya Alberto akan berselingkuh darinya. Alberto merasa sangat bingung. Di satu sisi, dia telah berjanji kepada Vega untuk memutuskan Lorena. Tetapi, disisi lain ia masih sangat mencintai Lorena dan tidak ingin menjadi pacar Vega.

Alberto hanya terdiam untuk beberapa saat sembari ia menggigit bibirnya, karena ia merasa dirinya harus memilih antara Vega dan Lorena. Setelah beberapa saat, Alberto mengembuskan napasnya dengan berat karena ia merasa berat untuk memutuskan hal itu. Ia lebih memilih Lorena dan meninggalkan Vega, karena bagi Alberto, mungkin saja Vega berselingkuh dengannya lagi. Dulu Vega bisa berselingkuh dengan Dion, meskipun Alberto telah memperlakukan Vega dengan sangat baik.

Ia sering mentraktir Vega makan di restoran-restoran kesukaan Vega, menonton bioskop, jalan-jalan, dan membelikan Vega barang-barang yang Vega inginkan. Mereka pun sering karaoke bersama dan berkencan. Mereka selalu berkencan setiap minggu. Mereka selalu bermain dewasa di hotel setelah Alberto mengabulkan semua keinginan Vega. Apalagi saat ini, tentu Vega bisa berselingkuh dari Alberto lagi.

“Tidak.” Alberto menggelengkan kepalanya.

Vega langsung tertawa dalam hati, karena ia tahu Alberto tidak akan pernah mengakui dirinya yang berkencan dengan Vega. Memang ada orang yang telah berselingkuh di dunia ini mengaku kepada pasangannya bahwa, ia telah berselingkuh? Jika ada, pastinya di dunia ini tidak akan ada agensi detektif atau mata-mata atau detektif atau orang yang menerima jasa untuk menyelidiki kasus seperti itu.

Semua orang yang berselingkuh di dunia ini pasti inginnya mendapatkan keduanya. Ia ingin mendapatkan hati selingkuhannya dan hati pasangannya. Karena itu, Vega telah menyiapkan hal ini sebelumnya. Vega langsung mendekatkan dirinya ke Alberto. Vega menatap ke arah Alberto dengan tatapan liar dan suara yang seksi. “Apa kamu melupakan momen indah kita, Sayang?”

Lorena hanya memperhatikan mereka. Alberto langsung mengelak dari Vega dan tidak mengakui bahwa, mereka telah berkencan. “Yang mana? Jangan mengaku-aku, deh! Kita nggak pernah melakukan itu.”

Vega langsung mengepalkan tangannya, menekuk wajahnya, dan mengembuskan napasnya dengan berat sembari menatap dengan tatapan tajam ke arah Alberto, karena ia merasa kesal dengan Alberto yang tidak mengakui mengenai diri mereka yang telah bermain dewasa. “Baru saja, kita bermain dewasa kamu telah lupa. Baru saja, kamu berjanji bahwa, kamu akan memutuskan Lorena, tapi kamu telah lupa. Memangnya, kamu pikir, aku tidak punya bukti dari semua itu? Memangnya, kamu pikir, aku ini sebodoh itu, Alberto?”

“Tetapi, kita memang tidak pernah berkencan, Vega. Kamu jangan berbohong dan membuat rumor tentang kita berkencan! Hanya karena kamu mencintai aku. Aku tahu, kamu mencintai aku dan kamu ingin memiliki aku. Kamu ingin aku putus dengan Lorena, tapi tidak seperti ini juga, Vega.” Alberto berusaha untuk meyakinkan Lorena bahwa, Alberto dan Vega tidak pernah berkencan.

“Aku? Seperti itu? Kau pikir, aku gila?” Vega langsung mengernyitkan dahi dan menatap ke arah Alberto dengan tatapan tajam. Vega langsung tertawa.

Vega merasa tingkah Alberto sangat lucu. Di sisi lain, ia merasa senang karena Alberto benar-benar tidak tahu bahwa, dirinya merekam diam-diam sebelum mereka sedang bermain dewasa di karpet. Tepatnya, saat mereka berciuman Vega langsung menyalakan rekaman tersebut. Vega merasa sangat yakin bahwa, Alberto pasti akan merasa kaget jika ia menunjukkan rekaman suara tersebut.

“Aku benar-benar tidak menyangka, kamu bisa berkata seperti itu, Alberto.” Kepalan tangan Vega semakin kencang. Vega langsung berdiri dari kursinya.

“Ingat saja, Alberto! Aku akan menghukummu lebih berat dari ini, karena kamu tidak langsung mengakui mengenai dirimu yang telah berkencan denganku,” ucapnya dalam hati sembari Vega berjalan ke arah telepon genggamnya yang berada di dekat karpet.

Sesampainya di sana, Vega langsung mengambil telepon genggamnya. Setelah itu, ia berjalan ke kursinya sembari mencari hasil rekaman Alberto dan Vega yang sedang bermain dewasa. Alberto dan Lorena masih terdiam di posisi mereka. Mereka hanya memperhatikan tingkah Vega saja. Sesampainya di kursinya, Vega langsung memberikan telepon genggamnya. Ia langsung memutar rekaman audio tersebut kepada Lorena.

Lorena mendengar percakapan mereka, suara desahan Vega yang keras, suara desahan Alberto yang sedang merasakan kenikmatan, dan perkataan Alberto akan memutuskan dirinya demi Vega. Hal itu membuat Lorena merasa sedih. Lorena langsung menghembuskan napasnya dan menatap ke bawah untuk menyembunyikan perasaan sedihnya. Ia mencoba untuk mengolah emosinya agar ia tidak menangis, tapi Lorena malah tidak kuat menahan tangisnya yang membuat air matanya mulai menetes. Semakin lama, air matanya mengalir semakin deras membasahi wajahnya hingga ia menangis sesenggukkan.

