"Mi ...." "Padahal Mimi sudah semedi di spa demi nama ini. Gangga Semesta Jadiyaksa." Bumi dan Rey saling tatap. Mereka tak menyangka nama yang disiapkan begitu indah dan jauh dari nama aktor Hollywood. "Itu artinya apa, Mi?" tanya Bumi. Penasaran dia dan sejujurnya agar tertarik. Nama itu terden
Rey yang keheranan merebut lembar itu, dan responnya juga sama—membulatkan mata seakan-akan tidak percaya. "Bum, kamu serius?" tanya Rey. Melihat Sakha yang ada di sebelahnya mematung tak bergerak memantik rasa penasarannya menjadi semakin besar. Di dekatinya Bumi, lantas duduk di sisi ranjang. "B
Bumi cuma bisa nyengir saja. "Jangan tertawa, Bum! Ini tidak lucu!" dengkus Sakha. - - Enam bulan kemudian. Ballrorm sebuah hotel dihias sedemikian rupa megahnya. Lampu, bunga, serta balon menjadi ornamen pendukung pesta pernikahan dua bersaudara itu. Dua bersaudara? Ya, mereka adalah Aryan d
Mata Rio langsung terbelalak hebat. "Jadi ... jadi kamu yang digilainya, dan istrimu adalah orang yang dibuatnya keguguran?" terka Rio. Dia masih belum bisa menetralisir keterkejutan. "Ya begitulah kira-kira. Dan kamu masih saja menyukainya?" Rio terkekeh hambar. "Nasib benar-benar buruk. Aku tahu
Tiga bulan yang lalu "Kenapa kamu pergi secepat ini Mas?" Perempuan paruh baya yang terlihat masih cantik bernama Widanita Amara itu terlihat menangis di samping tubuh suaminya yang sudah terbujur kaku. Duduk di sampingnya sang putri-Nayota Tristanputri dan putranya-Narayan Tristanputra yang juga
Tiga Bulan kemudian "Perempuan tidak butuh pria yang good looking, tapi good rekening," ucap Wida. Bumi yang berada di atas balkon kamarnya hanya bisa memandangi Wida, Yota dan seorang pria yang mungkin kekasih saudara tirinya itu. Bumi tak bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan
"Tidak ada orang yang bisa kamu percaya di dunia ini, meski itu bayanganmu sendiri." __ Bulan sudah nampak menggantung di langit, angin malam yang dingin masuk melalui jendela kamar Bumi yang masih terbuka lebar dan meniup kordennya hingga berkibar. Gadis itu meletakkan pulpen lalu menutup buku h
Sebelum masuk ke ruang pertemuan, Bumi memilih berbelok ke kamar mandi, Ia meninggalkan Aryan begitu saja tanpa permisi setelah menyambar kunci mobilnya. Saat akan masuk ke sana, tanpa sengaja Bumi berpapasan dengan seorang wanita paruh baya, meskipun tak saling mengenal tapi mereka terlihat saling