“Aku tidak pernah menyangka bahwa, ia akan berselingkuh dariku demi Vega. Tadi pagi, aku dengar bahwa, ia tidak akan kembali dengan Vega karena telah berselingkuh dari dirinya. Tetapi, mengapa sekarang ia malah mengkhianatiku? Mengapa ia malah berselingkuh dengan Vega dari diriku?” ucap Lorena dalam hati.

“Mengapa mereka malah bermain dewasa? Apa karena aku sering menolak untuk bermain dewasa dengannya dikarenakan aku sibuk? Mengapa Alberto tidak bisa memahami kondisiku? Padahal, aku selalu bisa memahami kondisi Alberto,” ucap Lorena lagi dalam hati.

Sementara itu, Alberto merasa tidak tega melihat Lorena yang menangis deras. Ia mencintai Lorena, tapi ia tidak tahan dengan godaan sensual Vega yang merangsangnya. Alberto merasa malu untuk bertemu Lorena. Jangankan bertemu Lorena, menatap Lorena pun dia merasa sudah sangat malu. Karena itu, Alberto hanya diam saja.

Setelah audio mereka selesai diputar selama lima menit, Vega langsung mengambil telepon genggamnya dan menghentikan audio itu. “Sayangnya, aku hanya punya rekaman audio selama kita bermain dewasa tadi saja. Aku bisa mengirimkannya kepadamu, jika kau mau, Lorena. Maafkan aku! Aku harus menghentikan pemutaran rekaman audio ini, karena aku harus mengajar kelasmu, Lorena.”

Setelah itu, Vega menatap ke arah Alberto dengan tajam. “Jadi, mau ataupun tidak mau kamu mengakui mengenai kebenaran kita yang telah bermain dewasa, aku sudah punya buktinya. Aku akan memberikan bukti ini kepada setiap orang yang tidak percaya mengenai permainan dewasa kita. Memangnya, apa yang salah dari bermain dewasa? Kamu itu sudah dewasa dan mengerti akan hal itu.”

Lorena langsung menatap tajam ke arah Alberto. Alberto langsung mengakui kejujurannya. “Ya. Itu benar. Kita baru saja bermain dewasa, Lorena. Maafkan aku!”

“Aku rasa, kamu juga sudah pernah bermain dengan Lorena, meskipun hanya beberapa kali. Aku tahu, Lorena sangat sibuk dengan tugasnya hingga sering menolak ajakanmu. Aku juga tahu bahwa, hasratmu sudah tidak tertahankan lagi sehingga dengan mudahnya aku dapat mengajak Alberto. Aku tidak perlu bersusah payah untuk mengajak Alberto bermain dewasa. Aku paham dengan kondisi kalian.” Vega berkata lagi kepada Alberto.

“Jadi, bagiku, tidak ada yang salah. Kita saling mencintai sehingga aku tidak perlu mengajak Alberto susah payah untuk bermain denganku. Selain itu, dia masih ingat momen-momen kita bersama dahulu, Lorena. Aku menanyakannya tadi di kelas mengenai momen kita bersama yang berkaitan dengan pelajaran. Kalau tidak percaya, tanya saja dengan Dario!”

“Dia tahu bahwa, aku mentes Alberto dan ia merasa bingung dengan maksud perkataanku yang tersirat. Jadi, sudah dapat dipastikan 100% bahwa, ia masih mencintaiku, Lorena! Satu lagi, karena kamu sudah mendengar semua itu dan Alberto sudah berjanji untuk memutuskanmu, jadi kamu tinggal menunggu saja Alberto putus denganmu! Persiapkan mentalmu! Jangan sampai kamu gila, karena kamu sudah tergila-gila Alberto, mengharapkan Alberto, dan Alberto malah lebih memilih aku dibandingkan kamu karena memang aku jauh lebih baik darimu, Lorena!”

“Saya izin pergi dulu, Professor!” Lorena langsung izin pergi untuk ke kelasnya.

“Saya juga izin pergi ke kelas juga, Professor,” Alberto langsung izin pergi dari tempat tersebut sembari ia menundukkan kepalanya.

“Silakan! Saya juga mau pergi dari tempat ini ke kelas Lorena.” Vega langsung mengambil buku yang terletak di mejanya.

Setelah itu, Vega pergi dari tempat itu ke kelasnya dengan tawa dalam hatinya. Ia merasa sangat senang, karena ia telah memiliki Alberto. Sudah dapat ia pastikan bahwa, Lorena dan Alberto akan putus karena tidak mungkin Lorena masih mempertahankan hubungannya dengan Alberto di saat Lorena tahu bahwa, Alberto telah berselingkuh darinya. Tidak ada wanita di dunia ini yang ingin diselingkuhi, memaafkan lelakinya yang telah berselingkuh, dan mempertahankan hubungan mereka terkecuali orang-orang yang sudah terlalu mencintai dan orang-orang yang telah menikah terkadang mempertahankan hal itu untuk status, keluarga, takut diejek, dan untuk anak-anak mereka.

Tetapi, dari psikologi Lorena, Vega dapat memastikan 100% bahwa, Lorena pasti akan meninggalkan Alberto karena Lorena tidak terlalu mencintai Alberto. Jika Lorena sangat mencintai Alberto, tentu saja Lorena akan memilih untuk bermain dewasa dengan Alberto dibandingkan mengerjakan tugas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status